ILUSTRASI. Penurunan penjualan 23% pada kuartal II di China memperkeruh pertumbuhan 12% Starbucks di Amerika Utara. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo
Sumber: Reuters | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - Pertumbuhan penjualan Starbucks Corp meleset dari target Wall Street karena pembatasan ketat Covid-19 di China. Alhasil penjualan yang dapat dibandingkan di China pada kuartal II yang turun 23%, memperkeruh pertumbuhan 12% di Amerika Utara.
Rantai bisnis Starbucks di China telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan peningkatan konsumsi kopi. Namun tindakan penguncian ketat untuk memenuhi kebijakan nol-Covid telah mengganggu operasi sebagian besar perusahaan global yang memiliki kehadiran signifikan di pasar China. Selain Stabucks, termasuk pula Apple, induk Gucci yakni Kering dan pemilik Taco Bell yaitu Yum China.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.