Moody's: Profitabilitas Merupakan Kekuatan Utama Adira (ADMF)

Senin, 18 Februari 2019 | 18:22 WIB
Moody's: Profitabilitas Merupakan Kekuatan Utama Adira (ADMF)
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investors Service mengganjar peringkat Baa2 untuk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dengan prospek stabil.

Peringkat tersebut tiga derajat lebih tinggi dibandingkan profil kredit mandiri Adira. Menurut Moody's, Adira akan memperoleh dukungan yang sangat kuat dari sang induk, yakni PT Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

Pertimbangannya, Vice President and Senior Analyst Financial Institutions Group Moody's Simon Chen mengatakan, Bank Danamon menguasai 92% kepemilikan saham di Adira. Selain itu, bisnis pembiayaan kendaraan Adira memiliki kesesuaian dengan bisnis Bank Danamon saat ini. Adira juga memiliki peran yang semakin penting bagi pertumbuhan bisnis dan profitabilitas Bank Danamon.

Pada saat bersamaan, peringkat Adira juga menggabungkan perkiraan Moody's bahwa Adira akan memperoleh manfaat dari pemegang saham mayoritas Bank Danamon, MUFG Bank Ltd, yang berencana meningkatkan kepemilikan sahamnya dari 40% menjadi sekitar 74%.

Sementara itu, profil kredit mandiri Adira berada di posisi Ba2. Peringkat tersebut mempertimbangkan jaringan domestik yang mapan dan operasi yang beragam dalam mendukung pertumbuhan bisnis serta modal dan profitabilitas yang kuat.

Profil kredit mandiri Adira juga mempertimbangkan likuiditas yang lemah lantaran ketergantungan yang besar pada pendanaan di luar dana pihak ketiga alias wholesale funding.

Sebagai perusahaan pembiayaan mobil dan sepeda motor terbesar ketiga di Indonesia berdasarkan aset, Moody's menilai, Adira memiliki beragam portofolio bisnis yang membiayai berbagai merek kendaraan baik kendaraan baru maupun bekas. Selain itu, Adira memperoleh manfaat dari pengaturan pembiayaan bersama dengan Bank Danamon.

Moody's menilai, Adira memiliki metrik kualitas aset yang lebih unggul dibandingkan rata-rata industri pembiayaan di Indonesia. Rasio pembiayaan bermasalah alias non performing loan (NPL) berada di kisaran 1,6%-1,9% selama tiga tahun terakhir dibandingkan rasio NPL industri yang berada di kisaran 3%-3,5%. Kehadiran yang lama di industri pembiayaan memungkinkan Adira membangun basis data pelanggan yang cukup besar untuk mendukung penjaminan pembiayaan. 

Penilaian Moody's terhadap kualitas aset Adira telah mempertimbangkan volatilitas yang melekat pada kualitas aset pembiayaan sepeda motor di Indonesia yang biasanya dipengaruhi oleh perubahan inflasi dan kondisi ekonomi.

Moody's memperkirakan, kualitas aset Adira tetap stabil selama 12 bulan hingga 18 bulan ke depan, didukung oleh lingkungan operasi yang stabil di Indonesia.

Profitabilitas, menurut Moody's, merupakan kekuatan utama Adira. Selama tiga tahun terakhir, Adira mencatatkan pengembalian aset alias return of asset (ROA) rata-rata sebesar 4,9% yang didorong oleh margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) yang tinggi.

NIM Adira naik menjadi 14,5% per 30 September 2018 dari 10,6% pada 2016. Adira mendapat keuntungan dari pertumbuhan yang kuat di segmen sepeda motor dan kendaraan bekas yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Imbal hasil yang tinggi tersebut, menurut Moody's, membantu mengompensasi biaya operasional dan biaya kredit yang tinggi.

Meski begitu, pendanaan dan likuiditas Adira terbilang lemah. Seperti perusahaan pembiayaan lainnya, Adira sepenuhnya bergantung pada wholesale funding untuk menutup kebutuhan pendanaan. Adira juga memiliki aset likuid yang terbatas yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pembiayaan kembali.

Meski begitu, sebagian risiko ini telah dimitigasi melalui kebijakan perusahaan untuk menyesuaikan jatuh tempo antara aset dan liabilitas, basis wholesale funding yang beragam, dan akses yang baik ke likuiditas baik di pasar domestik maupun luar negeri. 

Bagikan

Berita Terbaru

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026

Kenaikan kinerja seiring permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat dan pertumbuhan kuat dari segmen pasien pribadi.

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed

Rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi sentimen pasar yang mulai fokus ke keputusan FOMC pada 9-10 Desember 2025. 

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:25 WIB

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi di bawah 5%                                 

Tata Kelola BPD Dipertanyakan
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Tata Kelola BPD Dipertanyakan

Terbaru, terjadi kasus tindak pidana perbankan di Bank kaltimtara yang melibatkan pimpinan kantor cabang dan kantor wilayah bank ​

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang

Kinerja pembiayaan bank-bank kecil di jajaran kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 semakin melempem.​

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed

Belakangan ini, harga logam mulia bergerak variatif, Harga emas terkoreksi tipis, sementara perak justru mencatat penguatan cukup tinggi. 

Membawa Pembangkit Surya ke Puluhan Ribu Desa
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:13 WIB

Membawa Pembangkit Surya ke Puluhan Ribu Desa

Pemerintah siap menggulirkan proyek satu desa satu megawatt PLTS. Tapi, masih banyak tantangan yang siap mengadang.

Banjir Kecaman
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:10 WIB

Banjir Kecaman

Mereka tidak butuh pemimpin yang angkat karung beras yang bisa dikerjakan kuli panggul di mana saja.

Kredit Hijau Perbankan Bertambah Rimbun
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:00 WIB

Kredit Hijau Perbankan Bertambah Rimbun

Perbankan kian agresif mendorong penyaluran pembiayaan hijau seiring meningkatnya komitmen industri keuangan terhadap prinsip ESG

Emiten Batubara Masih Berduka
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:00 WIB

Emiten Batubara Masih Berduka

Opsi pengetatan aturan DMO menjadi tekanan tambahan di tengah harga batubara global yang masih lesu 

INDEKS BERITA

Terpopuler