Persaingan Ketat Produk Konsumer, Ada Indomie, So Klin dan Mie Sedaap

Selasa, 22 Juni 2021 | 06:00 WIB
Persaingan Ketat Produk Konsumer, Ada Indomie, So Klin dan Mie Sedaap
[]
Reporter: Dimas Andi, Vina Elvira | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Persaingan bisnis fast moving consumer goods (FMCG) semakin ketat. Produk konsumer milik kelompok usaha besar seperti Wings Group, Salim Group dan Unilever menjadi pilihan banyak konsumen di Indonesia. 

Kesimpulan itu tergambar dari riset Kantar Indonesia Worldpanel Division bertajuk Brand Footprint Indonesia 2021: Merek yang Banyak Dipilih Konsumen di Indonesia. 
 
Dari 20 merek populer di Indonesia, peringkat pertama diduduki Indomie, produk mi instan buatan Grup Indofood. Selain itu, kelompok usaha yang digawangi Anthoni Salim ini menempatkan merek Indofood di peringkat 12.
 
Sementara itu, Wings Group memiliki tiga brand di jajaran merek paling populer di Tanah Air. Bahkan dua merek, yakni So Klin dan Mie Sedaap meraih posisi kedua dan ketiga. Merek Ekonomi berada di posisi 20. Sedangkan Unilever menempatkan tujuh merek dan tiga merek masuk 10 besar, yakni Royco (4), Lifebuoy (8) dan Sunlight (10).
 
Brand Footprint adalah studi tahunan Kantar untuk mengukur merek mana yang paling dipilih konsumen, yang meliputi segmen makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, serta perawatan tubuh. Pemeringkatan Brand Footprint Indonesia tahun ini mencakup 97% dari total rumah tangga di kota besar dan kota kecil yang merepresentasikan 68 juta rumah tangga. 
 
Public Relations Head Wings Group Gabriella da Silva menyebutkan, kunci utama Wings Group berkembang di tengah pandemi adalah melakukan adaptasi. Wings berinovasi, salah satunya merilis produk baru yang sesuai kebutuhan masyarakat saat ini. Salah satu bentuk adaptasi Wings adalah melengkapi portofolio dengan berbagai produk health care, seperti masker medis WingsCare Protector dan disinfektan Wiz24. Wings juga mengembangkan produk pembersih pakaian, SoKlin Deterjen dengan merilis SoKlin Antisep.
 
Selain tiga produsen tadi, PT Sasa Inti juga menempatkan merek Sasa menjadi pilihan konsumen. CEO & President Director PT Sasa Inti, Rudolf Tjandra menyebutkan, hingga kini ada beberapa produk yang masih tahap pengayaan (fortifikasi).
 
"Untuk tepung bumbu sudah selesai (fortifikasi) dan sudah meluncur sejak awal tahun ini, sedangkan Santan sudah rilis sejak tahun lalu," kata dia.
 
Analis Phillip Sekuritas Helen menilai, produk konsumer terpopuler merepresentasikan bisnis FMCG yang masih cukup prospektif. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia menjadi sentimen positif bagi industri FMCG.       

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

PaDi UMKM Sediakan Pinjaman Modal bagi Usaha Kecil
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:28 WIB

PaDi UMKM Sediakan Pinjaman Modal bagi Usaha Kecil

UKM bisa menikmati layanan financing, yakni pinjaman modal dari berbagai pilihan pembiayaan yang bisa disesuaikan kebutuhan mereka

IKM Berperan Besar dalam Perkembangan Industri Kosmetik
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:23 WIB

IKM Berperan Besar dalam Perkembangan Industri Kosmetik

Jumlah perusahaan kosmetik di Indonesia pada 2023 sebanyak 1.039 pelaku usaha, dengan 89,2% merupakan IKM. 

Sukses Usaha Berkat Ilmu Kepepet
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:16 WIB

Sukses Usaha Berkat Ilmu Kepepet

Berkat kegigihan mengembangkan usaha, Muhammad Haelani bisa memiliki pabrik dengan berbagai mesin produksi suku cadang kendaraan bermotor

PP Belum Terbit, Peralihan Pengawasan Aset Kripto dari Bappebti ke OJK Terancam Molor
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 09:21 WIB

PP Belum Terbit, Peralihan Pengawasan Aset Kripto dari Bappebti ke OJK Terancam Molor

Peraturan Pemerintah (PP) yang akan mengatur peralihan pengawasan dari Bappebti ke OJK, sebagai peraturan pelaksana UU P2SK, belum disahkan.

Ambruk Menjelang Akhir Tahun 2024, Harga Bitcoin Masih Berpotensi Menguat Awal 2025
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:57 WIB

Ambruk Menjelang Akhir Tahun 2024, Harga Bitcoin Masih Berpotensi Menguat Awal 2025

Katalis positif bagi bitcoin antara lain, kebijakan pro kripto Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.

Saham Emiten Energi Masih Paling Seksi
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:55 WIB

Saham Emiten Energi Masih Paling Seksi

Di sepanjang tahun 2024, kinerja saham-saham sektor energi mengungguli saham emiten di sektor lainnya.

Pendapatan PLN Bisa Susut Rp 10 Triliun Gara-Gara Diskon 50% Tarif Listrik
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:34 WIB

Pendapatan PLN Bisa Susut Rp 10 Triliun Gara-Gara Diskon 50% Tarif Listrik

PLN memastikan diskon tarif listrik 50% akan diterima 81,4 juta pelanggan dengan daya 2.200 volt ampere (VA) ke bawah dan tepat sasaran.

BUMN Karya dan Angkutan Masuk Daftar Merger
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:31 WIB

BUMN Karya dan Angkutan Masuk Daftar Merger

Merger Pelni dan ASDP Indonesia Ferry dengan Pelindo telah mendapatkan restu dari Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.

Momentum Natal dan Tahun Baru, Emiten Unggas Bisa Tancap Gas
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:15 WIB

Momentum Natal dan Tahun Baru, Emiten Unggas Bisa Tancap Gas

Emiten unggas masih memiliki prospek positif. Salah satunya dari program makan bergizi gratis. Program ini juga bisa meningkatkan, DOC dan LB.

Ekspansi Kredit Korporasi Bakal Melandai Tahun Depan
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:13 WIB

Ekspansi Kredit Korporasi Bakal Melandai Tahun Depan

Para bankir dan analis melihat prospek kredit korporasi tahun depan tidak akan semoncer tahun 2024 ini​

INDEKS BERITA

Terpopuler