PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk Bakal IPO, Kompetitor AGII di Tanah Borneo

Minggu, 22 Agustus 2021 | 14:05 WIB
PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk Bakal IPO, Kompetitor AGII di Tanah Borneo
[ILUSTRASI. Pekerja menyusun tabung LPG usai pengiriman di sebuah hotel, Jakarta, Kamis (22/3/2018). Produsen gas industri, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk berencana IPO pada September 2021 . KONTAN/Carolus Agus Waluyo]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jika tak ada aral melintang, pada 8 September 2021, penantang PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) bakal hadir di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ialah PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk, produsen gas industri yang berencana menggelar initial public offering (IPO).

Dari sisi ukuran, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk yang berbasis di Balikpapan, Kalimantan Timur, memang jauh lebih kecil dari Aneka Gas Industri. Total asetnya tahun lalu hanya sekitar Rp 195,25 miliar. Sementara AGII pada saat yang sama punya aset total mencapai Rp 7,12 triliun.

Namun Kalimantan, medan laga yang dipilih PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk, menyediakan pasar yang cukup oke. Setidaknya, sejauh ini Surya Biru Murni mampu merangkul sejumlah klien besar dari industri pertambangan, petrokimia, migas hingga perkapalan. Ambil contoh Adaro, Kideco, Pama Persada, Pupuk Kaltim, hingga Pertamina.

Betul, di pasar Borneo, Surya Biru Murni juga mesti berhadapan dengan pesaing kuat; Aneka Gas Industri, Samator Group dan PT Murni Gas Raya.
Namun, menurut manajemen Surya Biru Murni di dalam prospektus awal IPO, kompetitor mereka fokus dengan penjualan secara bulk size atau berupa liquid. Sementara Surya Biru Murni memfokuskan kegiatan penjualannya pada segmen tabung portabel yang berupa gas.  

"Hal ini dilakukan untuk memudahkan perseroan melakukan penetrasi pasar pada daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dengan kendaraan besar," tulis manajemen Surya Biru Murni, seraya memberi catatan tambahan, tidak menutup kemungkinan pihaknya juga akan mengembangkan pangsa pasar dalam bentuk liquid.

Baca Juga: Kisah Sukses Haji Sasa, Mantan Kuli Jadi Juragan Properti

Oh ya, Surya Biru Murni memproduksi dan menjajakan berbagai produk gas seperti asetilen, oksigen, nitrogen, argon, hingga hidrogen. Selain itu, perseroan juga menjajakan produk gas dari produsen lain kepada pelanggan seperti special gas

Soal kinerja keuangan, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk juga bukan perusahaan yang wah. Merujuk laporan keuangan per 31 Mei 2021 yang tidak diaudit, pendapatan usahanya bisa tumbuh +6,78% (yoy) menjadi sekitar Rp 32,19 miliar.

Namun laba bersih tahun berjalannya anjlok -75,24% (yoy) menjadi tinggal Rp 272,94 juta. Kenaikan beban gaji dan tunjangan sebesar 25,24% menjadi salah satu penyebabnya.

Penyebab utama yang lain, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk mesti membayar denda perkara sebesar Rp 1 miliar. 

Ini terkait vonis yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Balikpapan pada 22 Oktober 2020, yang memutuskan perusahaan itu bersalah melakukan tindak pidana menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan sebagaimana dimaksud pada Pasal 59 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk telah membayar denda perkara. Termasuk memulai upaya perbaikan dan penanganan lahan terkontaminasi limbah B3 residu karbit dan rencana pengangkutan limbah residu karbit selama tiga tahun.

Meski keuntungannya mini, setidaknya dalam tiga tahun terakhir (2018-2020), PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk konsisten menghasilkan laba. Sepanjang tahun lalu, laba bersih tahun berjalannya tumbuh +14,82% (yoy) menjadi sekitar Rp 5,30 miliar.

Halaman Selanjutnya

Ekspansi ditopang dana IPO >>>

Konsistensi dalam urusan menghasilkan laba seiring pendapatan usaha yang juga selalu mengalami pertumbuhan yang positif.

Kabar baiknya, manajemen PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk juga terus berupaya mengembangkan bisnisnya. Modalnya, ya, diperoleh dari dana investor publik yang dihimpun lewat IPO. Hajatan itu dibantu oleh KGI Sekuritas Indonesia yang berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Dari hajatan IPO, perseroan berpeluang memperoleh dana maksimal Rp 64,03 miliar. Ini sejalan dengan rencana melepas maksimal 278,4 juta lembar saham, setara dengan 29,99% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.

Sebanyak 46,42 juta lembar diantaranya dialokasikan untuk program Opsi Kepemilikan Saham kepada Karyawan dan Manajemen (Management and Employee Stock Option Plan/MESOP).

Nilai nominalnya Rp 100 per saham dan kisaran harga penawarannya antara Rp 180 hingga Rp 230 per saham.

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk juga berpeluang memperoleh fulus tambahan jika investor di pasar perdana mengkonversi waran yang diperolehnya.

