Pertumbuhan Deposito Valas Bakal Melambat

Senin, 11 Februari 2019 | 07:25 WIB
Pertumbuhan Deposito Valas Bakal Melambat
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana masyarakat yang terhimpun di bank dalam bentuk valuta asing (valas) tumbuh stabil pada akhir tahun lalu. Jika tahun lalu pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dalam rupiah hanya 5,8%, DPK valas mampu tumbuh sampai 8,1%.

Para bankir memandang tahun ini pertumbuhan DPK valas terutama deposito masih tumbuh sejalan dengan kenaikan di tahun 2018. Sebab, kebanyakan bank di tanah air memang tidak menjadikan valas sebagai sumber utama pendanaan.

Direktur Bank Central Asia (BCA) Santoso Liem misalnya menjelaskan kalau deposito valas hanya menjadi penyeimbang bagi kebutuhan pendanaan BCA. "Naik turunnya deposito valas sangat tergantung pada kurs mata uang, produk ini adalah pelengkap bagi kami," ujarnya, Minggu (10/2).

BCA sejak dulu tidak mematok target pertumbuhan spesifik untuk DPK valas alias memilih untuk mengikuti kebutuhan dan persaingan pasar saja. Lagi pula, dari total DPK BCA porsi dana valas hanya di bawah 10%. Rinciannya, total DPK valas sebesar 7% dan deposito valas terhadap DPK perseroan hanya 2%.

Pengaruh Nilai Tukar

Sedikit berbeda, Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengakui kalau tahun lalu pertumbuhan deposito valas cukup besar mencapai 12% secara tahunan. Pencapaian tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan deposito secara total yang hanya tumbuh 8% pada akhir tahun lalu. Serta mengungguli realisasi pertumbuhan DPK OCBC NISP yang naik sekitar 10,68% yoy. Parwati memprediksi, pertumbuhan deposito valas di tahun 2019 masih akan berada di kisaran yang sama dengan tahun lalu.

Sementara, Direktur Utama Bank Mayapada Internasional Haryono Tjahjarijadi justru mengatakan tahun ini pertumbuhan deposito atau DPK valas maupun rupiah bakal terbatas pada tahun ini.

Alasannya, pemerintah lewat Kementerian Keuangan sudah mengumumkan untuk menerbitkan cukup banyak surat berharga yang imbal hasilnya (yield) sangat kompetitif. "Potensi pertumbuhan DPK memang tetap ada, tapi tidak terlalu besar, mungkin maksimal 10% sampai 11%," jelasnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Dua Saham Masuk ke Indeks IDX80 Mulai 2 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya
| Jumat, 25 April 2025 | 15:08 WIB

Dua Saham Masuk ke Indeks IDX80 Mulai 2 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) masuk pada indeks IDX80 periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 2 Mei 2025
| Jumat, 25 April 2025 | 14:35 WIB

Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 2 Mei 2025

Saham yang masuk indeks IDX30 periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025 adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Daftar Lengkap Saham-Saham LQ45 Periode 2 Mei-31 Juli 2025
| Jumat, 25 April 2025 | 14:05 WIB

Daftar Lengkap Saham-Saham LQ45 Periode 2 Mei-31 Juli 2025

BEI mengocok ulang konstituen saham penghuni sejumlah indeks, termasuk indeks LQ45 untuk periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)
| Jumat, 25 April 2025 | 08:41 WIB

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (25 April 2025) 1 gram Rp 1.986.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 39,12% jika menjual hari ini.

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli
| Jumat, 25 April 2025 | 07:29 WIB

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli

Prospek PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) diramal tetap solid, didukung oleh proyeksi pertumbuhan produksi dan kontrol biaya yang efisien.

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%
| Jumat, 25 April 2025 | 07:26 WIB

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%

Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berpeluang meningkat di tengah tren penguatan harga emas sepanjang tahun ini. 

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko
| Jumat, 25 April 2025 | 07:19 WIB

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko

Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mulai melunak terkait penetapan tarif ke China, mendorong penguatan sejumlah aset berisiko.

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil
| Jumat, 25 April 2025 | 07:15 WIB

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil

Kendati secara tahunan masih turun, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mulai membaik secara kuartalan

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga
| Jumat, 25 April 2025 | 07:12 WIB

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga

Dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar tertuju pada rilis data  money supply M2 atau jumlah uang beredar di Indonesia bulan Maret 2025. 

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake
| Jumat, 25 April 2025 | 07:06 WIB

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake

KPI memonitor plant availability factor (PAF). Pada kuartal I-2025, PAF tercatat 99,83%, melampaui standar minimal 99%

INDEKS BERITA

Terpopuler