Private Placement Tiga Pilar (AISA) Melebihi Ketentuan, OJK Tunggu Dokumen Resmi

Senin, 08 Juli 2019 | 05:50 WIB
Private Placement Tiga Pilar (AISA) Melebihi Ketentuan, OJK Tunggu Dokumen Resmi
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) bakal menggelar private placement. Emiten ini akan melepas 1,57 miliar saham, setara 32,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Jumlah saham baru yang dilepas tersebut melebihi ketentuan OJK. Menilik ketentuan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dalam POJK Nomor 14/ 2019, jumlah emisi aksi korporasi ini dibatasi maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Meski begitu, OJK menilai belum tentu rencana aksi korporasi Tiga Pilar ini melanggar ketentuan. OJK mengizinkan penyesuaian atas persentase emisi private placement tersebut. "Jumlah emisi bisa melebihi 10% apabila bertujuan untuk memperbaiki posisi keuangan," ujar Deputi Komisioner Pengawasan pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fakhri Hilmi kepada KONTAN, Jumat (5/7).

Ada beberapa syarat agar pengecualian bisa diberikan. Pertama, emiten adalah bank yang menerima pinjaman dari Bank Indonesia.

Kedua, emiten memiliki modal kerja bersih negatif dan rasio kewajiban terhadap aset melebihi 80% Ketiga, emiten tidak bisa memenuhi kewajiban keuangan yang telah jatuh tempo kepada pihak yang bukan terafiliasi. Selain itu, pihak tersebut setuju menerima saham atau obligasi konversi untuk menyelesaikan kewajiban.

Namun, Fahri tak mau terburu-buru memutuskan private placement Tiga Pilar menyalahi aturan atau tidak. Sebab, Fahri mengaku, dokumen terkait aksi korporasi tersebut belum masuk ke OJK. "Nanti kalau dokumennya sudah masuk OJK, baru kami review sebelum kami berikan tanggapan," papar dia.

Mengingatkan saja, manajemen Tiga Pilar akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) terkait aksi korporasi dengan harga nominal Rp 200 per saham ini pada 9 Agustus mendatang. Namun, manajemen belum mengungkapkan berapa harga pelaksanaan dan tujuan di balik private placement.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Emas Semakin Berkilau, Laba Hartadinata Abadi (HRTA) Semakin Memukau
| Kamis, 31 Juli 2025 | 06:05 WIB

Harga Emas Semakin Berkilau, Laba Hartadinata Abadi (HRTA) Semakin Memukau

Laba bersih  PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) di semester I-2025 mencapai Rp 348,9 miliar, atau tumbuh 69,5% secara tahunan (yoy).​

Profit Taking dan Net Sell Bikin IHSG Loyo, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 31 Juli 2025 | 06:01 WIB

Profit Taking dan Net Sell Bikin IHSG Loyo, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pemicu pelemahan adalah aksi profit taking pasca  IHSG terus menguat lebih dari tiga pekan. Pasar juga mencermati kinerja emiten. 

Hatten Wine Perkuat Pasar di Luar Bali
| Kamis, 31 Juli 2025 | 06:00 WIB

Hatten Wine Perkuat Pasar di Luar Bali

Hatten Wine (WINE) mengincar pendapatan dan laba 2025 tumbuh masing-masing 14% dan 20% di akhir tahun ini..

Ekspansi KPR Makin Lesu
| Kamis, 31 Juli 2025 | 06:00 WIB

Ekspansi KPR Makin Lesu

Pasar sektor properti, terutama hunian, masih menghadapi tekanan sepanjang paruh pertama 2025. Kondisi ini terlihat dari penyaluran KPR

Danantara Masih Mengkaji Proyek DME Batubara
| Kamis, 31 Juli 2025 | 05:45 WIB

Danantara Masih Mengkaji Proyek DME Batubara

Pendanaan proyek DME tidak hanya bergantung pada BUMN maupun Danantara, tapi terbuka peluang masuknya perusahaan swasta

Pertamina Siap Membeli  Minyak dari Sumur Rakyat
| Kamis, 31 Juli 2025 | 05:42 WIB

Pertamina Siap Membeli Minyak dari Sumur Rakyat

Jika setiap sumur rakyat mampu memproduksi 1–3 barel per hari, maka potensi tambahan produksi nasional bisa mencapai 60.000–100.000 barel per hari

Perlu Guyuran Insentif untuk Redam Gelombang PHK
| Kamis, 31 Juli 2025 | 05:40 WIB

Perlu Guyuran Insentif untuk Redam Gelombang PHK

Angka PHK berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan bertambah lagi setelah ada tambahan di bulan Juni kemarin. 

Opsi Menaikkan Tarif Ojol Bukan Solusi Kerek Pendapatan Mitra Aplikator
| Kamis, 31 Juli 2025 | 05:38 WIB

Opsi Menaikkan Tarif Ojol Bukan Solusi Kerek Pendapatan Mitra Aplikator

Simulasi menunjukkan bahwa pada skema potongan 15%, driver berpotensi meraih pendapatan bersih hingga Rp 122.187 per hari atau naik 15%,

Pabrik Smelter Nikel Mulai Berguguran
| Kamis, 31 Juli 2025 | 05:35 WIB

Pabrik Smelter Nikel Mulai Berguguran

Penurunan harga nikel global dan kelesuan permintaan dari China menekan bisnis smelter sehingga tutup operasional dan melakukan PHK

Klasifikasi Beras Bakal Dihapus Pemerintah
| Kamis, 31 Juli 2025 | 05:15 WIB

Klasifikasi Beras Bakal Dihapus Pemerintah

Pengamat menilai beras satu harga bukan sebuah solutif namun penghapusan HET beras premium tak masalah.

INDEKS BERITA