Sebagai pemikat, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk memang bakal membagikan maksimal 46,4 juta Waran Seri I, setara 7,14% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Setiap investor yang membeli saham IPO, akan memperoleh waran seri I dengan perbandingan 6 saham IPO mendapat 1 waran seri 1.

Baca Juga: Segera Divestasi Saham, Ini Sejarah Bank Bumi Arta (BNBA) di Bawah Kendali Rachmat MS

Nah, sekitar 50% dana IPO akan dipakai untuk membeli lahan seluas 20,5 hektare (ha) di Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.

Tanah seharga Rp 23 miliar itu akan dibeli dari Effendi, Komisaris Utama PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. Pria 81 tahun lulusan Sekolah Rakyat, itu juga tercatat sebagai ultimate beneficial owner, atau pemegang saham pengendali PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk.

Lalu, 37% dana IPO dipakai untuk pengembangan pabrik dengan menambah tiga unit lorry tank, 50 tabung vgl oxygen dan investasi 5.000 tabung yang akan dibeli dari pihak ketiga.

Sisa dana IPO sekitar 13% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan seperti biaya langsung produksi, biaya overhead pabrik dan biaya distribusi produk Perseroan. 

Sayangnya, belum ada penjelasan yang terperinci soal dampak ekspansi dan pemanfaatan dana IPO terhadap kinerja perseroan ke depan.

Selanjutnya: Global Sukses Solusi Berencana IPO dengan Membidik Dana Rp 49,98 Miliar

 

Bagikan

Berita Terbaru

Bos INTP Memilih Instrumen Berisiko Rendah dalam Berinvestasi
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 03:45 WIB

Bos INTP Memilih Instrumen Berisiko Rendah dalam Berinvestasi

Bagi Christian Kartawijaya, berinvestasi adalah cara lain bagi dirinya untuk menabung dalam mempersiapkan diri di masa mendatang.

Sistem Pembayaran Era Baru Stablecoin
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 03:30 WIB

Sistem Pembayaran Era Baru Stablecoin

Walau diregulasi baik, stablecoin tetap membawa potensi disrupsi terhadap sistem keuangan tradisional.

Kepala BP Taskin: Pengentasan Kemiskinan Dibangun di Atas Dua Agenda
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 03:15 WIB

Kepala BP Taskin: Pengentasan Kemiskinan Dibangun di Atas Dua Agenda

Simak wawancara khusus KONTAN dengan Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko.

Ada Rojali dan Rohana di Balik Kemiskinan Perkotaan
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 03:00 WIB

Ada Rojali dan Rohana di Balik Kemiskinan Perkotaan

Angka kemiskinan di perkotaan naik, setelah dalam tren penurunan sejak Maret 2023. Persentasenya jadi 6,73%. ​

Kinerja Erajaya Swasembada (ERAA) Masih Terus Ditopang Produk Premium
| Sabtu, 02 Agustus 2025 | 18:11 WIB

Kinerja Erajaya Swasembada (ERAA) Masih Terus Ditopang Produk Premium

Kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) terkerek berkat kehadiran gadget iPhone seri 16 yang masuk ke Indonesia pada April 2025.

Prospek TBIG Masih Datar, Pertumbuhan Bakal Tertahan di Semester II-2025
| Sabtu, 02 Agustus 2025 | 15:00 WIB

Prospek TBIG Masih Datar, Pertumbuhan Bakal Tertahan di Semester II-2025

Pertumbuhan di semester II-2025 dan tahun depan berpotensi melambat karena adanya proses integrasi jaringan XLS dan relokasi situs.

Profit 25,30% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang Tinggi (2 Agustus 2025)
| Sabtu, 02 Agustus 2025 | 13:24 WIB

Profit 25,30% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang Tinggi (2 Agustus 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 1 Agustus 2025 di Logammulia.com Rp 1.948.000 per gram, harga buyback Rp 1.793.000 per gram.

KKR Kembali Dikabarkan Mau Hengkang dari Nippon Indosari Corpindo (ROTI)
| Sabtu, 02 Agustus 2025 | 13:00 WIB

KKR Kembali Dikabarkan Mau Hengkang dari Nippon Indosari Corpindo (ROTI)

ROTI belum menerima informasi mengenai rencana konkret KKR sehubungan dengan rencana divestasi kepemilikan sahamnya di ROTI.

Pemangkasan Tantiem Direksi dan Komisaris Bikin Beban Emiten BUMN Lebih Ringan
| Sabtu, 02 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Pemangkasan Tantiem Direksi dan Komisaris Bikin Beban Emiten BUMN Lebih Ringan

Pemangkasan tantiem untuk direksi dan komisaris BUMN bisa berdampak positif ke kinerja keuangan emiten BUMN

Kinerja Emiten Grup Indofood Semakin Yahud
| Sabtu, 02 Agustus 2025 | 08:54 WIB

Kinerja Emiten Grup Indofood Semakin Yahud

INDF mencatatkan kenaikan penjualan neto sebesar 4% menjadi Rp 59,84 triliun per semester I-2025 dibandingkan Rp 57,30 triliun tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler