Pergerakan Rupiah Masih Tertekan Karena Arah Suku Bunga

Senin, 31 Juli 2023 | 04:20 WIB
Pergerakan Rupiah Masih Tertekan Karena Arah Suku Bunga
[ILUSTRASI. Pelemahan rupiah diprediksi seiring sikap investor yang menanti data inflasi Indonesia per Juli 2023 dan akan dirilis Selasa (1/8)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/03/2020.]
Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan lalu. Tekanan terlihat baik di pasar spot maupun berdasar Jakarta Interbank Spot Dollar Rate  (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia  (BI). Tekanan atas rupiah diprediksi masih berlanjut pada Senin (31/7).

Pelemahan rupiah diprediksi seiring sikap investor yang menanti data inflasi Indonesia per Juli 2023 dan akan dirilis Selasa (1/8). "Namun ada kabar BI sedang aktif mengintervensi, sehingga pelemahan rupiah bisa terbatas," ucap Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong, Jumat (28/7).

Lukman mengatakan, rupiah akhir pekan lalu tertekan data ekonomi AS yang lebih baik dari proyeksi. Data tersebut adalah produk domestik bruto (PDB) yang lebih tinggi dari proyeksi dan klaim pengangguran yang lebih rendah dari prediksi. 

Baca Juga: Bunga Acuan Akan Pengaruhi Pergerakan IHSG, Ini Saham Rekomendasi Analis Senin (31/7)

Senada, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, data ekonomi AS yang lebih kuat meningkatkan kemungkinan The Fed kembali menaikkan suku bunga. Meski demikian, pasar sepertinya sudah mengantisipasi pertemuan The Fed pada September."Ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan, menunjukkan kemungkinan resesi semakin kecil," ungkap dia.

Dari domestik, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan insentif terhadap eksportir yang menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di sistem keuangan Indonesia. Hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 tahun 2023 tentang DHE yang baru diterbitkan. 

Dalam PP 36 tahun 2023 tentang DHE tersebut terdapat fasilitas tambahan yaitu insentif perpajakan dan pemberian status eksportir bereputasi baik dan insentif lain yang dapat dikeluarkan oleh kementerian/lembaga lain. 

Baca Juga: Simak Sentimen yang Menyeret Pergerakan Rupiah di Pekan Ini

Selain itu Kemenkeu memberikan insentif fiskal untuk merayu para eksportir. Bentuknya berupa diskon pajak penghasilan (PPh) atas bunga deposito. Misalnya, untuk tenor 1 bulan  pajaknya dikorting dari 20% menjadi 10%. Namun jika dollar AS itu dikonversi menjadi rupiah, maka pajak bunganya  dipotong lagi menjadi 7,5%.

"Penempatan DHE sumber daya alam di sistem keuangan Indonesia bisa semakin memperkuat stabilitas sistem keuangan Indonesia sehingga bisa memperkuat posisi rupiah terhadap dollar AS," jelas Ibrahim.

Menurut Ibrahim, rupiah bakal bergerak melemah di Rp 15.080 - Rp 15.150 pada Senin (31/7).  Lukman memperkirakan, rupiah akan bergerak di area Rp 15.000 - Rp 15.200 per dollar AS.

Pada Jumat (28/7), rupiah di pasar spot melemah 0,7% di Rp 15.105 per dollar AS. Sedangkan rupiah berdasarkan data JISDOR BI melemah 0,53% di Rp 15.083 per dollar AS.

Baca Juga: Rupiah Diperkirakan Melemah pada Perdagangan Awal Pekan, Senin (31/7)
 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Bisnis Asuransi Bisa Tumbuh Lebih Cepat Berkat Program Penjaminan Polis
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Asuransi Bisa Tumbuh Lebih Cepat Berkat Program Penjaminan Polis

Memudarkan kepercayaan masyarakat juga dinilai ikut menyebabkan rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia. 

BUMN Pasok Lebih Banyak Minyakita
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:10 WIB

BUMN Pasok Lebih Banyak Minyakita

Melalui aturan baru, pemerintah memperkuat posisi BUMN Pangan sebagai distributor Minyakita dan menjaga HET yang ditetapkan Rp 15.700 per liter.

IHSG Senin (8/12) Berpeluang Menguat Terbatas
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:10 WIB

IHSG Senin (8/12) Berpeluang Menguat Terbatas

Secara teknikal, IHSG masih berada pada tren bullish karena bergerak di atas indikator MA20, MA50 dan MA200 . 

Hasil Rapat FOMC Tentukan Arah IHSG Pekan Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:05 WIB

Hasil Rapat FOMC Tentukan Arah IHSG Pekan Ini

Hasil  rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bakal menjadi arah penentu pergerakan bursa global di pekan ini

IHSG Cetak Rekor Terus, Cuan Konglomerat Makin Tebal
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:00 WIB

IHSG Cetak Rekor Terus, Cuan Konglomerat Makin Tebal

Dari data Bloomberg, Prajogo Pangestu masih jadi taipan yang menuai untung paling besar dari kepemilikan sahamnya di sejumlah emiten. 

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual
| Minggu, 07 Desember 2025 | 22:38 WIB

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual

Bagi DMMX Group, proyek ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio IP dan konten digital.

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas
| Minggu, 07 Desember 2025 | 12:24 WIB

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas

Kendati ekspansi bisa mendorong kinerja jangka panjang, tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas menjadi risiko emiten ini

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:55 WIB

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut

Tren perbaikan kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemungkinan memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

INDEKS BERITA

Terpopuler