Berita Nasional

Meski Potensi Cuan Besar, Hilirisasi Rumput Laut Butuh Kajian Cermat

Rabu, 29 Mei 2024 | 06:43 WIB
Meski Potensi Cuan Besar, Hilirisasi Rumput Laut Butuh Kajian Cermat

ILUSTRASI. Foto udara kawasan budidaya rumput laut di perairan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (28/5/2023). Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat capaian penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari pengelolaan ruang laut hingga 5 Mei 2023 mencapai Rp157 miliar atau 47 persen dari target tahun ini sebesar Rp333 miliar. ANTARA FOTO/Arnas Padda/rwa.

Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laporan Bank Dunia bertajuk Global Seaweed New and Emerging Market Report 2023 menyebutkan, Indonesia dan China sebagai pemasok utama rumput laut, dengan pangsa sebesar 98%. China  memiliki market share 56%, sedang Indonesia 27%. Bank Dunia memperkirakan pasar rumput laut terus tumbuh hingga mencapai US$ 11,8 miliar atau sekitar Rp 188,9 triliun pada 2030.

Pemerintah Indonesia terus mendorong industri hiliriasai rumput laut (seaweed). Pasalnya, hampir 60% ekspor rumput laut Indonesia masih berupa bahan baku mentah atau rumput laut kering. 

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru