Berita Market

Pilihan Saham Defensif Saat IHSG Berfluktuasi

Senin, 23 Mei 2022 | 05:00 WIB
Pilihan Saham Defensif  Saat IHSG Berfluktuasi

Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 4,82% selama sepekan lalu hingga Jumat (20/5). Namun, pelaku pasar masih harus waspada dengan tekanan terhadap indeks. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis mengamati, tekanan terhadap IHSG bukan dipicu fenomena sell in May umumnya, melainkan dibayangi oleh sentimen negatif dari global. Menurut dia, IHSG masih berpotensi tertekan. 

"Saat ini pergerakan IHSG tidak hanya dibayangi oleh aksi The Fed, tetapi juga dibayangi oleh perlambatan ekonomi di China, serta perang Ukraina-Rusia yang masih belum usai," jelas Azis, Minggu (22/5).

Sekadar informasi, sell in May merupakan suatu fenomena di mana investor akan menjual sahamnya di sekitar Mei. Hasil penjualannya akan disimpan dalam bentuk tunai atau reksadana, kemudian kembali dibelanjakan saham di kuartal akhir tiap tahun.

Di sisi lain, mempertimbangkan pemulihan ekonomi  yang berjalan,  Azis pun tidak menutup kemungkinan IHSG bergerak dengan fluktuasi cenderung menguat ke depannya. Adapun  saham-saham yang dapat dilirik antara lain dari sektor perbankan, sektor komoditas, dan sektor industri karena berpotensi mencetak kinerja positif. 

Sektor komoditas akan terdorong sentimen kenaikan harga komoditas. Sementara sektor perbankan dan sektor industri masih akan terpicu dari pemulihan ekonomi. "Saham yang masih bisa dilirik seperti BBNI, BMRI, ITMG, ADRO, dan ASII. Saham-saham ini masih memiliki potensi upside 15%-20%," ujar Azis, Minggu (22/2).

Senada, Analis Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menjelaskan, IHSG diperdagangkan di bawah nilai wajar alias undervalue saat ini. Dalam jangka pendek IHSG juga masih berpotensi mengalami sedikit turbulensi. 

Perkiraan dia,  puncak kekhawatiran pasar akan terjadi pada pada Juni mendatang. "Namun saya melihat pelaku pasar perlu memanfaatkan momentum yang ada dibandingkan harus panik ataupun sell off," ungkap Ike, Minggu (22/5). Investor bisa menghitung ulang harga wajar saham dan memaksimalkan setiap momentum.

Adapun saham-saham yang berpotensi masih bertahan ke depan antara lan dari sektor energi seperti ITMG, PTBA, ADRO, INCO, dan MDKA. Selain itu, bluechip seperti ASII, UNVR, UNTR, dan ICBP.
 

Terbaru