Mengintip Strategi Investasi Reksadana Campuran Terbaik

Kamis, 04 April 2019 | 07:02 WIB
Mengintip Strategi Investasi Reksadana Campuran Terbaik
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal I-2019, reksadana campuran berhasil mencetak kinerja ciamik. Berdasarkan data Infovesta Utama, menilik dari pergerakan Infovesta Balanced Fund Index, reksadana campuran mencetak return rata-rata 3,33% di tiga bulan pertama 2019. Ini merupakan return terbaik ketimbang reksadana jenis lainnya.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, aset obligasi di reksadana campuran membuat reksadana jenis ini berhasil mencetak hasil positif. "Memang, dalam sebulan terakhir kinerja obligasi paling tinggi karena sentimen dari Amerika Serikat (AS) yang dovish," jelas dia, Selasa (2/4).

Bahkan, jika The Federal Reserve benar-benar menahan kenaikan suku bunga atau bahkan memangkasnya di tahun ini, reksadana campuran bisa mencetak kinerja lebih besar. Wawan memperkirakan return reksadana campuran hingga akhir tahun mencapai sekitar 8%.

Salah satu reksadana campuran yang sukses mencetak kinerja positif adalah reksadana campuran Insight Generate Balanced Fund. Produk yang diterbitkan Insight Investments Management ini menjadi reksadana campuran dengan catatan kinerja terbaik di kuartal I-2019. Return-nya mencapai16,13%.

Camar Remoa, Fund Manager Insight Investments Management, membeberkan, strategi pengelolaan reksadana ini memang lebih mengandalkan aset obligasi dengan komposisi 40%–79%. Hal ini dilakukan agar kinerja reksadana bisa lebih stabil.

Sementara porsi saham pada Insight Generate Balanced Fund hanya 20%–59% dan dimanfaatkan untuk mencari alpha return. Sisanya merupkan cash yang digunakan untuk menjadi buffer bila pasar berbalik arah.

Hingga akhir tahun, Camar mengindikasikan, target return produk reksadana campuran yang satu ini bisa mencapai 20%–25%.

Selain Insight, produk reksadana Panin Dana Bersama milik Panin Asset Management juga mencetak kinerja cemerlang. Return di kuartal I-2019 mencapai 15,29%.

Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, menjelaskan, pihaknya akan lebih banyak memilih obligasi pemerintah dari pada obligasi korporasi agar likuiditas terjaga. Di sisi lain, kinerja produk reksadana yang satu ini juga cukup terbantu oleh aset saham, khususnya saham di sektor keuangan.

Panin antara lain berinvestasi di saham PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) yang sejak awal tahun naik 16,21%. Ada juga saham PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) yang melesat 26% serta saham PT Panin Financial Tbk (PNLF) yang harganya telah terbang 40,30%.

Ketiganya menjadi faktor utama kinerja positif produk ini. Panin masih mempertahankan strategi ini. "Saham yang kami pilih relatif harga masih murah dan kemungkinan harga naik masih ada," kata Rudiyanto.

Dia yakin strategi tersebut mumpuni. Kinerja reksadana ini diprediksi bisa tumbuh 5% di atas kinerja rata-rata reksadana campuran.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate
| Kamis, 18 September 2025 | 18:03 WIB

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate

Fundamental yang kuat disertai dengan tata kelola perusahaan yang baik, menyebabkan banyak investor masih meyakini saham BBCA cukup baik ke depan.

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian
| Kamis, 18 September 2025 | 16:23 WIB

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan saat ini sudah terdapat 1.064 Kopdes Merah Putih yang telah menyerahkan proposal pinjaman.

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Risk Sharing
| Kamis, 18 September 2025 | 15:30 WIB

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Risk Sharing

Perusahaan asuransi wajib menyediakan produk tanpa fitur pembagian risiko, tapi juga diperbolehkan menawarkan produk dengan skema risk-sharing.

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik
| Kamis, 18 September 2025 | 15:19 WIB

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik

Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyetujui perubahan postur RAPBN 2026. Pendapatan, belanja, dan defisit disesuaikan.

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

INDEKS BERITA

Terpopuler