Proyeksi Kurs Rupiah: Dikepung Sentimen Data Ekonomi Dalam Negeri

Jumat, 15 November 2019 | 07:42 WIB
Proyeksi Kurs Rupiah: Dikepung Sentimen Data Ekonomi Dalam Negeri
[ILUSTRASI. ]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang tidak sesuai ekspektasi membuat nilai tukar rupiah loyo. Kemarin, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,06% ke Rp 14.088 per dollar AS. Serupa, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga turun 0,11% menjadi Rp 14.098 per dollar AS.

Fikri C. Permana, Ekonom Pefindo, mengatakan, kurs dollar AS kembali menguat gara-gara perang dagang antara AS dan China semakin panas. Alhasil, mata uang emerging market melemah, termasuk rupiah.

Baca Juga: Pidato Trump berhasil menahan pelemahan dollar AS pagi ini

Sentimen negatif perang dagang masih bakal membayangi pergerakan rupiah hari ini. Selain itu, nilai tukar rupiah juga bakal dipengaruhi oleh rilis data ekonomi dari dalam negeri.

Saat ini, pelaku pasar juga menunggu rilis data neraca perdagangan periode Oktober. "Jika defisit neraca perdagangan kembali melebar, maka nilai tukar rupiah dapat melemah terbatas," kata Lukman Leong, Analis Valbury Asia Futures, kemarin.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Menunggu Neraca Dagang

Asal tahu saja, pada periode September lalu, neraca dagang Indonesia defisit US$ 160 juta. Berdasarkan polling yang dilakukan Reuters ke 13 ekonom, prediksi nilai tengah defisit neraca dagang periode Oktober akan mencapai US$ 280 juta.

Tetapi karena mata uang Garuda hampir menyentuh level Rp 14.100 per dollar AS, Lukman menilai ada potensi nilai tukar rupiah berbalik arah dan menguat. Lukman memprediksi pergerakan rupiah di akhir pekan ini ada di kisaran level Rp 14.050-Rp 14.125 per dollar AS. Sedangkan, Fikri menghitung, kurs rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 14.010-Rp 14.110 per dollar AS.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menggosok Laba dari Jasa Cuci Sepatu
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Menggosok Laba dari Jasa Cuci Sepatu

Peluang usaha cuci dan perawatan sepatu kian menjanjikan. Dengan tarif terjangkau dan adanya layanan antar jemput, omzet bisa berkilauan.

Berharap pada Pariwisata
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Berharap pada Pariwisata

Rilis kinerja ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) awal November lalu masih menyisakan kekhawatiran. Apa saja?

 
Tidak Ada Lagi Impor Sampah Plastik
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Tidak Ada Lagi Impor Sampah Plastik

Pemerintah bakal melarang impor sampah plastik mulai 2025.​ Berlaku untuk semua jenis sampah, termasuk yang terpilah.

Perencanaan Anggaran untuk Deteksi Dini Kanker
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Perencanaan Anggaran untuk Deteksi Dini Kanker

Merencanakan anggaran preventif kanker sejak dini penting untuk mengurangi risiko finansial. Simak saran perencanaan di sini!

Bisa Untung di Single Stock Futures (SSF), Meski Pasar Saham Loyo
| Minggu, 17 November 2024 | 05:21 WIB

Bisa Untung di Single Stock Futures (SSF), Meski Pasar Saham Loyo

Melalui Single Stock Futures (SSF), investor dapat menjaring cuan di semua siklus pasar. Simak cara memanfaatkannya! 

Sengkarut Tata Kelola di Balik Anomali Pasar Susu Sapi
| Minggu, 17 November 2024 | 05:15 WIB

Sengkarut Tata Kelola di Balik Anomali Pasar Susu Sapi

Impor bahan baku susu menjadi biang kerok produksi susu nasional tak pernah manis. Produksi susu peternak kalah saing dengan susu impor. Kenapa?

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR
| Sabtu, 16 November 2024 | 11:31 WIB

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR

Rata-rata bunga floating KPR bank besar masih tinggi kendati Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:58 WIB

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat

Kenaikan imbal hasil US Treasury berisiko membuat biaya utang pemerintah saat ini maupun ke depan menjadi lebih mahal

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:52 WIB

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 54 bulan berturut-turut

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:35 WIB

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer

Perjalanan karier Kariyanto Hardjosoemarto hingga menjadi Direktur di PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia

INDEKS BERITA

Terpopuler