Berita Bisnis

Prospek Cerah Industri Minerba, Kinerja MIND ID Moncer

Senin, 13 September 2021 | 06:00 WIB
Prospek Cerah Industri Minerba, Kinerja MIND ID Moncer

Reporter: Azis Husaini, Filemon Agung, Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Masa depan industri pertambangan minerba masih menjanjikan. Satu indikasinya, harga komoditas minerba kembali meningkat signifikan di tengah situasi ekonomi yang tak menentu akibat pandemi Covid-19. 

Berdasarkan harga patokan mineral yang dirilis Kementerian ESDM, harga nikel pada September tahun ini menembus US$ 19.239 per ton. Angka itu meningkat 17% dibandingkan awal Januari 2021 senilai US$ 16.451 per ton. 
 
Di periode yang sama, harga aluminium naik 27% menjadi US$ 2.557 per ton, harga tembaga naik 24% menjadi US$ 9.448 per ton. Kemudian harga batubara melonjak 100% menjadi US$ 150 per ton.
 
Pergerakan harga inilah yang membuat prospek industri pertambangan sangat cerah. Di saat yang sama, cadangan minerba di Indonesia cukup besar. Komoditas batubara memiliki cadangan 37,60 miliar, bijih tembaga 2,63 miliar ton, nikel 3,7 miliar ton, serta timah sebesar 1,2 miliar ton. 
 
Analis Samuel Sekuritas, Dessy Lapagu menilai, kenaikan harga komoditas batubara dan nikel didorong oleh pertumbuhan permintaan seiring perbaikan ekonomi di tengah pasokan dari negara produsen yang masih terdisrupsi (supply disruption). 
 
Gangguan pasokan ini sebagian besar terjadi lantaran produktivitas negara produsen yang menurun di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
 
“(Kenaikan harga batubara dan nikel) Mayoritas karena penurunan produktivitas pada pandemi 2020, dan butuh waktu untuk pick up pada tahun ini, butuh waktu lagi untuk bisa kembali ke level normal,” terang dia kepada KONTAN, kemarin (12/9).
 
Di sisa tahun berjalan ini, Dessy memperkirakan faktor yang sama, yakni kenaikan permintaan serta pasokan yang terdisrupsi, masih berpotensi menjadi pendorong uptrend harga batubara dan nikel. 
 
Proyeksinya, harga rata-rata batubara selama setahun penuh di tahun 2021 dan 2022 di level US$ 90 - US$ 100 per ton,  sementara harga rata-rata nikel di level US$ 18.200 - US$ 18.800 per ton. 
 
“Sentimen semester kedua tahun ini, kami memperkirakan masih sama. Dengan demikian, masih ada potensi uptrend,” tutur Dessy.
 
Di tengah kondisi demikian, perusahaan bisa mendorong produksi agar dapat memaksimalkan kinerja. Meski demikian, kata Dessy, strategi itu sebaiknya diiringi upaya menjaga margin untuk mempertahankan kinerja ketika harga dalam tren melemah.
 
Pelaku industri minerba pelat merah, yakni MIND ID (Holding BUMN Pertambangan) yang memiliki portofolio beragam jenis komoditas, meyakini kinerja mereka akan terus meningkat seiring penguatan harga komoditas. 
 
Di sisi lain, MIND berupaya terus memupuk cadangan tambang dengan memacu eksplorasi. CEO Group MIND ID, Orias Petrus Moedak mengungkapkan, pihaknya berharap laba bersih konsolidasi MIND ID menembus Rp 8 triliun pada tahun ini. 
 
Jumlah itu jauh melampaui estimasi awal yang berkisar Rp 2 triliun hingga Rp 4 triliun. “Jika cuaca baik, produksi baik, harga seperti sekarang, bahkan proyeksi laba bersih bisa sampai Rp 10 triliun. Tapi kita tidak perlu gegabah karena memang tambang ini sangat bergantung pada keadaan cuaca juga,” kata dia, belum lama ini.
 
Sepanjang semester I-2021, MIND ID sudah membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 39,2 triliun atau naik 34% dibandingkan realisasi semester I-2020 sebesar Rp 29,3 triliun.
 
Dari sisi bottom line, MIND ID mengantongi laba bersih Rp 4,7 triliun, berbalik dari periode sama tahun lalu yang tercatat rugi bersih Rp 1,8 triliun. "Kami berharap harga komoditas bisa terus menunjukkan tren positif diiringi situasi Covid-19 yang terus mereda," ungkap Orias.
 
Selain fokus pada bisnis hulu pertambangan, MIND ID menggarap sejumlah proyek hilirisasi di grup. "Perusahaan terus memonitor dan mendorong anggota Mind Id dalam menyelesaikan proyek strategis sesuai dengan milestone yang direncanakan dan disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19," kata Corporate Secretary MIND ID, Ratih Amri kepada KONTAN, kemarin.
 
Di tengah pelaksanaan program kerja dan proyek hilirisasi, Mind Id berkomitmen menjaga keberlanjutan industri tambang. Mereka berupaya memastikan sumber daya bahan baku dan energi dimanfaatkan secara efisien dan menghasilkan dampak lingkungan yang minimal sesuai aturan yang berlaku.
 
Cemerlangnya kinerja secara grup tercermin dari kinerja anggota MIND IND Group, PT Timah Tbk juga berhasil membalikan rugi menjadi laba. 
 
Pada semester I-2021 laba bersih TINS mencapai Rp 270 miliar, padahal di periode yang sama tahun lalu rugi Rp 390 miliar. Wibisono Direktur Keuangan TINS mengatakan, bahwa TINS terus berbenah memperbaiki kinerjanya pada semester pertama di tahun 2021. 
 
"Hal ini terlihat dari membaiknya performa finansial yang terus tumbuh," kata Wibisono. 
 
Sementara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil menorehkan kinerja moncer sepanjang semester I-2021. Emiten pertambangan batubara milik negara ini membukukan laba bersih senilai Rp 1,77 triliun, naik 38,04% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 1,28 triliun.
 
 Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie bilang untuk tahun ini produksi diharapkan mencapai 30 juta ton. Per semester I 2021 produksi PTBA mencapai 13,27 juta ton. Ditengah harga komoditas batubara yang terus meningkat, PTBA juga menargetkan ekspansi pasar global.
 
Adapun Antam belum merilis kinerja. Namun, Sekretaris Perusahaan ANTM Yulan Kustiyan, bilang volume penjualan hingga akhir tahun ini tidak sampai di bawah kisaran 22.000 kilogram (kg) emas. 
 
Target 22.000 kg emas lebih besar dari target awal. Di awal tahun, ANTM hanya menargetkan penjualan emas 18.000 kg.
 

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru