Pemadam

Jumat, 07 Maret 2025 | 03:09 WIB
Pemadam
[ILUSTRASI. TAJUK - Hendrika Yunapritta]
Hendrika Yunapritta | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati sudah surut, banjir yang melanda wilayah sekitar ibukota awal pekan ini, menyisakan pertanyaan tentang penyebab banjir. Selama ini, Pemerintah pusat mengupayakan pembangunan pengendali banjir, seperti bendungan. Hanya saja, setelah kejadian itu, terasa pengendali banjir ternyata belum dibangun maksimal. Penyebabnya, menurut Menteri Pekerjaan Umum, karena keterbatasan lahan yang belum disediakan pemerintah daerah setempat.

Misalnya saja, normalisasi Kali Ciliwung yang ditargetkan sepanjang 33 kilometer, baru diselesaikan 17 kilometer. Lantas, tanggul Kali Bekasi baru dibangun 13,8 km. Pengerukan kali di Jabodetabek juga tidak dilakukan secara terus menerus. Karena ketinggian banjir sampai lebih dari 5 meter, masyarakat pun  mempertanyakan efektivitas bendungan di Ciawi dan Sukamahi yang diandalkan untuk mencegah banjir Jakarta dan sekitarnya. 

Usai bencana banjir lalu, Pemerintah pusat lantas menetapkan pembangunan tanggul Kali Bekasi untuk mitigasi banjir daerah tersebut, dengan anggaran Rp 1,1 triliun. Pemerintah daerah diharap segera melakukan pembebasan lahan agar pembangunan bisa segera mulai. 

Banjir bukan terjadi kali ini saja di kawasan Jabodetabek. Namun, saban terjadi banjir, kita tampak tergagap dan sadar, kalau ternyata mitigasi yang dilakukan tak cukup membendung aliran air. Kalau saja, pembangunan infrastruktur pengendali banjir dibangun secara konsisten dengan perencanaan menyeluruh, mungkin hasil mitigasinya bisa lebih maksimal. 

Merunut banjir di Bekasi yang terjadi lalu, Pemerintah hanya bisa menunggu air surut. Maklum, saat air masih tinggi pun tak bisa dipompa atau dialihkan lantaran area terdampak yang cukup luas. 

Penanganan bencana banjir dengan gaya pemadam ini, mengingatkan pada penanganan lonjakan harga komoditas pangan. Saban bulan puasa hingga Lebaran, beberapa komoditas pangan hampir selalu mengalami kenaikan harga. Solusinya, adalah operasi pasar untuk sebagian bahan pangan seperti daging dan minyak. Penanganan ini disebut pengamat ekonomi bak kerja pemadam, karena dilakukan tanpa menyentuh akar masalahnya. Alhasil, peristiwa yang sama, selalu berulang, dengan penanganan yang juga serupa pula. 

Mari kita berharap agar Pemerintah, baik di pusat maupun daerah, meninggalkan solusi gaya pemadam dan merampungkan masalah hingga ke akarnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengintip Strategi ITMG yang Lebih Selektif Diversifikasi ke Bisnis Non-Batubara
| Selasa, 15 Juli 2025 | 09:40 WIB

Mengintip Strategi ITMG yang Lebih Selektif Diversifikasi ke Bisnis Non-Batubara

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) lebih berhati-hati di bisnis PLTA namun tetap ekspansif di pertambangan nikel.

Saham INET Terus Merangkak Naik Ditopang Harapan Menang Lelang Frekuensi
| Selasa, 15 Juli 2025 | 08:52 WIB

Saham INET Terus Merangkak Naik Ditopang Harapan Menang Lelang Frekuensi

Lantaran sudah mengalami kenaikan tinggi sejak awal 2025, saham INET disarankan untuk trading jangka pendek saja.

Profit 25,66% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (15 Juli 2025)
| Selasa, 15 Juli 2025 | 08:47 WIB

Profit 25,66% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (15 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 15 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.914.000 per gram, harga buyback Rp 1.758.000 per gram.

Saham TOWR Sedang Uptrend, Jadi Emiten Menara Paling Banyak Aksi Korporasi di 2025
| Selasa, 15 Juli 2025 | 08:12 WIB

Saham TOWR Sedang Uptrend, Jadi Emiten Menara Paling Banyak Aksi Korporasi di 2025

Penggunaan dana rights issue untuk melunasi sebagian utang bank Protelindo akan memperbaiki kemampuan TOWR dalam menghasilkan laba.

IHSG Menanti Arah Suku Bunga Acuan Bank Indonesia
| Selasa, 15 Juli 2025 | 07:45 WIB

IHSG Menanti Arah Suku Bunga Acuan Bank Indonesia

Penguatan IHSGkemarin  sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa Asia yang turut menguat. Hari ini, Herditya memproyeksi IHSG menguat terbatas.

Lonjakan Harga Bitcoin Akan Terus Berlanjut Sepanjang 2025, Rekor Baru bisa Tercipta
| Selasa, 15 Juli 2025 | 07:11 WIB

Lonjakan Harga Bitcoin Akan Terus Berlanjut Sepanjang 2025, Rekor Baru bisa Tercipta

Harga bitcoin tahun ini diprediksi bisa tembus US$ 140.000 per btc, menjadikannya sebagai aset terbaik mengalahkan emas.

Reksadana Pendapatan Tetap Masih Prospektif di Semester II
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:30 WIB

Reksadana Pendapatan Tetap Masih Prospektif di Semester II

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana mencapai Rp 513,93 triliun.

Rumitnya Premium
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:12 WIB

Rumitnya Premium

Pemerintah harus berani bersinergi dengan pelaku usaha untuk menciptakan ekosistem beras yang adil, stabil, dan tanpa drama.

Berharap Spread Harga ETF Emas Bisa di Bawah Emas Fisik
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:10 WIB

Berharap Spread Harga ETF Emas Bisa di Bawah Emas Fisik

Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan produk exchange-traded fund (ETF) emas pada kuartal IV-2025.

Jawa Barat Mendominasi Pasokan Rumah Bersubsidi
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:10 WIB

Jawa Barat Mendominasi Pasokan Rumah Bersubsidi

Penyaluran rumah subsidi lewat skema FLPP sudah mencapai Rp 15,73 triliun sepanjang tahun berjalan 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler