Pesan Ini yang Muncul dalam Pembicaraan Telepon Kedua Biden dan Jinping

Jumat, 10 September 2021 | 12:10 WIB
Pesan Ini yang Muncul dalam Pembicaraan Telepon Kedua Biden dan Jinping
[ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden memberikan pernyataan mengenai Afghanistan dalam pidatonya di State Dining Room Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). REUTERS/Carlos Barria]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Kamis (9/9), berbicara melalui telepon dengan koleganya dari China, Xi Jinping, selama sekitar 90 menit.  Seorang pejabat senior AS mengatakan, kedua pemimpin membahas perlunya menghindari berbeloknya persaingan di antara dua ekonomi terbesar dunia ke arah konflik.

Hubungan antara Washington dan Beijing telah menyentuh titik terendah selama beberapa dekade, Dan pembicaraan melalui telepon kemarin merupakan perbincangan kedua di antara pimpinan dari kedua negara, sejak Biden menjabat pada Januari.

Melalui pernyataan resminya, Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin melakukan diskusi dalam konteks yang luas dan strategis, termasuk bidang di mana kedua negara memiliki kepentingan yang sama, dan bidang di mana kepentingan, nilai, dan perspektif kedua negara berbeda.

Percakapan itu berfokus pada masalah ekonomi, perubahan iklim, dan Covid-19, kata pejabat senior AS itu.

Baca Juga: Harga minyak mentah turun 2% setelah rencana China soal cadangan minyaknnya

Media pemerintah China mengatakan percakapan bersifat terus terang dan mendalam, dan menambahkan bahwa Presiden Xi menyatakan kebijakan AS terhadap negaranya memunculkan ketegangan dalam hubungan di antara kedua negara.

Media di China menambahkan, kedua belah pihak sepakat untuk menjalin komunikasi lebih kerap, dan meminta tim di tingkat kerja untuk meningkatkan komunikasi.

Beberapa pertemuan pejabat tingkat tinggi kedua negara, yang terjadi setelah panggilan telepon pertama Xi dan Biden pada Februari, mencetak kemajuan yang sangat terbatas dalam banyak masalah, mulai perubahan iklim, hingga hak asasi manusia, dan transparansi tentang asal usul Covid-19.

Selama bulan-bulan berikutnya, kedua belah pihak menyerang satu sama lain hampir terus-menerus, dan melalui saluran publik. Aksi saling membalas sanksi bagi pejabat masing-masing juga dilakukan. Kedua presiden juga saling mengkritik satu sama lain karena tidak menegakkan kewajiban internasional mereka.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden yakin China bakal berkongsi dengan Taliban

“Presiden Biden menggarisbawahi kepentingan abadi Amerika Serikat dalam perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik dan dunia dan kedua pemimpin membahas tanggung jawab kedua negara untuk memastikan persaingan tidak mengarah ke konflik,” kata pernyataan itu. 

Pemerintahan Biden, yang kini disibukkan oleh penarikan tentara dari Afghanistan yang berlangsung kisruh, telah mengisyaratkan bahwa mengakhiri perang terpanjang Amerika, akan memberi para pemimpin politik dan militer di negeri itu untuk fokus ke ancaman yang lebih mendesak, yang berasal dari kebangkitan cepat China.

Tetapi Beijing dengan cepat memanfaatkan kegagalan AS di Afghanistan untuk mencoba menggambarkan AS sebagai mitra yang berubah-ubah. Menteri Luar Negeri China Wang Yi, bulan lalu, mengatakan Washington seharusnya tidak mengharapkan kerja sama China dalam hal itu atau masalah lain, jika di saat yang bersamaan AS juga mencoba untuk "menahan dan menekan" China.

Selanjutnya: Investasi Pribadinya Jadi Sorotan Publik, Dua Pejabat Fed Janji Jual Kepemilikannya

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler