Mengukur Prospek Waskita Karya (WSKT) yang Masih Sepi dari Kontrak Baru

Jumat, 23 November 2018 | 10:22 WIB
Mengukur Prospek Waskita Karya (WSKT) yang Masih Sepi dari Kontrak Baru
[ILUSTRASI. PEMBANGUNAN TOL SALATIGA-KARTASURA]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk memang mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Tapi, capaian nilai kontrak baru yang rendah berpotensi mendatangkan problem bagi emiten berkode WSKT itu di masa depan.

Hingga kuartal III-2018, WSKT meraih kontrak baru senilai Rp 11,7 triliun, turun 74% year on year (yoy). Capaian ini masih jauh dari target kontrak baru yang ditargetkan WSKT di tahun ini, yakni sebesar Rp 50 triliun.
 
Analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan menilai, selama ini mayoritas kontrak yang diperoleh WSKT dari proyek strategi nasional dan bersifat turnkey. Seiring berjalannya waktu, beberapa proyek yang dikerjakan emiten plat merah ini mengalami penundaan pembayaran.
 
Salah satunya adalah proyek tol Batang-Semarang dan Semarang-Solo. Pembayaran proyek tersebut tertunda hingga kuartal II-2019. Padahal, dua proyek jalan tol itu seharusnya selesai kuartal IV tahun ini. Alhasil, WSKT terpaksa menambah pendanaan.
 
Akibatnya, debt to equity ratio (DER) emiten ini meningkat menjadi 2,3 kali di kuartal III-2018. WSKT pun kesulitan mengambil proyek yang memerlukan modal besar, sehingga mempengaruhi nilai kontrak baru.
 
Kecelakaan proyek
 
Analis IndoPremier Sekuritas, Joey Faustian menambahkan, penurunan nilai kontrak baru WSKT juga disebabkan tertundanya beberapa tender proyek. Selain itu, sejumlah kecelakaan kerja di proyek-proyek infrastruktur beberapa bulan lalu memberi efek tidak langsung terhadap penurunan nilai kontrak WSKT. "Akibat insiden di masa lalu, sejumlah pemilik proyek cenderung ragu memberikan proyeknya kepada WSKT," ujar Joey, Kamis (22/11).
 
Untungnya, total kontrak yang dimiliki WSKT secara keseluruhan, alias order book, tergolong besar, yakni Rp 102 triliun per kuartal III-2018. Hal inilah yang mampu membuat kinerja WSKT tetap terjaga.
 
Hingga kuartal III-2018, pendapatan WSKT tumbuh 27% menjadi Rp 36,23 triliun. Sedangkan laba bersihnya naik 45% jadi Rp 3,72 triliun.
 
Rudy menilai, cukup sulit bagi WSKT memenuhi target kontrak baru di tahun ini sebesar Rp 50 triliun. Terlebih, pemerintah saat ini mulai menunda beberapa proyek infrastruktur strategis.
 
Analis menilai idealnya WSKT fokus mengerjakan proyek yang telah diperoleh sebelumnya. "Emiten ini juga perlu memperbaiki arus kas yang dimilikinya," kata Rudy.
 
Para analis menilai, tahun politik juga bisa membuat kinerja emiten sektor konstruksi melambat karena alasan politis. Rudy menyebut, untuk mengantisipasi potensi perlambatan tersebut, WSKT bisa melakukan diversifikasi bisnis melalui anak usahanya.
 
Meski begitu, Rudy masih merekomendasikan beli saham WSKT dengan target harga Rp 2.110 per saham. Joey juga menyarankan beli WSKT dengan target harga Rp 2.300, mengindikasikan price earning rasio (PER) ada di 7,1 kali.
 
Joey memprediksi kinerja WSKT masih positif. Pendapatan WSKT di akhir tahun ini bisa mencapai Rp 55,86 triliun. Sementara laba bersih perusahaan ini diperkirakan mencapai Rp 4,40 triliun.
 
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi juga menyarankan beli dengan target harga Rp 1.790 per saham. Kemarin, harga WSKT naik 2,83% di Rp 1.635.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Intip Profil Calon Menteri Trump yang Dikenal Pro Energi Fosil
| Selasa, 26 November 2024 | 18:49 WIB

Intip Profil Calon Menteri Trump yang Dikenal Pro Energi Fosil

Beberapa nama calon menteri yang diumumkan Donlad Trump masuk kabinetnya, tidak pro terhadap energi hijau.

Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)
| Selasa, 26 November 2024 | 18:26 WIB

Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)

Harga penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) kadang dinilai tidak menarik, karena lebih mahal dari harga IPO. 

Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I
| Selasa, 26 November 2024 | 17:58 WIB

Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I

Belum ada isu spesifik yang dianggap bisa menyurutkan minat perusahaan mineral dan batubara masuk ke pasar modal tahun depan.

Rajin Diborong Pengendalinya, Prospek Kinerja dan Saham HEAL Dinilai Masih Positif
| Selasa, 26 November 2024 | 17:25 WIB

Rajin Diborong Pengendalinya, Prospek Kinerja dan Saham HEAL Dinilai Masih Positif

Ekspansi organik yang dilakukan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dinilai menjadi amunisi bagi pertumbuhan kinerja di masa depan.

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun
| Selasa, 26 November 2024 | 09:01 WIB

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun

Estimasi setoran pajak rokok pada tahun depan, naik tipis dibandingkan dengan estimasi setoran pajak rokok 2024

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur
| Selasa, 26 November 2024 | 08:51 WIB

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) juga ikut menolak kebijakan kenaikan tarif PPN menjadi 12%

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset
| Selasa, 26 November 2024 | 08:42 WIB

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset

Ekonom memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak mungkin mencapai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA
| Selasa, 26 November 2024 | 08:05 WIB

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA

Perdagangan saham BBCA oleh investor asing institusi sepanjang pekan lalu didominasi oleh transaksi beli.

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)
| Selasa, 26 November 2024 | 08:00 WIB

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)

Pada 21 November 2024, PT Cipta Krida Bahari (CKB) telah melakukan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli saham (PPJB) dengan CTBN.

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia
| Selasa, 26 November 2024 | 07:55 WIB

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia

Aksi ini memberikan BUMA International kepemilikan pengendali atas salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia.​

INDEKS BERITA

Terpopuler