Multipolar Masih Mengandalkan Ritel

Selasa, 30 April 2019 | 07:50 WIB
Multipolar Masih Mengandalkan Ritel
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. PT Multipolar Tbk (MLPL) masih mengandalkan segmen ritel untuk menjaring pendapatan. Sepanjang tahun lalu, penjualan bersih Multipolar ditopang dari segmen ritel sebesar 78,9% terhadap total penjualan. Pada pos laba bruto, segmen ritel berkontribusi sebesar 86,7%.

Direktur Multipolar, Agus Arismunandar, menyebutkan dari data tersebut segmen ritel masih akan terus menjadi backbone perusahaan. "Masih ritel, karena kontributor terbesar dari ritel," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (29/4).

Dari segmen bisnis ritel, emiten dengan kode saham MLPL di Bursa Efek Indonesia ini memiliki kepemilikan saham di Matahari Putra Prima, Matahari Department Store, Timezone, dan Books & Beyond. Di luar segmen ritel, Multipolar juga memiliki segmen bisnis telekomunikasi-multimedia-teknologi (TMT) serta investasi dan lain-lain.

Untuk penjualan bersih, segmen TMT berkontribusi sebesar 16,1%, sedangkan investasi dan lain-lain menyumbangkan 5%. Meski demikian, manajemen MLPL tidak akan pilih kasih dengan hanya mengembangkan segmen ritel. "Contohnya kami terus berinvestasi di beberapa bisnis digital," ungkap dia.

Secara keseluruhan, rencana pengembangan bisnis Multipolar diserahkan kepada masing-masing anak usaha. Dengan begitu, belanja modal MLPL tahun ini akan berasal dari anak usaha. "Karena belanja modal kami sendiri sangat kecil. Jadi dari anak usaha secara konsolidasi nilainya mencapai sekitar Rp 350 miliar," sebut Agus.

Vice President Corporate Finance Multipolar, Djony Rospina, menambahkan pihaknya masih akan mengembangkan setiap sektor bisnis yang dimiliki. Multipolar juga mulai merambah bisnis start-up. Dengan jajaran direksi yang cenderung masih muda, maka jelas bisnis start-up menjadi hal yang menarik.

Namun Djony tidak mengungkapkan bisnis start-up apa yang bakal digarap oleh MLPL. "Kesempatan untuk investasi di dunia digital besar sekali, tapi tergantung rencana manajemen. Jadi masalah investasi ke mana terlalu dini untuk diumumkan sekarang," ujar dia.

Yang pasti, Multipolar memiliki perusahaan venture capital untuk memuluskan rencana tersebut. Agus enggan menyebutkan nama perusahaan venture capital yang siap menyokong ekspansi bisnis start-up.

Sepanjang tahun lalu, MLPL masih mencatatkan top line maupun bottom line kurang memuaskan. Multipolar mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,98 triliun atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,07 triliun.

Untuk bottom line, Multipolar membukukan rugi bersih Rp 1,22 triliun, turun tipis 1,61% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,24 triliun.

Anak usaha mengerem ekspansi

Adapun anak usaha MLPL, yakni PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) berencana mengerem ekspansi. Tahun ini, MPPA hanya mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 150 miliar untuk melanjutkan ekspansi bisnis.

Danny Kojongian, Sekretaris Perusahaan Matahari Putra Prima menyebutkan, tahun ini mereka berencana menambah beberapa jumlah gerai. "Kami akan lebih berhati-hati membuka toko baru," ujar Danny.

Itu sebabnya MPPA tidak terlalu gencar membangun gerai baru. "Tahun ini, Hypermart bisa tambah satu gerai, juga Foodmart dan HyFresh secara total bisa bertambah empat sampai enam gerai," tutur dia.

Tahun lalu MPPA merealisasikan empat gerai Hypermart, satu gerai Foodmart dan tiga gerai Boston. Selain untuk ekspansi, MPPA akan membelanjakan dana capex untuk kebutuhan maintenance gerai yang telah beroperasi.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)
| Senin, 08 Desember 2025 | 09:32 WIB

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)

Di luar harga komoditas, faktor struktural lain bakal memengaruhi prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS).

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:57 WIB

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026

Strategi rejuvenasi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) meliputi revamp flagship store dan gerai Neka.

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:30 WIB

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar

Mayoritas analis berdasarkan konsensus Bloomberg masih memandang bullish saham PT Telkom Indonesia Tbk.

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:07 WIB

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar mencermati rilis sejumlah data ekonomi domestik pekan ini. Mulai  penjualan sepeda motor, IKK serta data penjualan ritel bulan Oktober. 

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026

Kenaikan kinerja seiring permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat dan pertumbuhan kuat dari segmen pasien pribadi.

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed

Rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi sentimen pasar yang mulai fokus ke keputusan FOMC pada 9-10 Desember 2025. 

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:25 WIB

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi di bawah 5%                                 

Tata Kelola BPD Dipertanyakan
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Tata Kelola BPD Dipertanyakan

Terbaru, terjadi kasus tindak pidana perbankan di Bank kaltimtara yang melibatkan pimpinan kantor cabang dan kantor wilayah bank ​

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang

Kinerja pembiayaan bank-bank kecil di jajaran kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 semakin melempem.​

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed

Belakangan ini, harga logam mulia bergerak variatif, Harga emas terkoreksi tipis, sementara perak justru mencatat penguatan cukup tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler