Menambang Batubara Tidak Sekadar Garuk-Garuk Tanah

Senin, 06 Mei 2019 | 08:41 WIB
Menambang Batubara Tidak Sekadar Garuk-Garuk Tanah
[]
Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - SANGATTA. Pesawat twin otter meraung-raung menembus awan yang berlapis-lapis. Seringkali terguncang-guncang seperti mobil offroad. Suaranya begitu memekakkan telinga, masih saja menembus gendang telinga walau telah pasang penyumbat rapat-rapat..

Untunglah perjalanan tidak begitu lama, sehingga selusin teman seperjalanan tidak sampai mual-mual. Pesawat milik maskapai Hevilift itu sudah mendekati Bandara Tanjung Bara, Sangatta, setelah menempuh perjalanan hampir sejam dari Balikpapan, melintasi Samarinda, Jumat (26/4).

Pemandangan di daratan tampak berubah lebih hijau, ketimbang sebelumnya yang meranggas. Banyak petak tanah yang disiapkan untuk kebun, tapi sepertinya terbengkalai. Banyak pula lubang bekas galian tambang yang dibiarkan menganga. Siap menelan siapa saja.

Tapi menjelang Sangatta, hutan-hutan kembali rapat. Terhampar juga lapangan golf 18 hole yang dirancang cukup apik dan terawat.

Sangatta, Kalimantan Timur, suatu kota yang tumbuh seiring dengan kehadiran pertambangan batubara PT Kaltim Prima Coal (KPC). Wilayah seluas 35.747,5 km yang menjadi Ibukota Kabupaten Kutai Timur ini kini berpenduduk sekitar 250.000 jiwa.

Tercatat cukup banyak kontribusi anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di kota ini; seperti menyuplai kelebihan listrik sebesar 18 MW dari PLTU Tanjung Bara 3 x 18 MW, menyediakan air bersih dari Telaga Bening yang mengalir ke PDAM Tirta Tuah Benua, mendirikan RSUD Kudungga Sangatta, peternakan sapi, peternakan ayam, dan masih banyak lagi (lihat Rekam Jejak KPC).

Rehabilitasi di situs tambang batubara terbesar di dunia ini memang sudah dirancang sejak konsesi dipegang Rio Tinto dan BP pada 1993. Mereka mengawali proses penambangan dengan land clearing, menebangi pepohonan, dan membuka lahan memakai alat-alat berat. Tapi tidak sekadar garuk-garuk tanah sampai mengelupas habis, lapisan tanah subur yang disebut sebagai top soil itu mereka angkut ke tempat penimbunan sementara (stockpile). Top soil itulah yang kemudian dibawa kembali ke area reklamasi. "Minimal tebalnya 1 meter," ujar Untung Prihardiyanto, GM Mining Support Division KPC. Setelah dilapisi top soil, lahan tersebut bisa langsung ditanami pohon.

Pelajaran dari KPC

Praktik pertambangan yang baik itu terus berlanjut ketika Bumi Resources mengambil alih KPC dari tangan Rio Tinto dan BP pada 2003. Menurut Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, KPC sangat "sadar hijau". Sampai saat ini, KPC telah menghutankan kembali sebanyak 39% atau 10.013 hektare dari total lahan yang sudah terganggu seluas 25.659,2 hektare. Sebagian besar reklamasi itu berupa reklamasi normal, yakni rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi alam dan ekosistemnya.

Pekerjaan reklamasi tahun ini berwujud pengolahan di lahan seluas 423,6 hektare dan sebagian sudah ditanami 145.400 aneka macam pohon. Dus total sudah 6,56 juta bibit ditanam. "Penyerapan karbon naik signifikan," ujar Dileep.

Tak heran bila di sebagian lahan konsesi KPC seluas 90.938 hektare yang telah kembali hijau itu banyak didatangi berbagai macam binatang. Seringkali orang melihat monyet ekor panjang, beruk, rusa, owa, babi berjenggot, hingga beruang madu berkeliaran di antara pepohonan. Pada pagi hari, kicauan burung-burung yang berbulu indah itu terdengar begitu merdu. Tak jarang pula orangutan menyambangi permukiman warga sekitar.

Tidak hanya penghijauan di lahan konsesi tambang yang berstatus area penggunaan lain (APL), KPC juga mengubah bekas tambangnya menjadi telaga-telaga yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Dengan membangun tanggul, saluran air, serta instalasi pompa dan pemipaan yang nilai proyeknya total US$ 1,88 juta, terwujudlah waduk yang bisa menjadi sumber air bersih. Hasilnya PDAM Sangatta bisa meraup pendapatan Rp 1 miliar sebulan dari air olahan waduk reklamasi ini.

