Menakar Prospek Bank Tabungan Negara (BBTN) di Tengah Kenaikan Suku Bunga

Kamis, 29 November 2018 | 08:58 WIB
Menakar Prospek Bank Tabungan Negara (BBTN) di Tengah Kenaikan Suku Bunga
[ILUSTRASI. Bank BTN]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis properti memang cenderung turun beberapa tahun belakangan. Meski begitu, kebutuhan rumah tinggal, terutama rumah pertama, masih tetap tinggi.

Tak heran, penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) juga masih cukup besar. Bahkan, bagi PT Bank Tabungan Negara (BBTN), penyaluran KPR subsidi merupakan penopang utama kinerja.
 
Nurulita Harwaningrum, Analis MNC Sekuritas, mengatakan, penyaluran KPR subsidi BBTN tercatat naik 30,11% jadi Rp 88,92 triliun. Penyaluran KPR non subsidi juga tumbuh, tetapi tidak sebesar pertumbuhan KPR subsidi, yaitu cuma 13,22% menjadi Rp 74,69 triliun.
 
Segmen kredit BBTN terdiri dari 91% KPR dan 9% kredit di luar perumahan. Nurul menjelaskan, sebesar 50% penyaluran kredit mengalir ke KPR subsidi. "Sudah pasti karena masih ada program pemerintah, makanya KPR subsidi jadi pendorong kinerja BBTN bertumbuh, " kata Nurul kepada Kontan, Rabu (28/11).
 
Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dari pemerintah memang memberikan angin segar terhadap laju pertumbuhan kredit BBTN. "Program pemerintah tersebut memang sesuai dengan segmen pasar utama BBTN, yaitu pemilik rumah pertama. Segmen tersebut memang sedang bertumbuh," kata Nurul.
 
Selain itu, di tengah kenaikan suku bunga acuan, BBTN justru sukses menurunkan rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) menjadi 2,65% pada kuartal tiga 2018. Di periode yang sama tahun sebelumnya, NPL BBTN mencapai 3,07%.
 
Meski begitu, kenaikan suku bunga acuan cepat atau lambat akan terefleksi pada suku bunga bank dan bisa menjadi faktor yang menahan pertumbuhan kinerja. Namun, Nurul menilai BBTN akan menerapkan strategi penyesuaian kenaikan suku bunga secara bertahap ke nasabahnya. Strategi tersebut bisa membuat nasabah lebih tahan menghadapi kenaikan kredit.
 
Risiko kinerja
 
Namun, net interest margin (NIM) BBTN di kuartal III terkoreksi dari 4,49% tahun lalu jadi 4,35% tahun ini. Jika dilihat secara kuartalan, NIM di kuartal III masih lebih tinggi dari NIM di kuartal II tahun ini, yang sebesar 4,17%.
 
BBTN juga menghadapi beberapa potensi risiko yang bisa mempengaruhi kinerja keuangan. Pertama, risiko penurunan rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR).
 
Ini terjadi lantaran penyesuaian pelaporan kinerja keuangan akibat implementasi standar akuntansi baru, yang mulai berlaku di awal 2020. Standar akuntansi baru ini membuat bank harus menambah cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), yang bisa menurunkan CAR. "Risiko kerugian bisa meningkat apabila penerapan standar baru terjadi seiring pertumbuhan makroekonomi yang lebih lambat," kata Nurul.
 
Kedua, peningkatan biaya provisi. Ini terjadi akibat naiknya rasio cakupan. Di kuartal III-2018, rasio cakupan BBTN naik hingga 46%. Biaya provisi naik 44,84% di periode yang sama jadi Rp 867 miliar.
 
Analis Maybank Kim Eng Rahmi Marina memprediksi tingginya biaya provisi berpotensi menurunkan laba bersih BBTN di akhir tahun ini sebesar 6,3%.
 
Ketiga, peningkatan deposito. Kondisi ini memang mengakomodasi percepatan penyaluran pinjaman. Tapi jangan lupa, bagi bank, deposito merupakan dana mahal.
 
