KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minim sentimen, mata uang Garuda melemah tipis. Kemarin, di pasar spot, kurs rupiah turun tipis 0,01% menjadi Rp 14.079 per dollar Amerika Serikat (AS). Serupa, kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) juga turun tipis 0,04% jadi Rp 14.075 per dollar AS.
Menurut Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, pergerakan rupiah masih stabil. Mengingat belum ada data signifikan dari dalam negeri maupun dari eksternal yang mampu menggerakkan rupiah.
Baca Juga: Trump bertemu bos The Fed Jerome Powell di Gedung Putih, ini yang dibahas
Hal tersebut masih akan terjadi pada pergerakan kurs mata uang Garuda hari ini. Terlebih, data ekonomi Indonesia, seperti current account deficit (CAD) kuartal III-2019 dan neraca perdagangan, sudah rilis pekan lalu.
Data tersebut juga membuat rupiah bertahan dari sentimen negatif akibat bentrokan antara polisi dan demonstran di Hongkong. Asal tahu saja, sebagaian besar mata uang di Asia tertekan dalam kemarin.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, rupiah sideways karena pelaku pasar cenderung wait and see menanti rilis notulensi FOMC meeting Oktober pada 20 November nanti.
Baca Juga: Selain akses informasi yang ancam stabilitas keuangan, begini tugas BI selengkapnya
"Selain itu, pelaku pasar juga menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21 November mendatang," tambah David. Dia memprediksi rupiah masih bergerak di kisaran sempit Rp 14.050-Rp 14.100 per dollar AS pada hari ini.
Sedangkan Ibrahim memprediksi rupiah kembali melemah dan bergerak di rentang Rp 14.050-Rp 14.150 per dollar AS.