Mengenal Stellar, Kripto Berlabel Halal

Jumat, 22 Februari 2019 | 17:17 WIB
Mengenal Stellar, Kripto Berlabel Halal
[]
Reporter: Petrus Dabu | Editor: Petrus Dabu

KONTAN.CO.ID -  Penggemar kripto dunia sepertinya mulai memperhitungkan perkembangan blockchain Stellar Lumens (XLM). Saat ini, XLM telah menjadi salah satu aset digital yang mulai banyak dilirik. Tak terkecuali oleh penggemar kripto di Indonesia.

XLM adalah kripto asli (native) yang beroperasi di atas teknologi perangkat lunak Stellar yang diluncurkan pada 2014. Visi utama platform Stellar adalah menjadi solusi pembayaran lintas batas atau antar-negara yang menghilangkan perantara (midleman). Platform ini menjanjikan kemampuan menyelesaikan transaksi yang sangat singkat, yaitu hanya 5 detik. Ini lebih cepat dibanding Etheruem yang butuh waktu 3,5 menit.

Visi Stellar ini kurang lebih sama dengan Ripple (XRP). Persamaan keduanya bukan tanpa alasan. Pendiri Stellar, Jed McCaleb, memang terlibat sebagai co-founder proyek Ripple pada 2012. Dua tahun kemudian, McCaleb hengkang dari Ripple dan mendirikan Stellar. Alasannya, dia menginginkan proyek blockchain bisa lebih membantu masyarakat unbank di negara-negara berkembang.

Karena itu, bila Ripple menggandeng banyak bank dan institusi keuangan dalam ekosistem pembayaran lintas batas, lain halnya dengan Stellar. Stellar ingin memberdayakan orang biasa agar bisa dengan mudah mengirim uang lintas negara dengan kecepatan transaksi hanya dalam hitungan detik, tanpa biaya dan tanpa peran perantara seperti bank.

Bagi investor dan trader kripto di Indonesia yang ingin produk halal, Stellar punya nilai tambah. Aset kripto ini sudah mendapat sertifikat halal pada 17 Juli 2018 lalu dari Shariyah Review Bureau (SRB) yang berbasis di Bahrain.

Selain keunggulan teknologi, cap halal ini pula yang menjadi alasan sejumlah bursa jual beli kripto di Indonesia memperdagangkan XLM di platform mereka. Rekeningku.com, misalnya, sudah mulai memperdagangkan XLM sejak 30 Januari 2019 lalu.

Sumardi Fung, CEO Rekeningku.com, mengatakan, pengguna platformnya cukup antusias dengan XLM. "Sehari sekitar Rp 400 juta trasaksinya. Cukup positif untuk di awal listing, sudah banyak yang kirim masuk dan kirim ke luar," ujar Sumardi, Rabu (6/2).

Sumardi mengklaim, kelebihan XLM terletak pada kecepatan penyelesaian transaksi pengiriman koin antara exchanger yang hampir seketika itu juga (instantly) sampai ke alamat penerima. Biayanya pun sangat murah. Kita charge ke orang itu cuma Rp 200, berapa pun banyaknya koin yang dikirimkan, ujar Sumardi.

Karena kecepatan dan biaya yang murah ini, XLM banyak digunakan untuk pengiriman remitensi. Sementara Bitcoin jarang digunakan untuk pengiriman remitensi karena waktu pengirimannya yang lama, sekitar satu hingga dua jam.

Masuk 10 besar dunia

Selain Rekeningku.com, Gopax Indonesia juga langsung me-listing XLM saat memulai debutnya di Indonesia pada 26 Desember 2018 lalu. Gopax adalah bursa jual beli kripto asal Korea Selatan yang baru masuk Indonesia.

M.Yusuf Musa, Business Strategist Gopax Indonesia mengatakan, secara fundamental prospek XLM sangat menarik karena beroperasi di atas jaringan blockchain sendiri, sama seperti Bitcoin (BTC) dan Etheruem (ETH). Karena itu, menurut Yusuf, XLM menjadi salah satu alternatif kripto selain BTC, ETH dan Ripple (XRP). Di Indonesia disukai, karena XLM sudah dapat sertifikasi halal, ujarnya.

Di Gopax Indonesia, lanjut Yusuf, volume transaksi XLM berada pada urutan kedua setelah EOS. "Bitcoin dan Ethereum mungkin masih banyak peminatnya, cuma agak turun. Pasar mulai mencoba melihat potensi baru yang nanti akan naik, seperti halnya Ripple yang beberapa waktu lalu yang sempat mencapai Rp 35.000," ujarnya.

Indodax, bursa jual beli kripto terbesar di Indonesia saat ini, juga sudah memperdagangakan XLM. Menurut Oscar Darmawan, CEO Indodax, penetrasi XLM di Indonesia cukup besar dibandingkan Ripple (XRP) yang secara teknologi mirip. "XLM termasuk dalam lima besar yang diperdagangkan di Indodax", ujar Oscar.

Keunggulan dari sisi teknologi, membuat XLM cukup diminati pasar. Karena itu, XLM masuk dalam jajaran 10 besar kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia saat ini. Pada Kamis siang (7/2), nilai pasar XLM secara global mencapai sekitar US$ 1,4 miliar.

Meski begitu, tak serta-merta XLM kebal dari tren bearish di pasar kripto. Sejak awal tahun (ytd) saja, harga XLM sudah tergerus sekitar 34% dari US$ 0.112813 pada akhir tahun 2018 menjadi US$ 0.074369 pada Kamis siang (7/2).

Christopher Tahir, analis kripto dari Cryptowatch Asia mengatakan, XLM sempat menjadi primadona pada 2017 lalu dengan pergerakan harga yang cukup signifikan. Saat ini, harga XLM menurutnya cenderung bergerak di kisaran 2.130-4.500 satoshi atau US$ 0.07185811 hingga US$ 0.15181020.

Belakangan, imbuh Chritopher, pergerakan harga XLM cenderung menembus ke level di bawah 2.130 satoshi. "Maka ada potensi XLM untuk melemah lebih jauh ke kisaran 650-960 satoshi (US$ 0.02191813-0.03237139)", ujarnya.

Christopher menyarankan investor menjauhi sementara XLM bila tak mampu menangani volatilitas yang mungkin terjadi dalam waktu dekat. Tapi, apabila mampu menahan volatilitas ini, maka ada potensi untuk bisa mendapatkan sedikit keuntungan ketika harga mencapai kisaran 1.600 satosihi (US$ 0.05395488), ujar Christopher.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA