KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Persaingan bisnis fast moving consumer goods (FMCG) semakin ketat. Produk konsumer milik kelompok usaha besar seperti Wings Group, Salim Group dan Unilever menjadi pilihan banyak konsumen di Indonesia.
Kesimpulan itu tergambar dari riset Kantar Indonesia Worldpanel Division bertajuk Brand Footprint Indonesia 2021: Merek yang Banyak Dipilih Konsumen di Indonesia.
Dari 20 merek populer di Indonesia, peringkat pertama diduduki Indomie, produk mi instan buatan Grup Indofood. Selain itu, kelompok usaha yang digawangi Anthoni Salim ini menempatkan merek Indofood di peringkat 12.
Sementara itu, Wings Group memiliki tiga brand di jajaran merek paling populer di Tanah Air. Bahkan dua merek, yakni So Klin dan Mie Sedaap meraih posisi kedua dan ketiga. Merek Ekonomi berada di posisi 20. Sedangkan Unilever menempatkan tujuh merek dan tiga merek masuk 10 besar, yakni Royco (4), Lifebuoy (8) dan Sunlight (10).
Brand Footprint adalah studi tahunan Kantar untuk mengukur merek mana yang paling dipilih konsumen, yang meliputi segmen makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, serta perawatan tubuh. Pemeringkatan Brand Footprint Indonesia tahun ini mencakup 97% dari total rumah tangga di kota besar dan kota kecil yang merepresentasikan 68 juta rumah tangga.
Public Relations Head Wings Group Gabriella da Silva menyebutkan, kunci utama Wings Group berkembang di tengah pandemi adalah melakukan adaptasi. Wings berinovasi, salah satunya merilis produk baru yang sesuai kebutuhan masyarakat saat ini. Salah satu bentuk adaptasi Wings adalah melengkapi portofolio dengan berbagai produk health care, seperti masker medis WingsCare Protector dan disinfektan Wiz24. Wings juga mengembangkan produk pembersih pakaian, SoKlin Deterjen dengan merilis SoKlin Antisep.
Selain tiga produsen tadi, PT Sasa Inti juga menempatkan merek Sasa menjadi pilihan konsumen. CEO & President Director PT Sasa Inti, Rudolf Tjandra menyebutkan, hingga kini ada beberapa produk yang masih tahap pengayaan (fortifikasi).
"Untuk tepung bumbu sudah selesai (fortifikasi) dan sudah meluncur sejak awal tahun ini, sedangkan Santan sudah rilis sejak tahun lalu," kata dia.
Analis Phillip Sekuritas Helen menilai, produk konsumer terpopuler merepresentasikan bisnis FMCG yang masih cukup prospektif. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia menjadi sentimen positif bagi industri FMCG.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.