Penurunan Imbal Hasil Aset Teraman Sedunia Memicu Fluktuasi di Pasar Global

Rabu, 07 Juli 2021 | 22:02 WIB
Penurunan Imbal Hasil Aset Teraman Sedunia Memicu Fluktuasi di Pasar Global
[ILUSTRASI. Logo Nasdaq di kantor bursa Nasdaq di New York, 2 September 2015. REUTERS/Brendan McDermid]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. Aksi sejumlah hedge fund menutup posisinya terhadap treasury Amerika Serikat (AS) berjangka 10 tahun memicu gejolak di pasar obligasi. Imbal hasil treasury 10-tahun, aset yang dianggap paling aman sedunia, merosot di bawah 1,40% dalam perdagangan di pasar New York, Selasa (6/7).

Dalam perdagangan awal di London, hari ini, imbal hasil surat utang pemerintah AS itu tergelincir hingga posisi terendahnya selama lima bulan terakhir, sebelum stabil di kisaran 1,34%. Posisi itu 40 basis poin (bps) lebih rendah daripada posisi tertingginya sejak Januari 2020, yaitu 1,77% yang tercapai di bulan Maret.

Gejolak itu mencerminkan suramnya pandangan pasar terhadap saham yang memiliki kinerja baik di saat suku bunga cenderung meningkat, hingga bertaruh terhadap treasury AS jadi tidak menguntungkan. Situasi itu juga bisa dibaca sebagai ketakutan pasar terhadap munculnya gelombang terbaru Covid-19.

Baca Juga: Wall Street bervariasi, Nasdaq menguat ditopang penurunan yield US Treasury

Seorang pedagang di bank Eropa mengatakan fluktuasi di pasar obligasi dipicu oleh penurunan imbal hasil treasury AS di bawah 1,40%. Itu terjadi setelah banyak pengelola dana melakukan lindung nilai atas perdagangan reflasi dengan memasang perintah stop-loss pada level itu.

Order stop-loss pada dasarnya cara investor melakukan lindung nilai terhadap perdagangan mereka yang lebih luas, dengan mengambil posisi berlawanan. Tujuannya adalah memangkas kerugian di saat pasar bergerak berlawanan arah dari posisi mereka.

Namun trader lain menilai penyebab fluktuasi semata-mata teknikal, karena imbal hasil treasury AS telah membentuk variasi dari death cross. Pola itu terjadi di saat rata-rata pergerakan jangka pendek, atau 50 hari, berpotongan dengan rata-rata jangka panjang (100 hari) menunjuk ke hasil yang lebih rendah.

Baca Juga: Wall Street: Dow Jones dan S&P 500 koreksi, Nasdaq cetak rekor penutupan baru

Saham-saham sektor teknologi dan growth, yang dinilai memiliki keunggulan dalam jangka panjang, kembali bersinar di saat imbal hasil berada di bawah tekanan. Indeks berjangka Nasdaq menuju rekor tertingginya yang baru pada Rabu.

"Ada lonjakan di sekitar area 1,38-1,40 dan melewatinya memicu beberapa stop (stop loss)," kata Charles Diebel, kepala pendapatan tetap di Mediolanum International Funds. "Ketika sampai ke level itu, orang-orang yang kekurangan merasa tidak nyaman dan mulai menjual."

Taruhan bearish bersih pada treasury berjangka 10 tahun melonjak menjadi 59.960 kontrak untuk pekan yang berakhir 29 Juni, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas.

Sedangkan turn over harian pada kontrak berjangka sebulan untuk treasury AS 10 tahun hampir mencapai dua juta kontrak. Itu volume terbesar sejak 26 Mei, tetapi tidak mencapai separuh dari posisi tertingginya di tahun ini pada akhir Februari, yang melampaui 4 juta kontrak, menurut data Refinitiv.

Gaung dari fluktuasi itu melampaui kurva imbal hasil dan terdengar hingga pasar yang lebih luas. Dollar Australia yang sedang naik daun pun terjerembab.

Meskipun hasil berada di bawah tekanan selama beberapa minggu terakhir, pergerakan lebih rendah dipercepat setelah mereka memulai Juli di bawah 1,50%.

Baca Juga: Harga minyak ambles, sentimen pembatalan kebijakan OPEC+ masih jadi fokus utama

Jeda musim panas musiman di pasar keuangan juga merupakan alasan untuk pergerakan yang terlalu besar, kata seorang manajer dana yang menolak disebutkan namanya. Dia mengatakan pergerakan utang AS dipicu oleh dana lindung nilai, meskipun ukuran perdagangannya tidak "besar-besaran".

Terlepas dari penentuan posisi dan teknis, penyebaran varian Delta COVID-19 baru-baru ini dan data aktivitas layanan AS yang lemah juga membebani sentimen investor, mendorong mereka untuk mencari keamanan di treasury AS.

"Ini kemungkinan merupakan pergeseran narasi pasar: dari kekhawatiran inflasi ke kekhawatiran tentang keberlanjutan momentum pertumbuhan, dan Anda melihatnya di hampir semua pasar," kata Vasileios Gkionakis, kepala strategi FX di Banque Lombard Odier & Cie SA.

Selanjutnya: Mayoritas Kurs dan Saham Negara Berkembang Turun, Ada Kekhawatiran Hawkish The Fed

 

Bagikan

Berita Terbaru

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

Menguak Labirin Korupsi Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 07:10 WIB

Menguak Labirin Korupsi Pajak

Publik saat ini tengah menantikan langkah tegas Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi sektor pajak.​

Pembunuh UMKM
| Rabu, 26 November 2025 | 07:00 WIB

Pembunuh UMKM

Jaringan ritel modern kerap dituding sebagai pembunuh bisnis UMKM dan ditakutkan bisa menjalar ke Kopdes yang bermain di gerai ritel.

INDEKS BERITA

Terpopuler