Lelang Sukuk Bakal Laris Manis

Sabtu, 19 Januari 2019 | 13:53 WIB
Lelang Sukuk Bakal Laris Manis
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (22/1). Analis menilai, penawaran SBSN ini dapat kembali berlangsung ramai.

Hal ini didukung oleh terus membaiknya persepsi risiko investasi di Indonesia dan negara emerging market lainnya. Sebagai catatan, pemerintah akan melelang lima seri sukuk negara dengan target indikatif senilai Rp 8 triliun.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar mengatakan, persepsi risiko di Indonesia mengalami perbaikan walau mendapat sentimen negatif dari pasar global. Sebut saja mulai penutupan pemerintahan (shutdown) di Amerika Sertikat (AS) serta masalah pemisahan diri Inggris dari Uni Eropa atau Brexit yang tak kunjung usai.

Ini terbukti dari posisi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun yang berada di level 124,37 pada Jumat (18/1). Padahal Senin (13/1) lalu CDS masih berada di level 129,89. Setali tiga uang, CDS Indonesia tenor 10 tahun berada di posisi 202,909 pada Kamis (17/1). Posisi ini sudah lebih rendah ketimbang Senin (14/1) yang ada di 209,025.

Indonesia juga punya daya tarik lebih dari nilai imbal hasil obligasinya yang terbilang tinggi di antara negara-negara berkembang lainnya. “Investor asing masih tetap tertarik dengan obligasi dari Indonesia, tak terkecuali sukuk,” kata Anil, kemarin.

Lebih lanjut Anil bilang, sentimen hasil data neraca perdagangan Indonesia yang kembali defisit pada bulan Desember lalu serta keputusan Bank Indonesia yang tetap mempertahankan suku bunga acuan dianggap tidak berpengaruh banyak terhadap kelangsungan lelang. Dengan kondisi demikian, Anil yakin nilai penawaran yang masuk minimal bisa menyamai pencapaian lelang sukuk negara sebelumnya sebesar Rp 17,81 triliun.

Sentimen positif bagi lelang kali ini juga datang karena derasnya arus dana asing ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini membuat pemerintah memiliki posisi tawar yang lebih kuat saat lelang berlangsung. Alhasil, peluang investor untuk meminta imbal hasil yang terlampaui tinggi akan menipis.

“Kalau penawaran masuk tinggi dan imbal hasil yang diminta sesuai dengan pasar, pemerintah bisa menyerap dana di atas target indikatif,” ungkapnya.

Seri-seri bertenor pendek maupun panjang diperkirakan akan diburu oleh para investor. Apalagi, terdapat dua seri baru yang dilelang pada Selasa nanti, yakni SPN-S 23012020 dan PBS022. Keduanya mewakili seri tenor pendek dan panjang.

Rencananya, SPN-S 23012020 menawarkan imbalan diskonto dengan waktu jatuh tempo pada 23 Januari 2020. Sedangkan PBS022, selaku seri terbaru akan jatuh tempo 15 April 2034. Namun nilai imbalan tetapnya belum ditentukan saat ini.

Menurut Anil, investor akan memaksimalkan kedua seri baru tersebut saat lelang sebagai wadah untuk mendiversifikasi portofolionya.

Asal tahu saja, masih ada tiga seri yang ditawarkan pemerintah. Pertama, seri SPN-S 09072019 menawarkan imbalan diskonto dengan waktu jatuh tempo pada 9 Juli 2019. Kedua, seri PBS014 yang waktu jatuh tempo pada 15 Mei 2021 dan memiliki tingkat imbalan yang ditawarkan sebesar 6,50%. Ketiga, seri PBS019 memiliki tingkat imbalan yang ditawarkan sebesar 8,25%.

Sebagai informasi, pada lelang sukuk negara sebelumnya, pemerintah menyerap dana senilai Rp 8,65 triliun dari total penawaran yang masuk mencapai Rp 17,81 triliun.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler