Pasokan OPEC dan Harga Gas Menahan Minyak di Kisaran Tertinggi dalam Tiga Tahun

Minggu, 03 Oktober 2021 | 10:38 WIB
Pasokan OPEC dan Harga Gas Menahan Minyak di Kisaran Tertinggi dalam Tiga Tahun
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Pompa minyak di kawasan Saint-Fiacre, Prancis, 17 September 2019. REUTERS/Christian Hartmann/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah bertahan di atas kisaran US$ 78 per barel pada perdagangan akhir pekan lalu, sedikit di bawah level tertinggi dalam tiga tahun terakhir yang tercetak awal pekan ini. Minyak terangkat ekspektasi bahwa para anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mempertahankan kecepatan dalam meningkatkan pasokan.

OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan menggelar pertemuan pada hari Senin (4/10. Kelompok ini perlahan-lahan meningkatkan kembali produksinya setelah melakukan pemangkasan besar-besaran tahun lalu. Sumber mengatakan OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan produksi.

Memperpanjang tren penguatannya hingga empat berturut-turut, harga minyak mentah Brent naik 97 sen, atau 1,2%, menetap di US$ 79,28. Sementara West Texas Intermediate (WTI) memperpanjang masa kenaikannya menjadi enam pekan berturut-turut, dengan naik 85 sen menjadi $75,88 per barel.

Baca Juga: Wall Street bervariasi, investor mencari peluang setelah pasar jeblok pada September

Brent telah meningkat lebih dari 50% tahun ini dan mencapai harga tertingginya dalam tiga tahun di kisaran US$ 80,75 per barel, pada Selasa.

OPEC+ menghadapi tekanan dari konsumen seperti Amerika Serikat (AS) dan India untuk memproduksi lebih banyak minyak, agar menahan laju kenaikan harga. Permintaan yang pulih lebih cepat daripada yang diperkirakan di beberapa bagian dunia, telah mendorong haga.

"Jika OPEC+ tetap pada skenario dan hanya meningkatkan pasokan 400.000 barel per hari, seperti yang direncanakan pada November. Pasar akan segera melihat harga minyak menyentuh kisaran US$ 90 per barel," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. Ia menambahkan bahwa setiap kenaikan yang lebih kecil dari 600.000 barel akan meningkatkan harga. .

Baca Juga: Para Pembeli dari China Tak Ragu Membeli LNG di Atas Harga Penawaran

Minyak juga mendapat dukungan karena lonjakan harga gas alam secara global mendorong produsen listrik untuk menjauh dari gas. Pembangkit listrik di Pakistan, Bangladesh dan Timur Tengah mulai mengganti bahan bakar ke minyak.

"Alasan yang paling mungkin untuk harga minyak yang stabil adalah investor percaya kesenjangan pasokan-permintaan akan melebar karena krisis listrik memburuk," kata Naeem Aslam, analis di Avatrade.

Perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu keempat berturut-turut karena semakin banyak unit pengeboran lepas pantai di Teluk Meksiko kembali beroperasi, setelah vakum akibat badai.

Jumlah rig naik 7 menjadi 528 dalam seminggu hingga 1 Oktober, tertinggi sejak April 2020, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam laporannya pada Jumat. 

Selanjutnya: Pil Covid-19 Buatan Merck Dapat Hasil Memuaskan dalam Ujicoba Klinis Tahap III

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery (MBMA) Menerbitkan Obligasi Senilai Rp 1,94 Triliun
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 03:30 WIB

Merdeka Battery (MBMA) Menerbitkan Obligasi Senilai Rp 1,94 Triliun

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I Tahap II Tahun 2025 dengan jumlah pokok Rp 1,94 triliun. 

Strategi Elnusa (ELSA) Mengarungi Tantangan
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 03:30 WIB

Strategi Elnusa (ELSA) Mengarungi Tantangan

Untuk menjawab tantangan industri migas dan mendukung transisi menuju energi bersih, manajemen Elnusa telah menyiapkan tujuh strategi utama.

PHK Naik, Klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan BPJS Ketenagakerjaan Melonjak
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 03:30 WIB

PHK Naik, Klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan BPJS Ketenagakerjaan Melonjak

BPJS Ketenagakerjaan mencatat total klaim manfaat JKP yang dibayarkan pada Januari hingga Juni 2025 mencapai Rp 442,94 miliar, melonjak 114%

OJK dan Pelaku Bisnis Merevisi Turun Target Pembiayaan di Tahun Ini
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 03:29 WIB

OJK dan Pelaku Bisnis Merevisi Turun Target Pembiayaan di Tahun Ini

Perubahan target ini dibuat setelah mempertimbangkan dinamika ekonomi yang ada dan ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi kinerja

Ekspor Produk Manufaktur Terus Mendaki
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 03:29 WIB

Ekspor Produk Manufaktur Terus Mendaki

Selain memiliki pangsa terbesar, ekspor industri manufaktur juga mencatat pertumbuhan sebesar 16,57% secara tahunan.

Orang Muda di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 03:26 WIB

Orang Muda di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Transformasi menuju negara maju tak akan pernah terwujud jika kelas menengahnya dibiarkan rapuh, tanpa perlindungan, dan tanpa ruang untuk tumbuh.

Profit 25,49% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Setipis Silet (4 Agustus 2025)
| Senin, 04 Agustus 2025 | 09:29 WIB

Profit 25,49% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Setipis Silet (4 Agustus 2025)

Harga emas batangan Antam 24 hari ini masih sesuai update 4 Agustus 2025 di Logammulia.com Rp 1.946.000 per gram, buyback Rp 1.792.000 per gram.

Banding-Banding Kinerja Bank Digital di Paruh Pertama 2025, Pilih ARTO atau AGRO?
| Senin, 04 Agustus 2025 | 09:02 WIB

Banding-Banding Kinerja Bank Digital di Paruh Pertama 2025, Pilih ARTO atau AGRO?

Emiten bank digital yang telah merilis laporan keuangan semester I-2025 kompak menorehkan bottom line yang positif.

ESG Perbankan Besar: Kredit Hijau dan UMKM Mengalir Deras
| Senin, 04 Agustus 2025 | 08:57 WIB

ESG Perbankan Besar: Kredit Hijau dan UMKM Mengalir Deras

Perbankan getol menyalurkan kredit keberlanjutan ke sektor hijau dan sosial. Prospek saham bank pun semakin menarik.

Kinerja Apik di Paruh Pertama 2025, Pendapatan TAPG Diproyeksi Naik 9% di Akhir 2025
| Senin, 04 Agustus 2025 | 08:22 WIB

Kinerja Apik di Paruh Pertama 2025, Pendapatan TAPG Diproyeksi Naik 9% di Akhir 2025

Produksi CPO PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) di semester II-2025 diprediksi tetap stabil, didukung kondisi cuaca yang lebih bersahabat.

INDEKS BERITA