Pergerakan Saham-Saham LQ45 yang Menjadi Pemberat IHSG

Jumat, 01 Maret 2019 | 09:31 WIB
Pergerakan Saham-Saham LQ45 yang Menjadi Pemberat IHSG
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham anggota indeks LQ45 terjebak di kelompok saham pemberat (laggard) gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Februari 2019. Bahkan beberapa di antaranya tercatat menjadi saham laggard sejak awal tahun.

Salah satunya adalah saham PT Astra International Tbk (ASII), yang terkoreksi 15% sepanjang Februari. Bila dihitung sejak akhir tahun lalu atau year to date, harga ASII turun 13%. Sahal LQ45 lain yang menjadi saham laggard adalah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, banyak emiten mencatat kinerja positif, akan tetapi prospek sektor bisnis emiten tersebut kurang oke. Ini berdampak pada minat investor masuk ke saham tersebut. "Kinerja ASII tahun 2018 cukup baik, karena ditopang diversifikasi bisnis. Namun, segmen bisnis otomotif dan perkebunan justru melambat. Faktor ini yang membuat investor atau trader cenderung pesimistis," kata Lanjar kepada Kontan, Kamis (28/2).

Di sisi lain, Senior Technical Analyst Samuel Sekuritas William Mammudi mengatakan, sejumlah saham LQ45 menjadi laggard lantaran terkena aksi ambil untung di pasar modal. "Sebab sejak akhir tahun dan sepanjang Januari lalu harga sudah rally kencang," ujar William.

Tren aksi ambil untung tersebut, menurut William, menyebabkan pelaku pasar lebih berhati-hati saat ini. Apalagi, pasar masih cukup sensitif di tengah isu negosiasi terkait perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih berlanjut.

Dengan begitu, William menilai saham-saham LQ45 yang menjadi pemberat indeks di Februari masih akan bergerak moderat di Maret. Pasalnya, pelaku pasar masih wait and see hingga pemilu April mendatang.

Meskipun merekomendasikan investor untuk wait and see, William melihat saham-saham sektor properti, konstruksi dan precast masih menarik dilirik.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menilai, banyaknya saham LQ45 yang tergerus, sebagai bagian dari tren rebalancing industri. Kebanyakan saham laggard dihuni emiten sektor perbankan, aneka industri dan konsumer.

Dari saham-saham tersebut, menurut Aditya, hanya saham sektor perbankan memiliki prospek positif untuk jangka panjang. Aditya merekomendasikan investor wait and see untuk sisanya.

Dalam jangka panjang, Aditya menilai prospek saham perbankan lebih positif, seperti BBCA, BMRI dan BBNI. Di mana, sepanjang 2018 emiten perbankan rata-rata masih sanggup membukukan kenaikan margin 10%–12%.

Di sisi lain, valuasi saham perbankan tersebut cenderung masuk kelas premium (valuasi mahal). Sementara itu, outlook bank masih bagus meskipun terbatas. "Rekomendasi saya, BMRI bisa dibeli dari sekarang, selebihnya wait and see," jelas dia.

Untuk sektor otomotif, Aditya menilai prospeknya masih suram di 2019, begitu pun sektor konsumsi.

Bagikan

Berita Terbaru

Efek Aturan Baru Harga Patokan Mineral, Penambang Kecil Berpotensi Tertekan
| Selasa, 02 September 2025 | 11:56 WIB

Efek Aturan Baru Harga Patokan Mineral, Penambang Kecil Berpotensi Tertekan

Di satu sisi pemerintah menilai langkah ini memperkuat penerimaan negara, sementara di sisi lain penambang khawatir posisi tawarnya makin lemah.

Prabowo akan Rilis Aturan Pembangkit Sampah, Danantara dan Swasta Siap Garap PLTSa
| Selasa, 02 September 2025 | 11:46 WIB

Prabowo akan Rilis Aturan Pembangkit Sampah, Danantara dan Swasta Siap Garap PLTSa

Aturan terbaru terkait pembangkit listrik tenaga sampah meniadakan tipping fee dan mengakomodasi semua teknologi pengolahan sampah​.

Paling Diminati Asing Pekan Lalu, tapi Analis Pilih Wait and See AMMN, CUAN, & BBRI
| Selasa, 02 September 2025 | 08:36 WIB

Paling Diminati Asing Pekan Lalu, tapi Analis Pilih Wait and See AMMN, CUAN, & BBRI

Situasi Indonesia yang masih panas di sejumlah daerah membuat investor saham mesti lebih berhati-hati.

Prospek Diadang Lemahnya Daya Beli Masyarakat, Saham ACES Berpotensi Masih Tertekan
| Selasa, 02 September 2025 | 08:10 WIB

Prospek Diadang Lemahnya Daya Beli Masyarakat, Saham ACES Berpotensi Masih Tertekan

Tantangan lain bagi ACES adalah kembalinya merek Ace Hardware di bawah naungan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Masih Jadi Sasaran Jual Asing, Saham Big Banks Berpotensi Naik Ketika IHSG Rebound
| Selasa, 02 September 2025 | 07:52 WIB

Masih Jadi Sasaran Jual Asing, Saham Big Banks Berpotensi Naik Ketika IHSG Rebound

Posisi underowned investor asing di saham-saham perbankan besar membuat kemungkinan tekanan jual ke depannya cenderung lebih kecil 

IHSG Sering Turun di September 10 Tahun Terakhir, 6 Saham LQ45 Ini Justru Lawan Arus
| Selasa, 02 September 2025 | 06:35 WIB

IHSG Sering Turun di September 10 Tahun Terakhir, 6 Saham LQ45 Ini Justru Lawan Arus

Probabilitas kenaikan harga enam saham LQ45 mencapai 60 persen ke atas pada bulan September dalam 10 tahun terakhir.

Di Awal Pekan Pasar Panik, Net Sell Rp 2,15 Triliun, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 02 September 2025 | 06:24 WIB

Di Awal Pekan Pasar Panik, Net Sell Rp 2,15 Triliun, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Kondisi politik yang memanas memicu asing melakukan aksi jual bersih alias net sell sebesar Rp 2,15 triliun.

Kinerja Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Lesu di Semester I 2025, Apa Strategi Andalan?
| Selasa, 02 September 2025 | 06:20 WIB

Kinerja Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Lesu di Semester I 2025, Apa Strategi Andalan?

TLKM catat penurunan pendapatan 3% di semester I 2025. Pelajari segmen yang terdampak dan strategi perusahaan untuk hadapi tantangan pasar.

Rupiah Bangkit di Awal Pekan, Begini Proyeksinya di Selasa (2/9)
| Selasa, 02 September 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Bangkit di Awal Pekan, Begini Proyeksinya di Selasa (2/9)

Setelah melemah, rupiah menunjukkan tanda-tanda penguatan terhadap dolar AS. Pelajari faktor pendukung dan prediksi pergerakan rupiah ke depan

Genjot Kontribusi Anak Usaha, Charoen Pokphand (CPIN) Akuisisi Pembibitan Unggas
| Selasa, 02 September 2025 | 06:10 WIB

Genjot Kontribusi Anak Usaha, Charoen Pokphand (CPIN) Akuisisi Pembibitan Unggas

Melalui anak usahanya, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mengambil alih fasilitas pembibitan unggas milik PT Istana Satwa Borneo.

INDEKS BERITA

Terpopuler