Nyawa Yang Utama

Selasa, 06 Juli 2021 | 15:01 WIB
Nyawa Yang Utama
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal, kita sepakat, krisis ekonomi saat ini berakar pada krisis kesehatan yang dipicu pandemi Covid-19. Jika pandemi teratasi, niscaya ekonomi segera pulih. Sebaliknya, jika pandemi memburuk, ekonomi juga terpuruk.

Di awal Mei lalu, pemerintah maupun pengamat meyakini bahwa ekonomi Indonesia sudah mulai memasuki momentum pemulihan. Pemerintah yakin, angka pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% bakal tercapai.

Sinyalnya banyak: pulihnya tingkat kepercayaan dan konsumsi masyarakat, kenaikan angka penjualan durable goods, angka ekspansif indeks belanja manufaktur, hingga kenaikan impor bahan baku.

Kini, proyeksi itu tinggal kenangan. Lonjakan kasus Covid-19 yang dipicu oleh kelalaian masyarakat dan kemunculan varian baru yang lebih menular memaksa pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat 3 Juli sampai dengan 20 Juli mendatang.

Memang kebijakan ini hanya berlaku di Jawa-Bali. Tapi, karena ekonomi kedua wilayah ini menyumbang 60% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, bisa dipastikan pemulihan ekonomi terhambat.

Benar saja, Senin kemarin (5/7), Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa pemerintah memangkas proyeksi pertumbuhan tahun ini dari kisaran 4,5%-5,3% menjadi 3,7%-4,5%.

Harap maklum, PPKM pasti akan membuat masyarakat Jawa-Bali mengerem belanja mereka. Padahal belanja adalah komponen terbesar pembentuk PDB kita.

Di luar itu, lonjakan Covid-19 pasti akan memaksa pemerintah pusat dan daerah menambah alokasi anggaran penanganan pandemi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pemerintah menyiapkan tambahan anggaran kesehatan Rp 13 triliun menjadi Rp 186 triliun untuk mengantisipasi lonjakan Covid-19. Pemerintah juga menambah anggaran perlindungan sosial untuk mengantisipasi dampak PPKM darurat.

Singkat kata, lonjakan penyebaran dan korban Covid-19, memaksa pemerintah pusat dan daerah, korporasi, hingga rumah tangga lebih fokus mengatasi persoalan kesehatan. Wajar jika mayoritas sumber daya serta energi juga tersedot ke sana. Akibatnya, upaya pemulihan ekonomi agak terpinggirkan.

Di tataran rumah tangga, artinya masyarakat harus mengencangkan ikat pinggang lebih lama lagi. Tapi, tak apalah, kita prihatin sementara, demi masa depan yang lebih cerah. Menyelamatkan nyawa yang utama. Sebab, jika manusianya mati, untuk siapa pemulihan ekonomi?

Bagikan

Berita Terbaru

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:20 WIB

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan

Dari puluhan emiten yang keluar dari Papan Pemantauan Khusus pada 28 November 2025, hanya segelintir yang didukung narasi kuat.

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:16 WIB

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati

BEI mengumumkan evaluasi indeks Sri-Kehati. Investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk menengok ulang portofolio masi

Bakrie & Brothers (BNBR) Menguasai Jalan Tol Cimanggis Cibitung
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bakrie & Brothers (BNBR) Menguasai Jalan Tol Cimanggis Cibitung

BTI mengambil alih piutang SMI dan WTR kepada CCT sehubungan dengan pinjaman dari pemegang saham CCT yang diberikan oleh SMI dan WTR.

Menyuruput Cuan Ekspor Kopi Indonesia
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:00 WIB

Menyuruput Cuan Ekspor Kopi Indonesia

Kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga menjadi salah satu sentimen yang ikut menekan pasar.

Darya-Varia Laboratoria (DVLA) Menambah Ragam Produk
| Senin, 01 Desember 2025 | 07:45 WIB

Darya-Varia Laboratoria (DVLA) Menambah Ragam Produk

Optimalisasi variasi produk di sektor kesehatan menjadi salah satu kunci ketahanan bisnis DVLA ke depan.

Harga Emas Masih dalam Tren Bullish
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harga Emas Masih dalam Tren Bullish

Berdasar Bloomberg, harga emas di pasar spot kembali bergerak di atas US$ 4.200 per ons troi pada akhir pekan lalu.

OJK Kaji Relaksasi Restrukturisasi Kredit Terdampak Banjir Sumatera
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:20 WIB

OJK Kaji Relaksasi Restrukturisasi Kredit Terdampak Banjir Sumatera

Bencana banjir dan longsor  yang terjadi di wilayah Sumatra tentu memberikan dampak terhadap kelancaran angsuran kredit para debitur perbankan.​

Emiten Berharap Bisnis Properti Mendaki di 2026
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:15 WIB

Emiten Berharap Bisnis Properti Mendaki di 2026

Potensi pemangkasan bunga acuan di 2026 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kinerja emiten properti 

Laju Pertumbuhan Kredit untuk Kebutuhan Modal Kerja Kian Melempem
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:15 WIB

Laju Pertumbuhan Kredit untuk Kebutuhan Modal Kerja Kian Melempem

Pertumbuhan kredit modal kerja kian melambat hingga hanya naik 2,1% secara tahunan per Oktober 2025, melambat September yang naik 2,9%,

Mungkinkah Bursa Indonesia Menanti Window Dressing?
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:13 WIB

Mungkinkah Bursa Indonesia Menanti Window Dressing?

Harap diingat, pergerakan harga saham selalu akan dipengaruhi oleh persepsi investor terhadap potensi kinerja. 

INDEKS BERITA

Terpopuler