Berita Market

Peminat Lelang Sukuk Negara Tinggi, Pemerintah Pilih Berhati-Hati Ambil Penawaran

Rabu, 25 Agustus 2021 | 05:15 WIB
Peminat Lelang Sukuk Negara Tinggi, Pemerintah Pilih Berhati-Hati Ambil Penawaran

Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai penawaran investor dalam lelang sukuk negara alias surat berharga syariah negara (SBSN) pada Selasa (24/8) kembali naik. Kemarin penawaran yang masuk mencapai Rp 52,46 triliun, naik tipis dari penawaran di lelang SBSN sebelumnya, Selasa (10/8), Rp 51,65 triliun.

Meski naik tipis, Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula menilai hasil ini sangat baik. Alasannya, ini merupakan penawaran tertinggi kedua di lelang sukuk tahun ini. Saat ini, faktor global dan kondisi makro Indonesia memang mendukung. 

Pemerintah dan Bank Indonesia melanjutkan burden sharing. Ini membuat penerbitan SBN di lelang pemerintah ke depan akan berkurang. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, yield pada lelang kali ini sedikit naik. 

Akan tetapi, Ramdhan menilai, pasar masih bisa menguat dan yield bisa turun. Selain itu, likuiditas pasar obligasi masih baik, didukung tingginya likuiditas perbankan. Saat ini, bank masih berhati-hati menyalurkan kredit dan memilih menempatkan dana di SBN.

Baca Juga: Investor mulai percaya diri masuk sukuk negara tenor panjang

Meski penawaran tinggi, pemerintah masih berhati-hati dan hanya menyerap Rp 9 triliun. Angka ini di bawah target indikatif yang ditetapkan sebelumnya, Rp 10 triliun.
Penyerapan ini di bawah target karena sesuai dengan kebutuhan yield yang bisa diterima. "Pemerintah punya bargain di situ," kata Ramdhan, Selasa (24/8).

Dalam lelang SBSN kali ini, PBS029 yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 menjadi seri yang paling banyak diburu investor, dengan jumlah penawaran masuk Rp 14,17 triliun. Seri ini sekaligus menjadi seri paling banyak dimenangkan, yaitu Rp 3,75 triliun.

Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengatakan, pemerintah mengambil tenor tersebut lebih banyak daripada tenor lain, karena jatuh tempo yang lebih lama. "Jatuh tempo yang masih cukup panjang, yield juga turun dari sebelumnya,” ujar dia. 

Investor saat ini juga merespons positif penurunan kasus Covid-19 dan prospek ekonomi. Beberapa investor mulai beralih dari tenor jangka pendek ke tenor jangka panjang.

Baca Juga: Simak enam seri SBSN yang akan dilelang hari ini

Terbaru