Pemerintah Kaji Pembukaan Sektor Pendidikan dan Pelonggaran Sektor Kesehatan

Kamis, 14 Februari 2019 | 06:00 WIB
Pemerintah Kaji Pembukaan Sektor Pendidikan dan Pelonggaran Sektor Kesehatan
[]
Reporter: Mochammad Fauzan | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kaji pembukaan investasi asing di sektor pendidikan. Bersamaan itu, investasi asing di sektor kesehatan juga akan diperlonggar. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi aliran devisa keluar karena jumlah mahasiswa yang kuliah di luar negeri serta masyarakat berobat di negara lain meningkat setiap tahun.

Pemerintah pernah mewacanakan untuk membuka universitas dan rumah sakit bagi investasi asing, saat membahas revisi daftar negatif investasi (DNI) tahun lalu. Namun, wacana itu tak terealisasi saat penetapan aturan baru DNI. Hingga kini sektor pendidikan, masih tertutup bagi investor asing. Sedangkan untuk rumah sakit, investor asing boleh menanamkan modal dengan kepemilikan saham maksimal hingga 67%.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong menjelaskan pembukaan investasi asing di sektor pendidikan perlu dilakukan. Sebab saat ini ada ratusan ribu mahasiswa Indonesia belajar ke luar negeri. " Ini turut berkontribusi menguras devisa dalam negeri," terang Tom, panggilan akrabnya di acara Market Outlook 2019, Rabu (13/2).

Begitu juga dengan pelonggaran investasi asing di rumah sakit. Tak dipungkiri, kualitas rumah sakit di luar negeri lebih unggul dibandingkan di tingkat lokal. Banyaknya WNI ke luar negeri untuk kuliah dan berobat turut mengakibatkan neraca jasa pada Neraca Transaksi Berjalan tahun 2018 defisit sebesar US$ 7,1 miliar. Khusus dari transportasi, defisit US$ 8,84 miliar, meningkat pesat dibandingkan dengan 2017 yang hanya defisit US$ 6,86 miliar.

Tom klaim, sudah ada investor yang berminat tanam modal jika kebijakan ini terealisasi. Oleh karena itu, BKPM menargetkan implementasi kebijakan ini bisa terlaksana usai Pemilu April 2019.

Pemerintah membagi dua jenis pemodal asing boleh punya saham di universitas. Pertama di luar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), asing bisa memiliki saham hingga 67%. kedua di dalam KEK bisa mencapai 100%.

Kepemilikan asing di rumah sakit juga akan lebih lebar agar memperbanyak jumlah rumah sakit. Tiap tahun puluhan ribu WNI berobat ke Penang, Malaysia. "Kalau rumah sakit asing bisa masuk ke Indonesia kita bisa mendapat pelayanan internasional, bisa menghemat devisa, dan bisa membuka lapangan kerja" jelas Thomas Lembong.

Masuknya investasi asing di dua sektor ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor tersebut.

Bagikan

Berita Terbaru

Dari Peagang Sukses Menjadi Bos Menara Telekomunikasi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:15 WIB

Dari Peagang Sukses Menjadi Bos Menara Telekomunikasi

Rudolf Parningotan Nainggolan melihat peluang bisnis penyewaan menara telekomunikasi dari bahan tesis yng disusunnya.

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:14 WIB

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (21 Juni 2025) Rp 1.942.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,27% jika menjual hari ini.

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:45 WIB

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II

PPRI memperkirakan adanya risiko kenaikan kertas yang digunakan perusahaan dengan potensi kenaikan harga sebesar 5%-7%.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:30 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:10 WIB

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%

FPNI menili tahun ini masih penuh tantangan. Ini karena persaingan yang ketat dan tekanan margin akibat tingginya biaya produksi.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:58 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:05 WIB

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan

Inovasi layanan keuangan yang dikembangkan instansi terkait perlu diimbangi dengan pengawasan ketat dan edukasi.​

Kunci Semua Jawaban
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Kunci Semua Jawaban

Seolah-olah semua permasalah yang ada di negeri mulai dari perusahaan bangkrut hingga pembiayaan perumahan bisa diselesaikan Danantara.

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi

Terbuka peluang harga minyak akan lebih bullish dibandingkan ketika kenaikan harga minyak akibat invasi Rusia ke Ukrania.  

Pergerakan Rupiah dalam Sepekan Masih Tertekan Sentimen Global
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Pergerakan Rupiah dalam Sepekan Masih Tertekan Sentimen Global

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah spot menguat tipis 0,06% dari perdagangan sehari sebelumnya ke level Rp 16.397 per dolar AS. 

INDEKS BERITA

Terpopuler