KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penantian pasar terhadap hasil FOMC Meeting membuat kurs rupiah bergerak dalam rentang sempit.
Kemarin, kurs rupiah di pasar spot menguat tipis 0,03% menjadi Rp 14.031 per dollar Amerika Serikat. Namun, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah justru melemah 0,11% ke posisi Rp 14.044 per dollar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah yang terjadi jelang penutupan menjadi indikasi bahwa The Federal Reserve bakal memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya di tahun ini.
Terlebih data ekonomi dari Negeri Paman Sam cenderung mengecewakan sehingga membutuhkan stimulus demi mengerek perekonomian Amerika Serikat.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan, hasil FOMC bakal menjadi penggerak arah rupiah hari ini. "Dengan proyeksi suku bunga The Fed akan diturunkan lagi, maka dollar AS berpotensi melemah dan membuat rupiah kembali dalam tren penguatan," kata dia, Rabu (30/10).
Namun, estimasi gross domestic product (GDP) AS kuartal III-2019 ternyata mencapai 1,9%, lebih tinggi dari hasil konsensus, di mana GDP AS kuartal III 1,6%.
Karena itu, pidato Gubernur The Fed Jerome Powell bakal ditunggu. Jika pernyataannya kembali dovish, ada peluang the greenback semakin terpuruk dan menguntungkan mata uang Garuda.
Baca Juga: Pangkas Suku Bunga untuk Ketiga Kalinya, Ini Alasan The Fed premium
Karena itu, Lana optimistis rupiah hari ini bakal menguat dalam kisaran Rp 14.000-Rp 14.030 per dollar AS. Sedangkan Ibrahim menebak, mata uang Garuda berada di rentang Rp 14.010-Rp 14.055 per dollar AS.
Perkembangan terbaru, The Fed memutuskan kembali memangkas suku bunga sebesar 0,25% menjadi 1,5%-1,75%.