Pemain Besar Absen, 6 Pabrikan Janji Stop Produksi Mobil Berbahan Bakar Fosil di 2024

Rabu, 10 November 2021 | 11:29 WIB
Pemain Besar Absen, 6 Pabrikan Janji Stop Produksi Mobil Berbahan Bakar Fosil di 2024
[ILUSTRASI. Stasiun pengisian kendaraan listrik iONiX saat pameran otomotif Munich Motor Show IAA Mobility 2021 di Munich, Jerman, Senin (6/9/2021). REUTERS/Michaela Rehle]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - GLASGOW. Enam pabrikan mobil besar menyatakan komitmen untuk menghentikan produksi kendaraan berbahan bakar fosil di seluruh dunia pada tahun 2040. Janji ini merupakan bagian dari upaya global untuk mengurangi emisi karbon, demikian pernyataan Pemerintah Inggris, Rabu (10/11).

Namun sumber yang mengetahui isi pernyataaan tersebut, mengatakan dua pemain teratas dunia, Toyota Motor Corp dan Volkswagen AG, serta dua pasar otomotif terbesar dunia, yaitu China, Amerika Serikat (AS), juga Jerman tidak berpartisipasi dalam pembuatan komitmen tersebut. Ketidakhadiran mereka menggarisbawahi tantangan yang tetap ada dalam proses peralihan ke masa depan tanpa emisi.

Mobil, truk, kapal, bus dan pesawat menyumbang sekitar seperempat dari semua emisi karbon global, demikian diperlihatkan data International Energy Agency (IEA). Sebagian besar emisi itu berasal moda transportasi darat.

Baca Juga: Tidak bergabung dalam COP26, Barack Obama layangkan kritik ke Rusia dan China

Volvo asal Swedia, dua produsen otomotif AS: Ford Motor Co dan General Motors Co, Mercedes-Benz Daimler AG, serta BYD Co Ltd China dan Jaguar Land Rover, unit Tata Motors Ltd India, akan menandatangani janji tersebut pada pembicaraan iklim di Glasgow. Konferensi terkini yang betujuan membantu membatasi pemanasan global pada pertengahan abad.

Volvo juga menyatakan komitmen untuk sepenuhnya memproduksi kendaraan listrik pada tahun 2030.

Inggris, yang menjadi tuan rumah KTT COP26, mengatakan empat negara baru termasuk Selandia Baru dan Polandia bergabung dengan negara-negara lain yang telah berkomitmen untuk memastikan semua mobil dan van baru bebas emisi pada tahun 2040, atau lebih awal.

Baca Juga: Absurditas Penanganan Perubahan Iklim

Pernyataan itu muncul pada hari yang didedikasikan untuk transportasi di konferensi tersebut.

Namun keengganan dua pasar mobil terbesar di dunia, China dan AS, untuk bergabung, memunculkan pertanyaan tentang efektivitas komitmen tersebut.

GM mengatakan "bangga sekarang berdiri bersama perusahaan lain, pemerintah dan organisasi masyarakat sipil untuk mendukung deklarasi berkomitmen untuk bekerja menuju transisi ke kendaraan nol emisi 100% pada tahun 2035."

Ford mengkonfirmasi partisipasinya dengan menyatakan: “Semua orang akan bekerja sama untuk menjadi sukses.”

Seorang sumber mengatakan bahwa kendati pemerintah federal AS tidak turut serta dalam inisiatif tersebut, pemerintah di negara-negara bagian yang merupakan pasar otomotif utama, seperti California dan New York, turut berpartisipasi.

Sebuah sumber industri otomotif mengatakan beberapa pembuat mobil mewaspadai janji tersebut karena membuat mereka berkomitmen pada perubahan teknologi yang mahal, tetapi tidak memiliki komitmen serupa dari pemerintah untuk memastikan bahwa infrastruktur pengisian dan jaringan yang diperlukan akan dibangun untuk mendukung kendaraan listrik.

Pada musim panas, Komisi Eropa mengusulkan larangan efektif terhadap kendaraan berbahan bakar fosil pada tahun 2035. Usulan itu disertai dengan komitmen untuk membebankan biaya infrastruktur yang diminta oleh pembuat mobil.

Baca Juga: Komitmen tekan emisi, Indonesia bergabung dengan Clean Energy Demand Initiative

Pembuat mobil nomor empat dunia, Stellantis, juga tidak tercantum dalam daftar pabrikan otomotif yang ikut berkomitmen. Nama-nama lain yang juga belum menyatakan berpartisipasi adalah pembuat mobil Jepang Honda Motor Co Ltd dan Nissan Motor Co Ltd; BMW Jerman dan Hyundai Motor Co Korea.

Menurut sumber, perusahaan ride-hailing Uber Technologies Inc juga akan menjadi penandatangan.

Pernyataan pemerintah Inggris mengatakan deklarasi bersama juga akan ditandatangani oleh perusahaan termasuk pengecer makanan Sainsbury's dan kota-kota di seluruh dunia yang bertujuan untuk membuat armada kendaraan mereka ramah lingkungan.

Selanjutnya: Saham Barang Konsumsi Terdorong Optimisme Konsumen

 

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA