Berita Market

Makin Panas, Harga Batubara Melejit ke US$ 148 per Ton

Jumat, 16 Juli 2021 | 06:05 WIB
Makin Panas, Harga Batubara Melejit ke US$ 148 per Ton

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara global pecah. Kemarin, harga batubara kontrak pengiriman Agustus 2021 di ICE Newcastle menyentuh US$ 148 per ton.

Ini artinya, harga batubara melejit 8,82% dibanding akhir pekan lalu yang masih bertengger di US$ 136,10 per ton. Sepanjang tahun ini, kenaikannya sudah mencapai 85%.

Harga batubara tersengat proyeksi kenaikan konsumsi listrik global di tahun ini, karena pandemi membatasi kegiatan mobilitas. International Energy Agency (EIA) pada Kamis mengatakan, permintaan listrik global akan naik 5% di tahun 2021, setelah turun 1% tahun lalu.

Sebagian besar kebutuhan listrik akan datang dari Asia, di mana kawasan ini menjadikan batubara sebagai sumber terbesar penyediaan listrik. Jadi, permintaan akan batubara diperkirakan membludak,

Di sisi lain, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, penambahan pasokan masih terkendala beberapa faktor. Pertama, musim penghujan yang cukup ekstrem di China Juni-Juli 2021 mengganggu produksi dan transportasi pengiriman batubara.

Padahal, China merupakan negara dengan kebutuhan batubara tertinggi di dunia, yaitu 5,5% dari kebutuhan global. China juga masih memberlakukan pelarangan pembelian batubara dari Australia.

Kedua, Korea Selatan dan Jepang secara bersamaan saat ini melakukan pemeliharaan terhadap cadangan minyaknya sekitar dua sampai tiga bulan. Sehingga, kebutuhan batubara relatif lebih tinggi.

Namun, kenaikan ini sudah di kisaran puncak. Ibrahim memperkirakan, saat curah hujan lebat mereda Agustus mendatang, harga batubara berpeluang merosot lagi dari kisaran US$ 140. Ibrahim memprediksi harga batubara hingga akhir tahun bertengger di level US$ 110 per ton.

Sementara Founder Traderindo.com Wahyu Laksono melihat, kenaikan harga batubara yang dimulai pada kuartal tiga tahun lalu berpotensi terhenti pada kuartal keempat nanti, atau paling tidak mulai reda di kuartal pertama 2022. Menjelang musim dingin di China, batubara termal akan mencapai periode permintaan puncaknya.

Alasan dia, saat harga naik, maka produsen batubara di China, Australia, atau Indonesia, akan bersemangat memacu penjualan dan ekspor. “Karena produksi naik, maka kecemasan soal suplai akan hilang dan harga bisa melemah,” terang Wahyu.

Tambah lagi, merespons melejitnya harga, China menyatakan berencana merilis 10 juta ton batubara atau sekitar 25% dari cadangannya ke pasar, dengan tujuan meredam harga komoditas.

Proyeksi Wahyu, harga batubara dalam jangka panjang akan berkisar di US$ 40-US$ 140 per ton. Proyeksi konsolidasi tahunan di kisaran US$ 80-US$ 100 per ton. Untuk jangka menengah, di rentang US$ 110-US$ 140 per ton.

Terbaru