Berita Global

Nilai Klaim Kerugian Rig Minyak Akibat Badai Ida Ditaksir Mencapai Rp 14 Triliun

Sabtu, 04 September 2021 | 10:39 WIB
Nilai Klaim Kerugian Rig Minyak Akibat Badai Ida Ditaksir Mencapai Rp 14 Triliun

ILUSTRASI. Foto udara menunjukkan puluhan rumah yang rusak akibat terendam banjir setelah Badai Ida melanda Louisiana, di Grand Isle, Louisiana, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). REUTERS/Marco Bello

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR/LONDON. Nilai klaim asuransi terkait kerusakan akibat Badai Ida diperkirakan mencapai US$ 1 miliar, atau setara Rp 14 triliun lebih. Angka itu merupakan perkiraan awal Core Logic, perusahaan data dan analisis properti di Amerika Serikat (AS), dan hanya mencakup kerusakan fisik yang menimpa rig dan struktur lepas pantai perusahaan minyak.

Perkiraan tersebut tidak termasuk kerugian dari gangguan produksi dan dapat direvisi dari waktu ke waktu, demikian pernyataan juru bicara CoreLogic.

Volume produksi dari fasilitas produksi yang terganggu akibat badai Ida di Teluk Meksiko naik hitungan per Rabu (1/9) 240.000 barel per hari, menjadi 1,7 juta barel per hari, demikian pernyataan Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS.

Baca Juga: Banjir bandang dampak Badai Ida terjang AS, sedikitnya 44 orang tewas

“Ida memiliki dampak signifikan terhadap kegiatan operasi kilang minyak di Louisiana dan produksi di Teluk Meksiko. Badai ini menyebabkan gangguan rantai pasokan minyak mentah AS yang bersejarah,” demikian keterangan konsultan sumber daya alam Wood Mackenzie.

“Gangguan utilitas yang disebabkan oleh kurangnya daya, layanan data seluler, dan air, dapat menyebabkan Ida menjadi peristiwa berekor panjang dalam hal pelaporan klaim, pembayaran,” kata konsultan tersebut.

Perusahaan pemodelan bencana Karen Clark & ​​Co, Rabu (1/9), memperkirakan nilai kerugian di AS dan Karibia mencapai US$ 18 miliar (lebih dari Rp 256,5 triliun). Sementara CoreLogic memperkirakan kerugian banjir yang diasuransikan untuk properti di Louisiana, Mississippi dan Alabama antara US$ 6 miliar (Rp 85,6 triliun) dan US$ 9 miliar (Rp 128,3 triliun), dengan kerugian angin tambahan sebesar US$ 8 miliar (Rp 114 triliun) hingga US$ 12 miliar (Rp 171 triliun).

Baca Juga: Harga minyak ditutup naik 2% di tengah harapan pemulihan ekonomi dan pelemahan dolar

Sumber-sumber industri mengatakan bahwa kerugian total bisa mendekati US$30 miliar (Rp 427,5 triliun), setelah banjir bandang menewaskan sedikitnya 44 orang di empat negara bagian Timur Laut.

“Sisa-sisa Badai Ida yang melewati Timur Laut telah menyebabkan kerusakan air yang signifikan. Kami memperkirakan sebagian besar klaim tersebut akan datang selama beberapa hari ke depan saat bisnis mengakses dan menilai dampaknya,” ujar William Liebler, head of US claim officer di perusahaan broker asuransi Marsh.

Perusahaan pemodelan bencana AIR Worldwide, Jumat (3/9), memperkirakan kerugian yang diasuransikan, termasuk gelombang angin dan badai, dalam kisaran US$ 17 miliar-US$ 25 miliar (Rp 242,2 triliun-Rp 356,3 triliun), akibat badai Ida.

Selanjutnya: Peduli Perubahan Iklim, Dana Pensiun Belanda Jual Investasi di Bahan Bakar Fosil

 

Terbaru