Polychem (ADMG) Kerek Kapasitas Produksi

Rabu, 26 Juni 2019 | 23:02 WIB
Polychem (ADMG) Kerek Kapasitas Produksi
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) berencana menambah kapasitas produksi etilena oksida (EO) sebanyak 50.000 ton per tahun. Bahan kimia tersebut untuk mendukung produksi EO derivatives (EOD) yang merupakan bahan baku produk perawatan tubuh, pengemulsi dan agrochemicals.

Penambahan kapasitas EO tersebut merupakan ekspansi tahap pertama. "Kami akan membangun pabrik, semua sudah selesai, akhir minggu ini ada pertemuan," ujar Tarunkumar N Pal, Direktur Tidak Terafiliasi PT Polychem Indonesia Tbk dalam paparan publik, Selasa (25/6).

Adapun target pemasaran EOD ke pasar domestik maupun ekspor. Sejauh ini, Polychem Indonesia sudah merambah pasar ekspor China, Australia, kawasan Asia dan kawasan Eropa.

Informasi saja, sejauh ini Polychem Indonesia memiliki kemampuan produksi EOD sebanyak 80.000 ton per tahun. Adapun EOD adalah satu dari enam produk mereka. Lima produk lain meliputi ethylene glycolchipspartially oriented yarn (POY), polyester staple fiber (PSF) dan drawn textured yarn (DTY). Total kapasitas produksi dari enam produk tersebut mencapai 443.200 ton per tahun (lihat tabel).

Selain meningkatkan kemampuan produksi EO, Polychem Indonesia berencana mengganti katalis pabrik, meremajakan mesin dan membeli mesin EO purification. Mereka meganggarkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 10 juta yang bersumber dari kas internal.

Hingga 31 Maret 2019, Polychem Indonesia tercatat memiliki kas dan setara kas senilai US$ 19,44 juta. Duit lancar itu bertambah 37,97% ketimbang akhir tahun lalu yakni sebesar US$ 14,09 juta.

Dari Januari-Mei 2019, Polychem Indonesia sudah menyerap 10% capex. Perusahaan tersebut menggunakannya untuk mengganti sejumlah mesin DTY lawas.

Tantangan bisnis

Meskipun ekspansi bisnis masih jalan terus, Polychem Indonesia melihat bebarapa tantangan bisnis. Tantangan dari dalam negeri berupa upah minimum kabupaten/kota (UMK) Karawang, Jawa Barat dengan catatan tertinggi di Indonesia. Sebagai informasi, Polychem Indonesia memiliki pabrik di Karawang dan Merak, Banten.

Tantangan dari luar negeri tak kalah kompleks. Manajemen Polychem Indonesia mewaspadai risiko perang dagang Amerika Serikat (AS)- China yang tak kunjung usai. Pada saat yang bersamaan, ada risiko fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar AS dan harga bahan bakar dunia yang berpotensi mempengaruhi harga bahan baku.

Aneka tantangan bisnis tadi menyebabkan kinerja kuartal I-2019 belum bisa membaik. Penjualan bersih terhitung turun 30,16% year on year (yoy) menjadi US$ 68,74 juta. Polychem Indonesia juga menanggung rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih US$ 3,11 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu tercatat untung bersih.

Asal tahu, sepanjang 2018 Polychem Indonesia sejatinya juga merugi hingga US$ 1,26 juta. Meskipun, catatan kerugian tersebut lebih kecil ketimbang tahun 2017 yang tercatat rugi senilai US$ 8,14 juta. Namun paling tidak, penjualan tahun lalu masih mampu tumbuh 11,95% yoy menjadi US$ 356,64 juta.

Lantaran rugi, Polychem Indonesia tidak ada membagikan dividen tahun buku 2018. "Kami mengalami kerugian sehingga kami tidak bisa membagikan dividen," kata Chandra Tjong, Sekretaris Perusahaan PT Polychem Indonesia Tbk.

Bagikan

Berita Terbaru

GSMF Tinggalkan Level Gocap, Harga Sahamnya Melonjak 58% Hanya Dalam Dua Hari
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 20:11 WIB

GSMF Tinggalkan Level Gocap, Harga Sahamnya Melonjak 58% Hanya Dalam Dua Hari

Pada semester I-2025, PT Equity Development Investment Tbk (GSMF) berhasil membukukan kenaikan pendapatan 7,53% YoY menjadi Rp 632,58 miliar. 

Menjadi Target Akuisisi Dua Korporasi Jepang, Harga Saham DADA Melonjak 140 Persen
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 19:57 WIB

Menjadi Target Akuisisi Dua Korporasi Jepang, Harga Saham DADA Melonjak 140 Persen

Dalam kurun waktu kurang dari tiga minggu, harga saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) melonjak 140%.

Masif Lancarkan Aksi Akuisisi, Saham Energi Mega Persada (ENRG) Melonjak 170 Persen
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 19:16 WIB

Masif Lancarkan Aksi Akuisisi, Saham Energi Mega Persada (ENRG) Melonjak 170 Persen

Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) milik Grup Bakrie ini telah menanjak lebih dari 170% atau dalam tiga bulan terakhir.

Begini Strategi Ever Shine Tex (ESTI) Bidik Pertumbuhan Dua Digit di Tahun 2025
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 18:42 WIB

Begini Strategi Ever Shine Tex (ESTI) Bidik Pertumbuhan Dua Digit di Tahun 2025

Selain strategi internal, kebijakan pemerintah terkait dengan impor TPT juga turut berdampak pada kenaikan produksi dan penjualan ESTI.

Investor Pertanyakan Tender Wajib ANJT, ini Penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI)
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:30 WIB

Investor Pertanyakan Tender Wajib ANJT, ini Penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penwaran tender wajib akan dilaksanakan untuk membeli sisa kepemilikan saham maksimum 296.193.312 saham atau sekitar 8,83% saham ANJT.

Tutup Empat Gerai Sepanjang 2025, ini Prospek Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Tutup Empat Gerai Sepanjang 2025, ini Prospek Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Meski efisiensi operasional terus dijalankan, namun laba usaha RALS pada semester I-2025 masih turun 10,33% menjadi Rp 213,99 miliar.

Saham HRUM Dinilai Murah, Prospek dan Target Bisnis Nikel akan Kerek Harga Sahamnya
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:30 WIB

Saham HRUM Dinilai Murah, Prospek dan Target Bisnis Nikel akan Kerek Harga Sahamnya

Sampai dengan semester I-2025, volume penjualan nikel HRUM melonjak 49% year on year (YoY) menjadi 33.385 ton.

Melihat Upaya Revitalisasi dan Beuatifikasi Pusat Gaya Hidup Jakarta
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:00 WIB

Melihat Upaya Revitalisasi dan Beuatifikasi Pusat Gaya Hidup Jakarta

PWON selaku pengelola Plaza Blok M juga terus mengembangkan malnya di lokasi yang berdekatan dengan destinasi gaya hidup.

Pasokan Gas SSWJ Seret Tak Cuma Soal PGAS dan MEDC, Efeknya Menjalar ke Banyak Emiten
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 11:26 WIB

Pasokan Gas SSWJ Seret Tak Cuma Soal PGAS dan MEDC, Efeknya Menjalar ke Banyak Emiten

Pasokan yang berkurang dan faktor harga menekan operasional banyak perusahaan yang terkoneksi dengan jaringan gas SSWJ.

Pangkas Target Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih, Begini Rekomendasi Saham KLBF
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:32 WIB

Pangkas Target Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih, Begini Rekomendasi Saham KLBF

KLBF kini memprioritaskan investasi di produk farmasi spesialis bernilai tinggi seperti onkologi, terapi sel, dan biosimilar.

INDEKS BERITA

Terpopuler