Melihat Prospek Emiten Rokok dari Kebijakan Tarif Cukai Rokok

Kamis, 25 September 2025 | 07:05 WIB
Melihat Prospek Emiten Rokok dari Kebijakan Tarif Cukai Rokok
[ILUSTRASI. Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Gorontalo Abvianto Syaifulloh (kedua kanan) bersama Komandan Lanal Gorontalo Letkol Laut (P) Hanny Chandra Sukmana (kanan) dan Kepala Kantor Bea Cukai Gorontalo Ade Zirwan (kedua kiri) melihat barang bukti rokok ilegal saat konferensi pers di Markas Komando Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (6/8/2025). Tim gabungan TNI AL bersama Bea Cukai Gorontalo mengamankan seorang tersangka pemilik 100.740 batang rokok ilegal atau tanpa pita cukai yang diterima melalui paket pengiriman di wilayah Bongomeme, Kabupaten Gorontalo. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/tom.]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Pemerintah mengenai tarif cukai rokok diproyeksi bakal mendorong kinerja emiten rokok. Dalam anggaran 2026, pemerintah menargetkan pertumbuhan penerimaan cukai sebesar Rp 13 triliun naik 6% yoy.

Dari jumlah tersebut, Kementerian Keuangan menargetkan sekitar Rp3–6 triliun berasal dari penerapan cukai minuman berpemanis atau sugar-sweetened beverage (SSB). CGS International menyatakan bahwa dengan asumsi faktor lainnya tetap, tarif cukai rokok hanya perlu dinaikkan 3–5% pada 2026 untuk mencapai target penerimaan tersebut.

Berbagai pembahasan di DPR yang mendorong tarif cukai rokok yang lebih rendah, memang disambut baik oleh Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa.

Menkeu Purbaya juga beberapa waktu lalu menyampaikan rasa terkejut oleh tingginya taro\if cukai hasil tembakau (CHT) di Indonesia dengan akumulasi rata-rata kenaikan cukai dalam beberapa tahun terakhir yang mencapai 57%.

Baca Juga: Mempertimbangkan Cukai Rokok Rakyat

Dia menilai, tingginya tarif CHT tersebut, turut menekan sisi penerimaan negara sebab saat tarif cukai rendah justru pendapatan negara cenderung lebih tinggi.





Sinyal positif yang dikeluarkan oleh Pemerintah terkait dengan tarif cukai tersebut, sempat membuat beberapa saham emiten rokok melambung.

Saham emiten PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) dalam seminggu belakangan menguat 21,54%, lalu PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) menguat 27,55% selama lima hari terakhir, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 21,78% dan PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) naik 42,60%.

Namun pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (23/9), keempat saham rokok tersebut kompak melemah. HMSP misalnya, melemah 4,82% ke level Rp 790, WIIM melemah 4,58% ke level Rp 1.250, lalu GGRM melemah 7,59% ke level Rp 13.700 sedangkan ITIC, yang menjadi produsen tembakau iris, menjadi satu-satunya emiten yang dikenakan status unusual market activity (UMA) dari keempat emiten rokok.

Harga saham ITIC terlihat sudah melambung sebesar 115,5% sejak 4 September 2025. Pada Selasa (23/9) kemarin, saham ITIC sempat menyentuh auto-reject atas (ARA) atau meroket 25% ke level Rp 482.



Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai karena saham-saham tersebut sudah dalam kondisi overbought secara teknikal, wajar apabila terjadi koreksi sehat. Euforia pasar belakangan ini jelas dipicu oleh wacana kenaikan tarif cukai yang lebih rendah dan dukungan Menteri Keuangan.

"Ke depan, yang paling penting adalah implementasi kebijakan. Jika dijalankan dengan baik, bukan hanya kinerja fundamental emiten rokok yang membaik, tetapi juga kontribusi sektor terhadap penerimaan negara akan lebih optimal," ujar Nafan kepada KONTAN, Rabu (24/9).

CGS International dalam riset yang tayang pada 15 September 2025 memperkirakan tarif cukai rokok di Indonesia kemungkinan hanya akan naik 3% sampai dengan 5% pada tahun 2026 mendatang, dibandingkan dengan rata-rata 9% dalam lima tahun terakhir.

"Kami kini melihat kemungkinan lebih besar adanya kebijakan cukai yang lebih longgar," tulis Analis CGS International Jason Chandra dalam risetnya.

Pihaknya juga melihat bahwa kebijakan cukai ini, akan memulihkan kinerja emiten rokok seperti HMSP. Setelah sebelumnya menyesuaikan one off beban pajak HMSP pada 2025, kini EPS Perseroan diproyeksi bisa pulih sebesar 16% pada 2026 mendatang.

Pada 2026 mendatang, CGS International memperhitungkan kenaikan tarif cukai 5% dan kenaikan average sale product (ASP) sebesar 3%. Terdapat pula potensi kenaikan jika besaran tarif cukai yang dinaikkan lebih rendah, walaupun Pemerintah belum menerbitkan serta mengindikasikan angka spesifik.

Walau begitu, Jason Chandra memperkirakan bahwa setiap penurunan 1% tarif cukai, berpotensi mendorong laba bersih HMSP di tahun 2026 tumbuh sebesar 8%. Tak hanya itu, dengan subsidi Pemerintah yang hadir kembali di semester II-2025, akan menopang daya beli konsumen dan membuat HMSP menaikkan harga jualnya.

"Kami memperkirakan bahwa setiap kenaikan 1% ASP, bisa meningkatkan laba bersih HMSP di tahun 2026 sebesar 12%," imbuhnya.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Prospek Emiten Rokok dari Kebijakan Tarif Cukai Rokok
| Kamis, 25 September 2025 | 07:05 WIB

Melihat Prospek Emiten Rokok dari Kebijakan Tarif Cukai Rokok

Sinyal positif yang dikeluarkan oleh Pemerintah terkait dengan tarif cukai tersebut, sempat membuat beberapa saham emiten rokok melambung.

Arah IHSG Hari Ini, Kamis (25/9) Menanti Berbagai Data
| Kamis, 25 September 2025 | 07:00 WIB

Arah IHSG Hari Ini, Kamis (25/9) Menanti Berbagai Data

Pengesahan UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026 bisa menjadi sentimen positif yang mendorong kenaikan IHSG jangka pendek.

Geber Ekspansi, ACES Buka 14 Gerai Baru Sampai Agustus
| Kamis, 25 September 2025 | 06:49 WIB

Geber Ekspansi, ACES Buka 14 Gerai Baru Sampai Agustus

Sepanjang tujuh bulan pertama 2025, ACES mencatat same store sales growth -2,9% YoY, jauh di bawah target yang memproyeksikan tumbuh positif 1%.

Akuisisi Schroder, Manulife Aset Manajemen Indonesia Menjelma Jadi MI Terbesar di RI
| Kamis, 25 September 2025 | 06:46 WIB

Akuisisi Schroder, Manulife Aset Manajemen Indonesia Menjelma Jadi MI Terbesar di RI

Total nilai aset kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia dan Schroder Investment Management Indonesia mencapai Rp 54,4 triliun. 

Net Sell Menghantui IHSG, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (25/9)
| Kamis, 25 September 2025 | 06:41 WIB

Net Sell Menghantui IHSG, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (25/9)

Meski IHSG menguat tipis, investor asing mencatatkan aksi jual bersih alias net sell sekitar Rp 524,55 miliar.

Menjaring Saham Emiten Penyebar Dividen
| Kamis, 25 September 2025 | 06:31 WIB

Menjaring Saham Emiten Penyebar Dividen

Memilih saham-saham emiten pembagi dividen dengan cuan menarik​ di tengah pasar saham yang masih fluktuatif.

Industri Kertas Masih Bisa Menggeliat
| Kamis, 25 September 2025 | 06:30 WIB

Industri Kertas Masih Bisa Menggeliat

kebutuhan terhadap bahan baku kertas daur ulang (KDU) yang belum sepenuhnya tercukupi dari dalam negeri.

Pamor Mobil Murah LCGC Tersenggol Mobil Listrik
| Kamis, 25 September 2025 | 06:24 WIB

Pamor Mobil Murah LCGC Tersenggol Mobil Listrik

Gaikindo mencatat penjualan mobil LCGC turun 32,4% (yoy) selama Januari-Agustus 2025, akibat tekanan daya beli dan kehadiran mibil listrik

Ekonomi Masih Muram, Rupiah Makin Tertekan
| Kamis, 25 September 2025 | 06:24 WIB

Ekonomi Masih Muram, Rupiah Makin Tertekan

Ketika tren IHSG cenderung menguat dan mampu menembus rekor tertinggi baru, rupiah justru masih sulit keluar dari zona Rp 16.600 per dolar AS.

Impor BBM untuk SPBU Swasta Tiba di Jakarta
| Kamis, 25 September 2025 | 06:18 WIB

Impor BBM untuk SPBU Swasta Tiba di Jakarta

Pertamina membuka ruang kolaborasi dengan semangat saling menghormati aturan dan tata kelola yang berlaku.

INDEKS BERITA

Terpopuler