Namun, Raphon Prima, analis NH Korindo Sekuritas, menulis di dalam risetnya, saat ini dampak peningkatan biaya bunga tidak signifikan. Di kuartal III-2018 biaya bunga BBTN tumbuh sebesar 13%. Realisasi ini lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan bunga yang mencapai 16%.
 
Raphon dan Nurul sama-sama memberi rekomendasi buy BBTN. Raphon mematok target harga di Rp 3.050 per saham. Sedang target harga Nurul di Rp 3.000 per saham.
 
Kemarin, BBTN ditutup di Rp 2.530 per saham. Nurul menilai, harga saham BBTN saat ini telah diperdagangkan di bawah rata-rata selama tiga tahun, jadi sangat menarik.
 
Sementara Rahmi melalui risetnya merekomendasikan hold BBTN. Ia menghitung target harga BBTN di Rp 2.500 per saham.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Buku Cetak dan Digital Tetap Bebas PPN
| Rabu, 27 November 2024 | 07:21 WIB

Buku Cetak dan Digital Tetap Bebas PPN

Ditjen Pajak Kemkeu menegaskan semua produk buku, baik yang berbentuk cetak maupun digital, bebas PPN. 

Kelesuan Industri Properti di Kuartal III-2024
| Rabu, 27 November 2024 | 07:14 WIB

Kelesuan Industri Properti di Kuartal III-2024

Dari hasil survei yang dilakukan BI, pertumbuhan harga rumah tapak melambat dan penjualan rumah tercatat menurun

PLN Bakal Melibatkan Swasta Bangun Pembangkit Listrik Hijau
| Rabu, 27 November 2024 | 07:10 WIB

PLN Bakal Melibatkan Swasta Bangun Pembangkit Listrik Hijau

PLN akan mengeksplorasi berbagai opsi pendanaan, baik melalui kerja sama dengan pemberi pinjaman internasional maupun sumber daya lokal.

Awas Lonjakan Utang Jika Gagal Kerek Rasio Pajak
| Rabu, 27 November 2024 | 07:08 WIB

Awas Lonjakan Utang Jika Gagal Kerek Rasio Pajak

OECD memproyeksikan rasio utang pemerintah akan meningkat di tahun 2045 jika target tax ratio meleset

Roda Ekonomi di Tangan Kepala Daerah Baru
| Rabu, 27 November 2024 | 06:58 WIB

Roda Ekonomi di Tangan Kepala Daerah Baru

Melalui desentralisasi, para pemimpin baru di daerah diharapkan ikut berperan memajukan perekonomian di daerahnya 

Meski Jual 2,54 Persen Saham FILM di Harga Diskon, Tencent Masih Raup Untung 140%
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Meski Jual 2,54 Persen Saham FILM di Harga Diskon, Tencent Masih Raup Untung 140%

Tencent masih menguasai 1,14 miliarr saham PT MD Entertainment Tbk (FILM) dengan total nilai pasar mencapai Rp 4,19 triliun.

Pemerintah Tolak Proposal Investasi Apple
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Pemerintah Tolak Proposal Investasi Apple

Kemenperin akan menjadwalkan pertemuan dengan Apple guna membahas proposal investasi baru pasca ditolaknya rencana investasi sebelumnya.

Unilever Bidik Pertumbuhan Kinerja Agar Keluar dari Tekanan
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Unilever Bidik Pertumbuhan Kinerja Agar Keluar dari Tekanan

Unilever terus memperkuat inovasi produk secara berkelanjutan guna menjawab tantangan pasar yang terus berkembang.

Satu Dekade Investasi AS Tembus US$ 67 Miliar
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Satu Dekade Investasi AS Tembus US$ 67 Miliar

Nilai investasi Amerika Serikat di Indonesia tersebut adalah selama periode tahun 2014 sampai dengan 2023. 

Gaji Guru ASN dan Honorer akan Naik Tahun Depan
| Rabu, 27 November 2024 | 05:46 WIB

Gaji Guru ASN dan Honorer akan Naik Tahun Depan

Kenaikan guru honorer dan ASN akan diumumkan pemerintah saat peringatan hari guru tanggal 28 November 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler