Produksi Tembaga Freeport dan Amman Turun, Ekspor Mineral Indonesia Ikut Menciut

Selasa, 12 Maret 2019 | 07:49 WIB
Produksi Tembaga Freeport dan Amman Turun, Ekspor Mineral Indonesia Ikut Menciut
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor mineral mentah tahun ini diproyeksikan menciut drastis lantaran terimbas penurunan produksi sejumlah produsen besar. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengestimasi volume ekspor mineral sepanjang tahun ini hanya 27,53 juta, atau merosot 46% dibandingkan target tahun lalu yang sebesar 51,26 juta.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak mengatakan, menyusutnya target tak lepas dari menurunnya produksi dari sejumlah perusahaan besar. Yunus mencontohkan, penurunan terjadi pada ekspor komoditas konsentrat tembaga.

Mengacu Rencana Kerja dan Anggara Biaya (RKAB), target produksi dua perusahaan terbesar di komoditas tersebut, yakni PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara merosot dibandingkan tahun lalu.

"Alasannya memang karena produksi sejumlah perusahaan besar, seperti produsen mineral tembaga, menurun berdasarkan dokumen RKAB perusahaan. Jadi, rencana produksi di dalam RKAB mereka memang turun," ungkap Yunus saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senin (11/3).

Selain karena produksi yang menurun, merosotnya volume ekspor mineral disebabkan faktor harga komoditas dan kondisi pasar. "Ada faktor market, harga komoditas di pasar global juga ikut mempengaruhi. Dengan pertimbangan ini, tentunya tidak bisa kita paksa untuk menggenjot produksi," ungkap dia.

Proyek smelter

Di sisi lain, rencana kegiatan ekspor juga berkenaan dengan perkembangan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter. Perusahaan yang mengajukan minatnya untuk membangun smelter tentu bisa mendapatkan persetujuan ekspor.

Asalkan progres pembangunan smelter perusahaan itu sesuai dengan rencana kerja yang diajukan per tahun. Namun, Kementerian ESDM enggan menjelaskan secara mendetail perusahaan mana saja yang memiliki progres dalam pembangunan smelter.

Yang terang, Kementerian ESDM mencatat, saat ini, sudah ada 25 smelter yang terbangun. Pemerintah pun menargetkan pada tahun 2022 nanti ada 36 smelter lagi yang bakal rampung.

Perinciannya, sebanyak 15 smelter nikel dengan kapasitas 48,65 juta ton, bauksit 15,87 juta ton, besi 6,56 juta ton, tembaga 4 juta ton, timbal 396.000 ton dan seng 5.000 ton.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, mengemukakan bahwa pembangunan seluruh smelter ditargetkan rampung pada tahun 2022 mendatang.

Ketua Indonesian Mining Institute (IMI), Irwandy Arif menilai, perlu upaya ekstra untuk mempercepat pembangunan smelter agar bisa mencapai target. Jika mengacu pengalaman, rata-rata hanya ada tiga unit smelter yang bisa beroperasi setiap tahun.

Jadi secara realistis, penambahan dalam tiga tahun ke depan hanya akan ada sembilan smelter. "Masih jauh dari target, kecuali ada akselerasi," ungkap dia.

Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I), Jonatan Handjojo bahkan agak pesimistis target pemerintah bisa tercapai. Sedikit menyindir, dia menilai, pemerintah tidak akan bisa menyelesaikan pengembangan 36 smelter dalam waktu tiga tahun.

Pasalnya, pengembangan satu smelter saja membutuhkan waktu penyelesaian pembangunan tiga tahun. "Itu sih khayalan pemerintah. Yang 27 smelter saat ini saja sudah ada yang tutup, kok," ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

PP Pesisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 08:00 WIB

PP Pesisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan

Diversifikasi usaha PPRE kini terfokus pada jasa pertambangan, yang telah menjadi penyumbang dominan terhadap pendapatan konsolidasi perusahaan

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:46 WIB

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru

Diskon tarif pesawat berlaku spesifik untuk tiket domestik kelas ekonomi untuk periode penerbangan 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%

Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan arus petikemas yang konsisten dari tahun ke tahun di seluruh lini operasi perusahaan.

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN

Danantara menargetkan pemangkasan jumlah BUMN dari ribuan entitas saat ini menjadi hanya ratusan dalam lima tahun ke depan.  

Ini Penyebab Trafik  21 Jalan Tol Sepi
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:41 WIB

Ini Penyebab Trafik 21 Jalan Tol Sepi

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengumumkan  terdapat 21 ruas tol yang masih sepi dengan trafik di bawah 50% dari target dalam PPJT

 Ramai-Ramai Mengawal Program Makan Bergizi
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:38 WIB

Ramai-Ramai Mengawal Program Makan Bergizi

Pemerintah akan merilis aturan tata kelola makan bergizi gratis yang melibatkan sejumlah instansi agar serapan anggaran optimal

Freeport akan Beli Konsentrat Tembaga dari Tambang Lain
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:33 WIB

Freeport akan Beli Konsentrat Tembaga dari Tambang Lain

Saat ini produksi tambang Freeport sudah dihentikan sementara, kurang lebih satu bulan, sebagai imbas dari insiden longsor.

Sumber Global Energy (SGER) Menjajaki Bisnis Smelter Nikel
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:30 WIB

Sumber Global Energy (SGER) Menjajaki Bisnis Smelter Nikel

Saat ini, SGER terus melakukan diversifikasi bisnis dengan menjajaki peluang di sektor smelter nikel dengan salah satu smelter di Indonesia

PANR Catat Kenaikan Permintaan Pariwisata
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:30 WIB

PANR Catat Kenaikan Permintaan Pariwisata

Pertumbuhan ini merupakan hasil dari partisipasi Panorama dalam sejumlah pameran pariwisata seperti WITF dan ITB Asia 2025 di Singapura.

Proyek DME Terganjal Keekonomian
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:26 WIB

Proyek DME Terganjal Keekonomian

Hanya saja, proyek hilirisasi DME ini sepi peminat. Tak banyak investor yang melirik lantaran biaya mahal

INDEKS BERITA

Terpopuler