KPC juga membangun lubang-lubang tambangnya menjadi danau, yang di antaranya menjadi tempat wisata alam. Seperti Telaga Batu Arang. Areal seluas 270 hektare itu terasa sejuk dengan adanya telaga yang dikelilingi tanaman yang rimbun. Selain bisa berwisata air, pengunjung bisa mendirikan tenda di tepian. Aneka macam ikan air tawar pun berkembang biak dengan bebasnya di telaga berair tenang sedalam 35 meter ini.

Wisata Alam Telaga Batu Arang sampai saat ini masih dikelola KPC bekerjasama dengan Yayasan Sangatta Baru, belum diserahkan ke Pemkab Sangatta. "Kami harus memastikan dulu bagaimana kesiapan pengelolaannya, terutama dari sisi keamanan pengunjung, baru siap kami serahterimakan," ucap Wawan Setiawan, GM External Affairs & Sustainable Development KPC.

Aktivitas tambang sudah pasti mengaduk-aduk bumi. Tapi, KPC yang memproduksi hampir 80% dari 80,3 juta ton batubara BUMI merasa bertanggungjawab; tak akan meninggalkan begitu saja lubang yang menganga setelah mengeduk habis sumber daya alamnya. Upaya reklamasi dan rehabilitasi di areal pertambangan itu wajib dikerjakan sampai tuntas sehingga bermanfaat bagi ekosistemnya.

Pesannya: jangan ada lagi kejadian anak-anak tewas tenggelam di kolam bekas tambang liar, yang begitu mengenaskan tahun lalu. "Samarinda dapat mengambil pelajaran dari aktivitas KPC dalam mengelola areal tambang," ujar Dileep.

Bagikan

Berita Terbaru

Dibayangi Risiko, 12 Perusahaan Batubara Besar Tergantung Hanya Pada 1 Aset Tambang
| Rabu, 18 Juni 2025 | 12:00 WIB

Dibayangi Risiko, 12 Perusahaan Batubara Besar Tergantung Hanya Pada 1 Aset Tambang

Kini margin penjualan batubara cukup tertekan dengan harga yang kian melandai, ditambah kebijakan. transisi dan hilirisasi yang butuh biaya besar.

Harga Emas Terus Berkilau, Emiten Berpotensi Semakin Memukau
| Rabu, 18 Juni 2025 | 11:38 WIB

Harga Emas Terus Berkilau, Emiten Berpotensi Semakin Memukau

Tren kenaikan harga emas dunia akan mengerek harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) produk emiten emas.

Saham TOBA Akhirnya Disuspensi BEI Usai Melesat Lebih dari 100%, Prospeknya Masih Oke
| Rabu, 18 Juni 2025 | 10:50 WIB

Saham TOBA Akhirnya Disuspensi BEI Usai Melesat Lebih dari 100%, Prospeknya Masih Oke

Lonjakan harga saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) diwarnai aksi jual sebagian kepemilikan oleh PT Toba Sejahtera. 

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi (18 Juni 2025)
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:57 WIB

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi (18 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 Juni 2025) 1.943.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,16% jika menjual hari ini.

Penarikan Utang oleh Pemerintah Melonjak
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:07 WIB

Penarikan Utang oleh Pemerintah Melonjak

Realisasi penarikan utang baru mencapai Rp 349,3 triliun hingga Mei 2025 meningkat tajam sebanyak 164,22% secara tahunan

Meski Sejumlah Investor Kakap Jualan Saham BUMI, Analis Yakin Kinerja Bakal Membaik
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:02 WIB

Meski Sejumlah Investor Kakap Jualan Saham BUMI, Analis Yakin Kinerja Bakal Membaik

Kenaikan harga batubara serta diversifikasi ke bisnis pertambangan emas di Australia, bauksit dan smelter menopang prospek Bumi Resources.

Realisasi Belanja Negara  Tak Sampai 30% dari Pagu
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:01 WIB

Realisasi Belanja Negara Tak Sampai 30% dari Pagu

Idealnya akselerasi belanja harus dilakukan lebih awal, yakni mulai akhir kuartal II dan dipacu penuh di kuartal III

Pemangkasan Bunga Terganjal Geopolitik
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:54 WIB

Pemangkasan Bunga Terganjal Geopolitik

Pada tahun 2025, suku bunga global harusnya mulai menurun namun diperkirakan akan tertahan tensi geopolitik Timur Tengah

Setoran Pajak Masih Mengalami Kontraksi
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:49 WIB

Setoran Pajak Masih Mengalami Kontraksi

Direktorat Jenderal Pajak bakal menyigi transaksi digital sebagai salah satu upaya mengerek tax ratio

Pelemahan Data IKK dan IEKLK dari BI Menjadi Sinyal Pelemahan Ekonomi
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:05 WIB

Pelemahan Data IKK dan IEKLK dari BI Menjadi Sinyal Pelemahan Ekonomi

BI juga menyiratkan pesimisme masyarakat mengenai ketersediaan lapangan pekerjaan melalui survei Indeks Ekspetasi Ketersediaan Lapangan Kerja.

INDEKS BERITA

Terpopuler