Peringkat dan Prospek Indonesia Bertahan, Arus Masuk Dana Asing Bisa Meningkat

Jumat, 15 Maret 2019 | 07:44 WIB
Peringkat dan Prospek Indonesia Bertahan, Arus Masuk Dana Asing Bisa Meningkat
[]
Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus masuk dana asing ke pasar finansial domestik berpotensi semakin meningkat sring dengan pandangan lembaga pemeringkat internasional terhadap kemampuan membayar negeri ini dalam melunasi utang.

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menegaskan peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade) pada 14 Maret 2019. Pada 2 September 2108 lalu, Fitch pun telah mempertahankan peringkat Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade).

Menurut Fitch, faktor yang mendukung afirmasi peringkat Indonesia adalah prospek pertumbuhan ekonomi yang baik dan beban utang pemerintah relatif rendah. Meskipun, masih ada tantangan berupa ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal (utang), penerimaan pemerintah yang rendah, serta indikator struktural lainnya masih di bawah negara peers (setingkat).

Di sisi lain, Indonesia memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan penguatan dibandingkan dengan negara peers. Walaupun, Fitch memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun ini akan tumbuh melambat menjadi 5% dari 2018 yakni 5,17%.

Permintaan domestik diperkirakan tetap resilient di tengah-tengah kinerja ekspor yang terbatas. Konsumsi dan investasi tetap menjadi sumber utama pertumbuhan, seiring dengan adanya bonus gaji pegawai negeri sipil, peningkatan dana bantuan sosial, dan pelaksanaan berbagai proyek infrastruktur khususnya oleh BUMN.

Dari sisi eksternal, sovereign credit Indonesia diyakini tetap resilient dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pergerakan nilai tukar yang cukup signifikan. Situasi itu mungkin terjadi apabila otoritas moneter di Amerika Serikat kembali melakukan pengetatan kebijakan moneter pada akhir tahun.

Inflasi indeks harga konsumen (IHK) rata-rata diperkirakan mencapai 3,4% sepanjang 2019. Sementara suku bunga kebijakan moneter diperkirakan tidak akan berubah. Inflasi ini sesuai dengan tujuan BI untuk memperkuat stabilitas eksternal dengan mengendalikan defisit neraca berjalan dan menjaga daya tarik aset keuangan Indonesia.

Pada sisi fiskal, pengurangan defisit fiskal menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 menunjukkan sikap konservatif Indonesia di bidang kebijakan fiskal. Defisit fiskal tercatat 1,8% dari PDB pada tahun 2018, atau lebih rendah daripada defisit fiskal pada 2017 yang mencapai 2,3%.

Fitch melihat risiko yang bersumber dari sektor perbankan dinilai terbatas. Lembaga ini menilai permodalan bank cukup kuat, rasio kecukupan modal mencapai 22,9% pada Desember 2018.

Mendorong inflow

Menanggapi ini, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut penilaian Fitch mencerminkan keyakinan lembaga ratingatas perekonomian Indonesia. Sedangkan dari sisi eksternal Indonesia masih lentur di tengah kondisi global yang masih dipenuhi ketidakpastian.

"BI tetap konsisten menempuh bauran kebijakan untuk memperkuat stabilitas eksternal dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus dipererat," tutur Perry (14/3).

Penilaian Fitch ini bisa mendorong aliran modal asing masuk ke pasar finansial domestik. Catatan BI, capital inflow per 6 Maret 2019 mencapai Rp 59,9 triliun. Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan periode sama 2018 terjadi aliran dana keluar atau capital outflow US$ 9,9 triliun.

Tapi, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Pieter Abdullah Redjalam menyatakan, Indonesia lebih membutuhkan foreign direct investment (FDI) atau investasi langsung dibandingkan capital inflow. Sedangkan kabar dari Fitch belum tentu mendorong aliran FDI. "Rating investasi sudah cukup lama kita dapatkan. Bagus untuk aliran modal portofolio, tetapi belum tentu menjamin masuknya FDI," ujar Pieter.

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Fenomena Maraknya Lulusan Sarjana jadi Pekerja Informal Terus Meningkat
| Sabtu, 06 September 2025 | 12:00 WIB

Tren Fenomena Maraknya Lulusan Sarjana jadi Pekerja Informal Terus Meningkat

Dalam tiga tahun ke depan, porsi pekerja informal akan terus meningkat jika tidak ada perubahan kebijakan oleh pemerintah.

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian

Melihat perjalanan karir Joao Angelo de Sousa Mota mengembangkan usaha di bidang pertanian dan perkebunan

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?

Harga emas Antam pecah rekor all time high Rp 2,04 juta per gram. Simak analisis penyebab kenaikan dan proyeksi harga emas dunia serta Antam.

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:40 WIB

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin

Multipolar Technology Tbk (MLPT) membeberkan empat strategi utama untuk memoles kinerja, termasuk diversifikasi pelanggan dan leverage teknologi

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:16 WIB

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)

Transaksi tersebut bagian dari strategi pengembangan usaha dan diversifikasi ke sektor minyak dan gas bumi. 

Stop Flexing Pejabat
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:12 WIB

Stop Flexing Pejabat

Ajang pamer kemewahan ini menimbulkan sakit hati masyarakat luas karena pejabat bisa menikmati hidup mewah dengan menggunakan dana dari negara.

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sepekan terakhir akibat aksi demonstrasi dalam negeri dan rilis data ekonomi AS.

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:53 WIB

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro

Pakuan merupakan bagian dari Vasanta Grooup, sebuah perusahaan pengembang proyek real estate yang didirikan pada tahun 2015.

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:40 WIB

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta

Pergerakan emas Antam amat bergantung pada pergerakan emas dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:59 WIB

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham

Teddy Wishadi, Direktur BNI Sekuritas, berbagi kisah investasi. Pelajari evolusi instrumen dan strategi investasi dari deposito ke saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler