Mandi Susu

Senin, 11 November 2024 | 14:50 WIB
Mandi Susu
[ILUSTRASI. TAJUK - Hendrika Yunapritta]
Hendrika Yunapritta | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, kita disuguhi pemandangan mandi susu yang bikin miris. Treatment mandi susu di spa, harganya relatif mahal dan dampaknya menyenangkan. Berbeda dengan mandi susu yang dilakukan oleh para peternak susu di dekat Tugu Susu Tumpah Boyolali. Mereka melakukannya untuk membuang susu yang tidak tertampung industri pengolahan susu (IPS). Dalam sehari, total  yang dibuang sebanyak 50 ton susu. Selain untuk mandi susu di jalan, panenan sapi perah itu mereka buang di TPA Winong.  

Aksi peternak dan pengepul susu Boyolali, menyusul aksi serupa yang dilakukan peternak Pasuruan, Jawa Timur. Dalam catatan salah satu koperasi peternakan sapi perah, mereka membuang dua sampai tiga tangki susu berkapasitas 17 ton per tangki, sejak awal Oktober 2024. 

Sebelumnya, seluruh produksi susu selalu terserap oleh industri pengolahan susu. Hanya saja, beberapa bulan lalu, industri mengurangi permintaan antara dua hingga lima ton susu per hari secara mendadak.  Alasannya, daya beli masyarakat menurun dan maintenance mesin. Namun belakangan, kalangan petani susu meyakini IPS lebih pilih susu impor ketimbang panenan lokal. 

Koperasi yang sudah telanjur menampung susu dari peternak, harus menyimpan susu yang tersisa di lemari pendingin. Biar mutunya tidak turun, susu harus disimpan pada suhu 0 derajat Celcius, paling lama 24 jam. Lebih dari itu, kualitas susu tidak prima. Masalahnya, kapasitas pendingin di koperasi, terbatas. 

Nah, susu yang tak tersalur itulah yang dibuang. Ironisnya, rentetan tindakan buang susu ini, mengemuka ketika pemerintah getol mempersiapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kalau dirunut, impor susu kita lumayan besar. Sampai Agustus 2024, menurut BPS, impor susu kita US$ 605 juta. Angkanya memang turun dibandingkan Januari-Agustus 2023 yang mencapai US$ 674,2 juta, tapi mampu bikin para petani harus membuang panenan susu mereka. 

Tambah lagi, ada kabar Kementan mewacanakan mengundang investor dari Vietnam untuk industri sapi  perah di Indonesia, demi memenuhi 1,8 juta ton susu kebutuhan MBG. 

Mumpung masih beberapa bulan menjelang MBG, semoga Pemerintah terpanggil untuk memberdayakan pasokan susu lokal. Jika memang kualitas susu dari petani lokal kurang sesuai standar, sebaiknya dibantu agar memenuhi kriteria. Karena, bukankah salah satu misi MBG adalah memberdayakan ekonomi lokal? Dan, kita tak perlu lagi melihat aksi mandi susu di jalan. 

Selanjutnya: Pariwisata dan Pertumbuhan Ekonomi

Bagikan

Berita Terbaru

 Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya
| Kamis, 21 November 2024 | 09:12 WIB

Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya

PTBA menggadang hilirisasi batubara menjadi Artificial graphite dan anode sheet. Sementara ADRO berambisi menjadikannya bahan baku pupuk.

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan
| Kamis, 21 November 2024 | 08:54 WIB

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan

Pemerintah mengklaim bakal membantu pembangunan transmisi dan gardu induk lantaran tidak mudah untuk mencapai nilai keekonomian.. 

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit
| Kamis, 21 November 2024 | 08:45 WIB

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit

Mata uang Asia masih berpeluang melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) setidaknya sampai akhir tahun 2024 ini.

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:43 WIB

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi

Berinvestasi pada surat utang korporasi menjadi alternatif menarik bagi investor, Terlebih, di tengah kondisi pasar yang volatil 

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy
| Kamis, 21 November 2024 | 08:37 WIB

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy

Menakar prospek bisnis dan kinerja saham PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) di tengah tren laju harga amonia

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:05 WIB

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi

Net foreign buy terbesar dalam lima hari terakhir tercatat berlangsung di saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal
| Kamis, 21 November 2024 | 07:55 WIB

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal

Undang-Undang (UU) Migas memperbolehkan entitas koperasi untuk mengelola sumur minyak tua yang selama ini dibor secara ilegal oleh masyarakat.

Energi Nuklir Menjadi Alternatif Penambahan Listrik Hijau 75 GW
| Kamis, 21 November 2024 | 07:15 WIB

Energi Nuklir Menjadi Alternatif Penambahan Listrik Hijau 75 GW

Energi nuklir masuk kategori yang sudah bisa disambungkan ke transmisi atau jaringan listrik publik atau on grid.

Genting Berhad Bangun Klinik Stem Cell di KEK Sanur
| Kamis, 21 November 2024 | 07:05 WIB

Genting Berhad Bangun Klinik Stem Cell di KEK Sanur

Fontaine Vitale akan memanfaatkan kemitraan strategis dengan Celularity Inc yang akan mengembangkan terapi sel alogenik dari plasenta.

Harga Melonjak, Nilai Ekspor Kopi Menanjak
| Kamis, 21 November 2024 | 07:00 WIB

Harga Melonjak, Nilai Ekspor Kopi Menanjak

Harga kopi robusta di pasar global  di level US$ 3.000 per ton pada awal 2024 dan naik ke level tertinggi, yakni US$ 5.300 per ton pada September.

INDEKS BERITA

Terpopuler