Prediksi Kurs Rupiah: Rupiah Bisa Melemah Hingga Rp 14.500 per Dollar AS

Jumat, 02 Agustus 2019 | 08:03 WIB
Prediksi Kurs Rupiah: Rupiah Bisa Melemah Hingga Rp 14.500 per Dollar AS
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah kemarin melemah setela The Federal Reserve memutuskan memangkas suku bunga acuan. 

Hampir semua mata uang, termasuk kurs rupiah, melemah terhadap dollar AS usai pidato Jerome Powell.

Analis memperkirakan, kursi rupiah sulit bertahan lama di bawah Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Kemarin, The Fed memutuskan menurunkan Fed fund rate sebesar 25 basis poin jadi 2%-2,25%.

Di saat yang sama, petinggi The Fed memberi sinyal hawkish ke pelaku pasar. "

Ada pelonggaran moneter temporer, tapi berbeda dari ekspektasi pasar," tutur David Sumual, Ekonom Bank Central Asia, Kamis (1/8).

Sebelumnya pelaku pasar memperkirakan The Fed akan melakukan pelonggaran moneter jangka panjang.

Tapi Chairman The Fed Jerome Powell memberi sinyal pelonggaran hanya dilakukan dalam jangka pendek. The Fed juga cuma memangkas suku bunga 25 bps, lebih rendah dari proyeksi, yakni 50 bps.

David menganalisa, kurs rupiah memang sulit bertahan lama di bawah Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Meski kondisi fundamental Indonesia cukup positif, rupiah masih rentan tertekan sentimen negatif eksternal.

Enrico Tanuwidjaja, Kepala Ekonom UOB Indonesia, menuturkan, sikap The Fed yang hawkish terhadap kebijakan moneternya mempengaruhi perilaku investor asing.

Menurut dia, selama data ekonomi AS cukup solid, The Fed kemungkinan baru memangkas kembali Fed fund rate pada rapat Desember nanti.

Saat itu terjadi, aliran dana asing yang masuk ke negara berkembang atawa emerging market seperti Indonesia akan cenderung melambat. Ini akan mempengaruhi kurs rupiah.

Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu menuturkan, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai sentimen perang dagang antara AS dan China.

Saat ini, tensi perang dagang cenderung berkurang. "Apalagi sudah mulai masuk masa kampanye pemilihan presiden AS," kata dia.

Dari dalam negeri, Enrico memaparkan, current account deficit (CAD) masih jadi sentimen negatif.

"Selama struktur CAD belum berubah, rupiah akan terus bergerak terdepresiasi secara terukur," jelas dia.

Karena itu, Enrico menegaskan, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk menekan CAD.

Sejauh ini, para analis menilai pelemahan yang terjadi pada rupiah masih wajar. "Pelemahan rupiah tidak dalam, karena kondisi rupiah yang masih sehat," kata Ady.

Menurut perhitungan David, apabila ketegangan seputar perang dagang antara AS dan China kembali meningkat, The Fed juga tidak lagi memangkas suku bunga tahun ini, rupiah akan terus tertekan.

Dalam kondisi tersebut, rupiah bisa turun ke Rp 14.500 per dollar AS di akhir tahun.

Hitungan Enrico tidak berbeda jauh.

Menurut dia, dengan menimbang kondisi CAD, arus dana asing dan investasi langsung asing, level fundamental rupiah ada di Rp 14.500.

Tapi bila arus dana asing yang masuk deras, rupiah bisa menyentuh Rp 14.000 di akhir tahun..

 

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler