Prospek Emiten Bank Kecil Usai Rights Issue

Senin, 27 Desember 2021 | 04:05 WIB
Prospek Emiten Bank Kecil Usai Rights Issue
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perbankan gencar mencari pendanaan baru guna memperkuat permodalan pada tahun depan. Sejumlah emiten bank yang terdaftar di BEI tercatat menggelar penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Salah satunya ada PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) yang berencana menggelar rights issue tahun depan untuk memenuhi ketentuan modal minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasalnya, OJK mewajibkan bank harus penuhi ketentuan modal minimum Rp 3 triliun di 2022.

Untuk menambah modal menjadi Rp 3 triliun, BINA akan rights issue dengan target Rp 1 triliun. Sehingga modal BINA sampai akhir tahun 2022 akan menjadi Rp 3,3 triliun. Sebelumnya, bank milik Grup Salim ini menggelar rights issue dengan target Rp 1,18 triliun.

Baca Juga: Oversubscribed, Bank Neo Commerce (BBYB) Raup Dana Rp 2,5 Triliun dari Rights Issue

Selain itu ada beberapa saham emiten bank lain yang telah menggelar rights issue tahun ini. Di antaranya ada PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) yang akan menggelar rights issue dengan target sebesar Rp 2 triliun. 

Selain itu, ada PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang akan rights issue dengan merilis 1,92 miliar saham, setara 20,45% total saham. Harga pelaksanaan Rp 1.300, sehingga BBYB bisa mengantongi dana Rp 2,5 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas Lingga Pratiwi menilai, rights issue emiten bank ini terbilang menarik selama tujuannya bukan untuk membayar utang, tapi untuk memperkuat struktur permodalan dan modal belanja. 

Pantau kinerja

Sukarno Alatas, analis Kiwoom Sekuritas, juga menganggap rights issue bank-bank kecil ini menarik. "Secara valuasi saham bank kecil yang berencana menaikkan modal tentu menarik karena ada potensi valuasi jadi lebih tinggi, sehingga banyak yang melakukan buy," ujar dia. 

Baca Juga: Daftar 10 Rights Issue Jumbo Januari-September 2021, BBRI Masih Memimpin

Tapi Sukarno melihat kenaikan harga saham emiten bank kecil sudah terlampau tinggi. Lihat saja PT Allo Bank Tbk (BBHI) sepanjang tahun ini naik 4.291,53%. Ini membuat harga saham menjadi sangat mahal. 

Sukarno menilai, ke depan potensi saham bank digital belum ini bisa dibilang menguntungkan. Sebab saat ini pasar hanya bisa berasumsi saja, sementara kinerja emiten belum terbukti menghijau. "Prospeknya tahun depan emiten yang sudah naik tinggi agak riskan dan ada potensi profit taking. Karena takutnya euforia pasar sudah berakhir, jadi harap berhati-hati saja untuk saham bank digital," saran dia.

Lingga melihat prospek investasi saham emiten bank cukup bagus. Menurut dia, ke depan kualitas perbankan kecil akan semakin baik. Tapi dia menyarankan saat kenaikan harga terlalu masif, investor perlu melihat valuasinya apakah masih undervalued atau overvalued.

Lingga belum dapat memberikan rekomendasi saham-saham bank kecil yang menarik untuk dicermati. Ia menyarankan pelaku pasar tetap mencermati laporan keuangan emiten, dari sisi laba, biaya provisi, lalu aset seperti kredit macet, sebelum mengoleksi saham. 

Baca Juga: BSI (BRIS) Siapkan Aksi Korporasi Tahun Depan, Ini Rekomendasi Sahamnya         

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

INDEKS BERITA