Prospek Emiten Sektor CPO Kembali Meredup

Senin, 17 Desember 2018 | 07:53 WIB
Prospek Emiten Sektor CPO Kembali Meredup
[ILUSTRASI. Panen kelapa sawit]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi, Tane Hadiyantono, Willem Kurniawan | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin segar bagi industri perkebunan tak bertahan lama. Setelah pemerintah Indonesia melakukan relaksasi ekspor produk crude palm oil (CPO), sentimen lain yang berpotensi kembali menekan sektor ini kembali muncul.

Awal 2019, skema Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA) yang disepakati Malaysia dan India mulai berlaku. India akan menurunkan bea masuk impor CPO dari Malaysia dari sebelumnya 44% menjadi 40%. "Hal itu bakal berimbas pada ekspor CPO Indonesia," ujar analis Artha Sekuritas Juan Harahap, Minggu (16/12).
 
Terlebih, Indonesia merupakan salah satu eksportir CPO terbesar ke India. Penurunan bea masuk impor CPO dari Malaysia tersebut akan membuat CPO asal Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar India.
 
Tak tertutup kemungkinan volume ekspor CPO Indonesia tertekan oleh Malaysia. Sebab, berdasarkan perhitungan Kasan Muhri, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan, penurunan tarif yang mulai berlaku di 2019 tersebut bakal menaikkan volume ekspor Malaysia ke India sebesar 190.020 ton.
 
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) tak menampik, perjanjian kedua negara tersebut bisa menekan ekspor Indonesia. Oleh karenanya, GAPKI juga meminta pemerintah melobi India supaya persaingan menjadi lebih sehat.
 
Corporate Communication SSMS Andre Taufan juga tak menampik, kebijakan India berpotensi menekan kinerja perusahaan. Terlebih, 70% hasil produksi SSMS dalam dua bulan terakhir diekspor ke India dan China.
 
Andre berharap, kebijakan kepada Malaysia juga akan diikuti dengan kebijakan untuk Indonesia. "Jika tidak, persaingan jadi tidak kompetitif," imbuh dia.
 
Diversifikasi pasar
 
Meski begitu, SSMS tak mau terlena menunggu hasil lobi pemerintah. Sebab, manajemen emiten perkebunan ini melihat fluktuasi harga CPO masih berlanjut. Oleh karenaitu, SSMS juga menjajaki beberapa pasar baru selain India.
 
SSMS akan mulai melakukan roadshow ke sejumlah negara untuk mencari pasar ekspor baru. "Kami akan menjajaki Laos, Kamboja, Nepal, Myanmar, Uzbekistan, dan Bulgaria," ujar Andre. Sayang, dia belum bersedia memberikan gambaran berapa potensi pemasukan yang didapat dari pasar barunya ini.
 
Sementara, Juan mengatakan, ekspor ke pasar baru merupakan strategi yang paling efektif. Tapi, bakal lebih baik jika emiten perkebunan memiliki nilai tambah dari produknya. Nilai tambah itu terbukti ampuh menjaga kinerja keuangan dari terpaan fluktuasi harga CPO. "Bisa dengan tidak langsung menjual CPO, tapi menjualnya dalam bentuk minyak goreng seperti di beberapa emiten," jelas Juan.
 
Namun, strategi tersebut tidak memberi dampak instan. Juan melihat, selama penerapan kebijakan B20 belum maksimal, industri CPO dalam negeri rentan tertekan. Juan merekomendasikan hold untuk emiten CPO.
 
Juan memberi SSMS target harga Rp 1.300 per saham. Akhir pekan lalu, SSMS turun 5 poin ke level Rp 1.250 per saham.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA

Terpopuler