Meski Perundingan Lancar, Trump Menepis Kabar AS Akan Mencabut Tarif Impor China
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Sabtu bahwa telah terjadi kemajuan menuju kesepakatan perdagangan dengan China. Namun dia juga menepis kabar bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk mencabut tarif impor terhadap barang Tiongkok.
"Segalanya berjalan sangat baik dengan China dan dengan perdagangan," katanya kepada wartawan di Gedung Putih, seraya menambahkan bahwa ia telah melihat beberapa "laporan palsu" yang mengatakan bahwa tarif AS untuk produk-produk China akan dicabut.
"Jika kami membuat kesepakatan tentu kita tidak akan menerapkan sanksi, namun jika kami tidak membuat kesepakatan, kita akan (menerapkan sanksi)," kata Trump.
"Kami benar-benar memiliki sejumlah pertemuan yang sangat luar biasa dan kesepakatan bisa sangat baik terjadi dengan China. Ini berjalan dengan baik. Sebaik mungkin."
Wakil Perdana Menteri China Liu He akan mengunjungi Amerika Serikat pada 30 dan 31 Januari untuk putaran negosiasi perdagangan berikutnya dengan Washington.
Pertemuan tersebut menyusul negosiasi tingkat rendah yang berlangsung di Beijing pekan lalu untuk menyelesaikan perselisihan pahit antara dua ekonomi terbesar dunia. Pada 2 Maret mendatang pemerintahan Trump dijadwalkan meningkatkan tarif barang-barang China senilai US$ 200 miliar.
Menurut sumber-sumber Reuters, Amerika Serikat mengusulkan evaluasi rutin kemajuan China dalam hal reformasi perdagangan yang dijanjikan sebagai syarat kesepakatan perdagangan, dan dapat kembali menggunakan tarif jika menganggap Beijing melanggar perjanjian.
"Ancaman tarif tidak akan hilang, bahkan jika ada kesepakatan," kata salah satu dari tiga sumber anonim tersebut.
Negosiator China tidak tertarik pada gagasan pemeriksaan kepatuhan secara teratur, kata sumber itu, tetapi proposal AS "tidak menggagalkan negosiasi."
Sebuah sumber China mengatakan Amerika Serikat menginginkan "penilaian berkala" tetapi belum jelas seberapa sering.
"Sepertinya itu penghinaan," kata sumber itu. "Tapi mungkin kedua belah pihak bisa menemukan cara untuk menyelamatkan muka bagi pemerintah China."