KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jika ada pebisnis di Indonesia, yang benar-benar menanti kabar pemberian subsidi, itu adalah pelaku usaha dalam ekosistem motor listrik. Maklum saja, hanya subsidi dari Pemerintah yang bisa mendongkrak pasar motor listrik secara signifikan.
Motor listrik mulai masuk ke pasar Indonesia tahun 2020. Saat itu, penjualannya tak sampai 2.000 unit per tahun. Mulai tahun 2023, Pemerintah memberikan subsidi pembelian motor listrik, senilai Rp 7 juta. Hanya saja, saat itu, pemberian subsidi masih dengan beberapa syarat, seperti diberikan pada kalangan kurang mampu saja. Penjualan motor listrik tahun 2023 masih mini, meski sudah diberi subsidi, yakni sebanyak 11,5 ribu unit.
Penyerapan motor listrik di pasar Indonesia melonjak tahun 2024 lalu, saat pemberian subsidi hanya mensyaratkan NIK. Hasilnya, sejumlah 63 ribu unit motor listrik terjual.
Minat orang untuk membeli motor bersubsidi ini memang besar. Salah satu kanal penjualan motor listik adalah melalui hajatan PRJ, yang berbuntut sampai 2025. Konsumen yang sudah memesan dan memberikan uang muka untuk motor listrik bermerek Zeus Pilihan Terbaik (ZPT), ternyata belum menerima unit motor mereka berbulan kemudian. Banderol motor ZPT dengan subsidi ini benar miring, hanya berkisar Rp 2,99 juta, atau Rp 10,99 juta tanpa subsidi. Dari sisi konsumen, jelas selisih harga yang signifikan.
Perselisihan antara ZPT dan calon pembelinya sudah dirampungkan pertengahan Maret 2025 lalu. Namun, sampai kini, subsidi yang dinanti pembeli dan pebisnis motor listrik itu belum juga turun.
Tahun 2025 ini, sejatinya Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk meneruskan pemberian subsidi motor listrik. Tujuannya untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Tapi, akibat fokus Pemerintah tertuju pada negosiasi tarif dengan Amerika Serikat, maka aturan teknis subsidi motor listrik itu, jadi tersisihkan.
Mengutip Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), penjualan motor listrik kuartal pertama 2025 ini hanya 20%-30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kalau melihat penjualan kuartal I 2024 yang sejumlah 11.563 unit, maka motor listrik yang terserap pasar tahun ini, paling banyak 3.500 unit saja. Jadi, wajar jika banyak kalangan berharap Pemerintah segera membuka keran subsidi lagi. Di tengah lesunya pasar kendaraan roda dua secara umum, siapa tahu ini saatnya motor listrik kembali memanen penjualan.