Prospek Emiten Telekomunikasi Tetap Bertaji di Tahun Ini

Kamis, 06 Januari 2022 | 04:45 WIB
Prospek Emiten Telekomunikasi Tetap Bertaji di Tahun Ini
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia ubah peta bisnis telekomunikasi di Indonesia. Meski peta persaingan berubah, tapi analis menilai prospek bisnis telekomunikasi masih moncer.

Itu sebabnya mengapa sejumlah aksi korporasi masih akan berlangsung. Sebut saja misalnya PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang berencana membeli saham PT Link Net Tbk.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, sektor telekomunikasi masih tetap menjadi daya tarik. Kata dia, konsumsi bisnis data masih tinggi karena semakin masifnya penggunaan internet.

Baca Juga: Ini Manfaat dari Merger Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia Bagi Pelanggan

Senada, analis Pilarmas Invesntindo Sekuritas Okie Ardiastama bilang, komitmen emiten telekomunikasi memperkuat permodalan, dapat mengerek industri telekomunikasi tumbuh 8%-12%. Kata Analis BCA Sekuritas Mohammad Fakhrul Arifin, sektor telekomunikasi menarik seiring era layanan 5G. "Terutama dari prominent players seperti EXCL dan PT Telkom Indonesia Tbk," kata Okie.

Secara fundamental, kinerja telekomunikasi bakal terus bertumbuh. ISAT misalnya, pasca merger bisa memiliki  dana yang lebih besar dan memudahkan ekspansi. Meski tingkat utang ISAT cukup tinggi dibanding kompetitor.

Lihat saja debt to equity ratio (DER) ISAT mencapai 287,65%, jika dibandingkan DER XL Axiata (EXCL) yang sebesar 246,01% dan DER Smartfren Telecom (FREN) 230,69%. Posisi DER terkecil tentu saja ditempati TLKM senilai 121,93%. Meski begitu, lanjut Sukarno, rasio utang ISAT akan menjadi lebih baik lagi. ISAT sendiri memiliki rasio price to book value (PBV) rendah dari rata-rata peers.

Kata Sukarno, kinerja EXCL tumbuh tipis dan rasio utang di atas rata-rata meski lebih bagus dibandingkan ISAT. " Secara valuasi pun (EXCL) lebih murah, tapi rasio ROE dan net profit margin rendah," papar Sukarno.

Untuk FREN, Sukarno menilai, kinerjanya lebih bagus dan rasio utang terendah kedua setelah TLKM. Tapi rasio utang FREN cenderung naik dan hal ini perlu diwaspadai.

Baca Juga: Berikut Daftar Manajemen Indosat Ooredoo Pasca Merger dengan Hutchison 3 Indonesia

Sukarno memilih EXCL karena ada potensi kenaikan lebih besar dan valuasi menarik. Pilihan selanjutnya ISAT dan TLKM. "Sementara FREN lebih ke spekulatif," ujar dia.

Okie menyarankan buy saham seperti TLKM dengan target harga Rp 4.650, ISAT Rp 7.475, dan EXCL Rp 3.380. Fakhrul rekomendasi buy EXCL dengan target Rp 3.800 dan TLKM di Rp 4.250. 

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026
| Jumat, 05 Desember 2025 | 15:00 WIB

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026

SMDR tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 4 triliun ayang dialokasikan untuk menambah kapal baru.

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian
| Jumat, 05 Desember 2025 | 14:00 WIB

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian

Target GTSI adalah juga mencari sumber pendapatan baru agar tidak tergantung dari LNG shipping dan FSRU.

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 12:50 WIB

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis

Pendapatan IMAS sampai dengan September 2025 ditopang dari PT IMG Sejahtera Langgeng senilai Rp 14,79 triliun atau tumbuh 15,46% YoY.

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?
| Jumat, 05 Desember 2025 | 10:03 WIB

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?

Dengan target transaksi harian hanya Rp 14,5 triliun, besaran dana untuk menyerap saham free float 15% sekitar Rp 203 triliun termasuk besar.

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:53 WIB

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi

Pergerakan saham teknologi ke depan akan jauh lebih selektif dan berbasis kinerja, bukan lagi sekadar euforia sentimen.

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

INDEKS BERITA

Terpopuler