Pasar Mencemaskan Inflasi, Yield Treasury 2 Tahun Naik ke Posisi Tertinggi 18 Bulan

Selasa, 12 Oktober 2021 | 11:32 WIB
Pasar Mencemaskan Inflasi, Yield Treasury 2 Tahun Naik ke Posisi Tertinggi 18 Bulan
[ILUSTRASI. Trader di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 6 Oktober 2021. REUTERS/Brendan McDermid]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) berjangka dua tahun, Selasa (12/10), melonjak ke level tertingginya selama lebih dari 18 bulan. Pemodal menjual efek utang AS karena menduga lonjakan harga energi akan memicu inflasi, dan menambah tekanan pada Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga. 

Harga gas, batubara, minyak, dan komoditas energi lain telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Dan, ada semakin banyak bukti bahwa biaya meningkat di sepanjang rantai pasokan.

Pada pembukaan perdagangannya di Asia, setelah libur perayaan Hari Columbus di AS pada Senin, yield treasury bertenor dua tahun naik 3,6 basis poin menjadi 0,3560%, sebelum turun sedikit menjadi 0,3497%.

Baca Juga: Wajah bursa Asia beragam pagi ini, harga minyak membayangi pasar

Aksi jual treasury dua tahun pun berlanjut hingga enam sesi berturut-turut. Imbal hasil berada pada level tertingginya sejak akhir Maret 2020, ketika investor menjual utang pada hari-hari setelah The Fed menurunkan suku bunga acuan mendekati nol oerse

"Ini adalah bagian dari fenomena yang kita lihat secara global dengan kekhawatiran tentang inflasi yang melonjak lebih jauh mengikuti kenaikan harga energi," kata Shane Oliver, kepala ekonom di AMP Capital di Sydney.

“Ada harapan bahwa situasi itu mungkin akan mendorong Fed melakukan pengetatan. Namun secara pribadi saya berpikir The Fed tidak akan terburu-buru menaikkan bunga," kata Oliver.

Baca Juga: Wall Street naik, ditopang kenaikan saham teknologi

Imbal hasil berjangka lima tahun naik hampir 4 basis poin (bps) menjadi 1,095% di Asia, yang merupakan rekor tertinggi sejak akhir Februari 2020. Sedang imbal hasil treasury berjangka 10 tahun, menyentuh kisaran tertinggi dalam empat bulan, yaitu 1,6310%.

Imbal hasil 10-tahun kini telah naik sekitar 30 bps dalam tiga minggu. Bahkan, data tenaga kerja AS yang lebih lemah daripada perkiraan, tidak cukup untuk menghentikan aksi jual atau mengguncang kepercayaan pasar bahwa Fed berada di jalur untuk memulai kenaikan suku bunga. 

Obligasi juga berada di bawah tekanan secara global dengan imbal hasil obligasi berjangka 10 tahun naik 20 bps dalam tiga minggu, imbal hasil obligasi pemerintah Australia 10 tahun naik hampir 50 bps selama periode yang sama. Bahkan imbal hasil obligasi Jepang 10 tahun menguat 5,5 bps.

Selanjutnya: Perusahaan Analitik Blockchain dan Data Kripto Dapat Suntikan Dana dari SoftBank

 

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Efek Positif Kehadiran Danantara ke Pasar Saham, Banyak yang Perlu Dibuktikan
| Selasa, 25 Februari 2025 | 09:11 WIB

Menanti Efek Positif Kehadiran Danantara ke Pasar Saham, Banyak yang Perlu Dibuktikan

Sejauh ini masih banyak kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terkait tata kelola, akuntabilitas, transparansi, dan sosok pemimpin Danantara.

Harga Melambung Ribuan Persen, Saham JSPT Tiga Kali Masuk Papan Pemantauan Khusus
| Selasa, 25 Februari 2025 | 08:02 WIB

Harga Melambung Ribuan Persen, Saham JSPT Tiga Kali Masuk Papan Pemantauan Khusus

Sejumlah tindakan yang diambil otoritas bursa tak mampu membendung volatilitas harga saham PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT)

INKP Menawarkan Obligasi Rupiah, Dolar AS dan Sukuk
| Selasa, 25 Februari 2025 | 07:50 WIB

INKP Menawarkan Obligasi Rupiah, Dolar AS dan Sukuk

Obligasi itu ditawarkan senilai 100% dari jumlah pokok. Seri A jumlah pokok Rp 570,79 miliar dan tingkat bunga tetap 7% per tahun.

Bikin Anak Usaha Demi Genjot Kinerja
| Selasa, 25 Februari 2025 | 07:49 WIB

Bikin Anak Usaha Demi Genjot Kinerja

Sejumlah emiten mulai menggenjot ekspansi organik di awal tahun ini. Caranya lewat pendirian entitas usaha baru ataupun perusahaan patungan

Anak Usaha DOID Menawarkan Sukuk Ijarah Senilai Rp 2 Triliun
| Selasa, 25 Februari 2025 | 07:43 WIB

Anak Usaha DOID Menawarkan Sukuk Ijarah Senilai Rp 2 Triliun

Penawaran sukuk ini menandai tonggak sejarah dalam strategi diversifikasi keuangan Grup Delta Dunia.

Penguatan Mata Uang Asia Diyakini Hanya Sementara
| Selasa, 25 Februari 2025 | 07:42 WIB

Penguatan Mata Uang Asia Diyakini Hanya Sementara

 Mayoritas mata uang Asia kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepekan terakhir. Tapi ini diyakini hanya penguatan sementara

Rupiah Diproyeksi Sulit Bangkit Pada Perdagangan Selasa (25/2)
| Selasa, 25 Februari 2025 | 07:38 WIB

Rupiah Diproyeksi Sulit Bangkit Pada Perdagangan Selasa (25/2)

Saat  ini pelaku pasar wait and see menjelang rilis data PDB dan inflasi personal consumption and expenditure (PCE) AS pekan ini

Kejagung Ungkap Korupsi Impor Minyak RON 90 Rp 193,7 T, Libatkan Pertamina dan KKKS
| Selasa, 25 Februari 2025 | 07:37 WIB

Kejagung Ungkap Korupsi Impor Minyak RON 90 Rp 193,7 T, Libatkan Pertamina dan KKKS

Tim penyidik Kejagung melakukan penahanan terhadap tujuh tersangka selama 20 hari ke depan terhitung sejak 24 Februari 2025.

Permintaan Masih Jadi Persoalan Summarecon Agung Tbk (SMRA) Menggenjot Kinerja
| Selasa, 25 Februari 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Masih Jadi Persoalan Summarecon Agung Tbk (SMRA) Menggenjot Kinerja

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) masih dapat mengandalkan pendapatan berulang yang diproyeksi tetap tumbuh positif

Sukatani dan Keresahan Publik
| Selasa, 25 Februari 2025 | 07:30 WIB

Sukatani dan Keresahan Publik

Lagu Bayar, Bayar, Bayar dari bank punk Sukatani menunjukan fenomena sosial yang tengah terjadi di masyarakat saat ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler