Non Subsidi

Selasa, 11 Juli 2023 | 08:00 WIB
Non Subsidi
[]
Reporter: Hendrika Yunapritta | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ide Pertamina menawarkan bahan bakar mesin (BBM) non subsidi yang meluas ke pelosok, lewat gerai Pertashop, tampak menghadapi tantangan yang serius. Para pengusaha Pertashop ini sampai mengadakan audiensi ke wakil rakyat karena bisnis mereka kian sepi.

Pertamina pertamakali menawarkan skema stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mini berjuluk Pertashop ini, pada tiga tahun lalu. Kala itu, Pertamina menyediakan tiga jenis BBM berbasis bensin, yakni Premium, Pertalite, dan Pertamax. Gerai Pertashop dibuat untuk menjual Pertamax. 

Pertamina menawarkan kerjasama untuk Pertashop ini dengan semangat one village one outlet, targetnya 40 ribu gerai pada tahun 2024. Gerai Pertashop ada 3 kategori, bergantung dari besaran modal, mulai Rp 250 juta di luar lahan. 

Ketika harga Pertalite Rp 7.650 per liter dan satu liter Pertamax dibanderol Rp 9.000, menurut pengakuan beberapa pengusaha Pertashop, penjualan bensin di gerai mereka, sangat baik.

Daripada membeli Pertalite dengan RON 90, orang mau merogoh kocek lebih dalam demi Pertamax. Lagipula, saat itu, harga Pertalite eceran yang ilegal, atau kerap disebut pertamini, berkisar Rp 8.500 – Rp 9.000 per liter. 

Tantangan mulai terjadi, saat harga Pertalite dan Pertamax mengalami kenaikan, September 2022. Harga Pertamax  jadi Rp 15.000 per liter dan Pertalite dibanderol Rp 10.000 per liter. Kenaikan harga Pertamax yang terlalu tinggi, bikin orang beralih ke Pertalite.

Hal tersebut berlanjut sampai sekarang, saat harga Pertamax sudah turun jadi Rp 12.500 per liter. Lebih lagi, pedagang bensin pertamini juga makin merajalela dengan banderol Pertalite Rp 12.000 per liter. 

Selain pesaing dari pedagang bensin eceran illegal, Pertashop juga dapat tantangan dari pembangunan SPBU yang kian marak sampai ke pelosok. Seiring infrastruktur jalan makin bagus dan road trip kian digemari, sejatinya kehadiran SPBU memudahkan pengguna kendaraan.  

Semua tantangan itu, bikin bisnis Pertashop sulit, sehingga banyak pengusaha pilih menutup gerai mereka. Memang, ada beberapa Pertashop yang tetap bisa menjalankan bisnis mereka dengan omzet yang besar. Namun, jika sampai para pengusaha bensin ini mengadu ke wakil rakyat, seharusnya Pertamina bisa membuat solusi bagi mereka.

Jangan sampai, pengecer BBM resmi ini malah bergabung jadi pertamini dan main kucing-kucingan kulakan di SPBU dengan motor kapasitas tangki besar atau mobil.

Bagikan

Berita Terbaru

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:38 WIB

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,94% pada Jumat (16/5). Dalam sepekan, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,60%.​

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:28 WIB

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap

Kementerian Kehutanan menegaskan rencana pembukaan 20,6 juta hektare (ha) lahan untuk proyek ketahanan pangan tidak akan dilakukan sekaligus

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:23 WIB

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker

Pemerintah akan mengalihkan Program Kartu Prakerja ke Kementerian Ketenagkerjaan dari sebelumnya di bawah Kemko Perekonomian

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:03 WIB

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan

PNBP SDA akan dipengaruhi oleh beberapa faktur, termasuk realisasi lifting migas dan pergerakan nilai tukar

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:00 WIB

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,7% jika menjual hari ini.

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:50 WIB

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian domestik masih kuat

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:28 WIB

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot

Angka tax buoyancy Indonesia pada tahun 2024 turun ke bawah 1 dan menjadi negatif pada kuartal I-2025

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00 WIB

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini

BAUT membidik pendapatan sebesar Rp 160,60 miliar di sepanjang tahun ini. Adapun tahun lalu BAUT membukukan pendapatan sebesar Rp 153,95 miliar.

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:30 WIB

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Sejak awal tahun ini, asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 29,1 triliun di pasar SBN.

Vale Indonesia (INCO) Sebar Dividen US$ 34,65 Juta
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:15 WIB

Vale Indonesia (INCO) Sebar Dividen US$ 34,65 Juta

Dividen yang dibagi setara dengan 60% dari perolehan laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tahun buku 2024. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler