MARKET GLOBAL: Poundsterling Melonjak Karena Harapan Brexit, Saham Global Melandai
KONTAN.CO.ID - LONDON. Setelah naik hingga mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir, saham global mulai ambil nafas sejenak. Reli bursa Asia di tengah harapan kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China telah membuat pasar melakukan aksi ambil untung dalam semalam.
Sementara itu di Eropa, pasangan GBP/USD melompat ke 1,3150. Selain itu, berita buruk soal beberapa perusahaan mendorong FTSE London turun sebanyak 1%.
Di sisi lain, pasar minyak mulai stabil setelah Presiden AS Donald Trump berkomentar soal OPEC, kalau harga sudah terlalu tinggi. Hal tersebut sempat memicu kejatuhan harga minyak terbesar tahun ini. Imbal hasil obligasi juga terkulai. Namun, pergerakan forex masih mendominasi.
Poundsterling bullish, dikaitkan laporan bahwa Perdana Menteri Inggris Theresa May sedang mempertimbangkan untuk menunda deadline Brexit pada 29 Maret, sehari setelah Partai Buruh bergeser menuju arah mendukung referendum kedua.
Selain kenaikannya terhadap dollar, pound juga naik hampir setengah persen terhadap euro ke level tertinggi satu bulan di 86,31 pence. "Apa yang kami lihat sekarang adalah risiko Brexit," ujar Ahli Strategi Nomura FX Jordan Rochester, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/2).
Di sisi lain, dollar mendekati level terendah dalam satu minggu terhadap mata uang utama. Ini karena pasar juga menunggu testimoni dari Ketua The Fed, Jerome Powell yang harus menjelaskan mengapa ia mundur dari rencana kenaikan suku bunga lebih lanjut di tahun ini.
"Pasar akan mencari tanda bahwa The Fed masih nyaman dengan kebijakan saat ini," ujar Steven Dooley, Ahli Strategi Mata Uang di Western Union Business Solutions. "Pasar juga akan ingin mendengar rincian tentang hasil akhir dari program pengurangan neraca The Fed," imbuhnya.
Di tempat lain, pasar India tengah terguncang oleh ketegangan perbatasan antara India dan Pakistan, yang keduanya memiliki senjata nuklir. Indeks saham NSE tergelincir, mata uang rupee jatuh, dan obligasi naik.
Saham Australia kehilangan 0,9%, terbebani oleh saham energi yang anjlok karena harga minyak jatuh, semalam. Nikkei Jepang turun 0,4%, dan saham China ditutup turun setelah melonjak karena optimisme perdagangan AS, pada hari Senin kemarin.
Pasar saham mulai bernafas lega karena Trump menunda kenaikan tarif. Ditambah lagi, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik turun 0,5%.
Analis JP Morgan telah mendesak investor untuk menahan antusiasme mereka. Karena ada beberapa hal. Pertama, tidak ada tanggal tenggat waktu baru pada perundingan perdagangan di AS. "Kedua, tidak ada pernyataan resmi yang diterbitkan dari kedua belah pihak usai perundingan di Washington," ujarnya.
Investor juga akan mengawasi pertemuan AS dan Korea Utara yang akan berlangsung dua hari pada pekan ini. Para pemimpin kedua negara akan mencpoba mencapai kesepakatan tentang janji Pyongyang untuk menghentikan program senjata nuklirnya.