Mati di Lumbung

Sabtu, 08 Januari 2022 | 09:00 WIB
Mati di Lumbung
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masalah batubara masih masih panas. Setelah tujuh hari pelarangan ekspor batubara berlaku, pemerintah masih bergeming dengan keputusan. Stop ekspor batubara, meski protes menguar, baik di dari dalam negeri hingga buyer luar negeri.

Pasokan batubara dalam negeri tengah kritis, utamanya untuk pembangkit listrik. Jika pasokan tak aman,  listrik padam alias blakout.  Dan, keputusan pemerintah jelas, stop ekspor batubara.  

Pemerintah memang harus membuat keputusan, meski ada yang harus dikorbankan.  Pilihannya  tentu dengan menetapkan kebijakan yang berdampak seminimal mungkin bagi rakyat.

Pasalnya, yang paling utama, adalah memastikan kewajiban pasokan batubara pasar lokal atau domestic market obligation aman agar kebutuhan dalam negeri tercukupi dan rakyat aman.  

Dari 5,1 juta metrik ton batubara penugasan pemerintah, hingga tanggal 1 Januari 2022, hanya dipenuhi sebesar 35.000 metrik ton,  kurang dari 1% yang terpenuhi. Ratusan produsen batubara yang memiliki kewajiban memasok dalam negeri,  hanya 93 perusahaan yang memenuhi kewajibannya.

Data per Oktober 2021, ada 490 perusahaan batubara yang DMO-nya 0 alias tak menjalankan kewajiban. Ada juga 30 perusahaan dengan posisi DMO 1% sampai 24%. Lalu ada 17 perusahaan, pemenuhan DMO  25% sampai 49 %. Kemudian, 25 perusahaan dengan DMO 50% sampai 75%.

Miris memang, mengingat lebih banyak banyak produsen batubara yang selama ini tak menjalankan kewajibannya. Di sisi lain, fakta data ini juga mengungkap lemahnya pengawasan. Sanksi tegas dari teguran sampai pencabutan izin tumpul, meski aturan ada.  

Maka karena itulah, penyelesaikan pasokan batubara ini untuk lokal menjadi alot. Pemerintah maju mundur dalam membuat keputusan. Jika merujuk atur yang ada jelas, cabut izin usaha jika tak memenuhi dan bagi pengusaha yang patuh, silakan ekspor.  

Negeri ini tersandera komoditas. Punya banyak komoditas, namun pemanfaatannya compang camping. Selain batubara,  bangsa ini gagal juga mengendalikan harga minyak goreng, meski  jadi produsen sawit mentah alias crude plam oil alias CPO terbesar dunia.

Krisis batubara dan minyak goreng menjadi bukti bahwa dalam hal pemanfaatan komoditas yang jadi sumber kekayaan bangsa, Indonesia betul-betul memenuhi peribahasa rekaan nenek moyang sendiri: bak ayam yang mati di lumbung padi. 

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026
| Jumat, 05 Desember 2025 | 15:00 WIB

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026

SMDR tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 4 triliun ayang dialokasikan untuk menambah kapal baru.

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian
| Jumat, 05 Desember 2025 | 14:00 WIB

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian

Target GTSI adalah juga mencari sumber pendapatan baru agar tidak tergantung dari LNG shipping dan FSRU.

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 12:50 WIB

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis

Pendapatan IMAS sampai dengan September 2025 ditopang dari PT IMG Sejahtera Langgeng senilai Rp 14,79 triliun atau tumbuh 15,46% YoY.

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?
| Jumat, 05 Desember 2025 | 10:03 WIB

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?

Dengan target transaksi harian hanya Rp 14,5 triliun, besaran dana untuk menyerap saham free float 15% sekitar Rp 203 triliun termasuk besar.

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:53 WIB

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi

Pergerakan saham teknologi ke depan akan jauh lebih selektif dan berbasis kinerja, bukan lagi sekadar euforia sentimen.

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

INDEKS BERITA

Terpopuler