Rencana Inggris untuk Mengharuskan Big Four Berbagi Tugas Audit Menuai Tantangan

Rabu, 16 Juni 2021 | 20:06 WIB
Rencana Inggris untuk Mengharuskan Big Four Berbagi Tugas Audit Menuai Tantangan
[ILUSTRASI. Layar perdagangan saham di London Stock Exchange in London, Inggris, 17 Juni 2019. REUTERS/Henry Nicholls/Pool]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. Rancangan aturan mengenai audit dan pengoperasian perusahaan yang disusun  regulator di Inggris menuai tantangan. Penolakan berpusat di aturan yang memaksa perusahaan di Inggris untuk membagi tugas audit pada kantor akuntan yang masuk dalam kategori Big Four, dan kantor akuntan yang berskala menengah.

Setelah peritel BHS dan developer Carillion tersungkur, regulator yang didukung Pemerintah Inggris menggelar pengkajian atas sejumlah aturan. Hasilnya? Rekomendasi yang berisikan 155 perubahan pada aturan audit dan tata laksana perusahaan.

Pemerintah menyelipkan banyak rancangan perubahan sebelum calon beleid itu menjalani  konsultasi publik pada Juli mendatang. “Dan beberapa perubahan telah memicu respons besar,” kata Jon Thompson, kepala eksekutif Dewan Pelaporan Keuangan, yang mengatur auditor dan tata kelola perusahaan di Inggris.

Baca Juga: Pemerintah berencana menerapkan kebijakan alternative minimum tax, begini kata Kadin

Satu proposal yang menuai suara kontra adalah auditor yang termasuk dalam kelompok Big Four, seperti EY, KPMG, Deloitte, atau PwC, harus membagi sebagian kecil tugas audit yang signifikan ke kantor akuntan yang lebih kecil, seperti seperti Mazars, Grant Thornton, atau BDO. Tujuan pembagian itu adalah meningkatkan persaingan di antara kantor akuntan publik.

Thompson mengatakan ada banyak pertanyaan tentang mekanisme pembagian kerja. Misal, siapa yang melakukan apa dan bagaimana memastikan kualitas audit ketika dua auditor terlibat.

"Ada banyak yang menganggap audit bersama yang dikelola mungkin tidak dapat diterapkan di Inggris. Dan sebaliknya mereka sangat menyukai ide kapitalisasi pasar ini," kata Thompson dalam sebuah acara yang diadakan oleh sebuah organisasi profesi akuntansi.

Baca Juga: Oil trades at multi-year highs on demand expectations

London mengusulkan jika audit bersama gagal bekerja, regulator akan memberlakukan pembatasan pada pangsa pasar Big Four.

Ada juga beberapa kegelisahan tentang pemberlakuan aturan yang mirip dengan ketentuan  Sarbanes-Oxley (SOX) di Amerika Serikat. Aturan yang ketat itu mengharuskan direksi perusahaan untuk secara pribadi membuktikan bahwa kontrol internal cukup kuat untuk memastikan laporan keuangan yang andal untuk menghentikan penipuan.

Banyak penentang calon aturan yang menyebut pemberlakuan ketentuan semacam itu akan menyurutkan niat orang menjadi direktur non-eksekutif. Namun, Thompson menilai prediksi semacam itu berlebihan. "Apa yang mungkin terjadi adalah beban beberapa rekan kami yang kini berlebihan akan berkurang, hingga mereka bisa lebih fokus,” ujar dia.

Selanjutnya: Saham CPO Ikut Tergerus Penurunan Harga Komoditas

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

UNTR Berisiko Menghadapi Low Cycle, Diversifikasi ke Emas dan Nikel Masih Menantang
| Kamis, 20 November 2025 | 14:00 WIB

UNTR Berisiko Menghadapi Low Cycle, Diversifikasi ke Emas dan Nikel Masih Menantang

Prospek bisnis United Tractors (UNTR) diprediksi menantang hingga 2026, terlihat dari revisi proyeksi kinerja operasional.

Neraca Pembayaran Q3-2025 Defisit US$ 6,4 Miliar, Tertekan Arus Keluar Dana Asing
| Kamis, 20 November 2025 | 11:07 WIB

Neraca Pembayaran Q3-2025 Defisit US$ 6,4 Miliar, Tertekan Arus Keluar Dana Asing

Defisit NPI Indonesia berlanjut tiga kuartal berturut-turut. Transaksi berjalan surplus didorong ekspor nonmigas, namun modal finansial defisit.

Belanja Beberapa Lembaga & Kementerian Masih Seret
| Kamis, 20 November 2025 | 09:53 WIB

Belanja Beberapa Lembaga & Kementerian Masih Seret

Realisasi anggaran tiga K/L tercat baru mencapai sekitar 60% dari pagu                              

Wamenkeu Ikut Koordinasi Fiskal Moneter
| Kamis, 20 November 2025 | 09:45 WIB

Wamenkeu Ikut Koordinasi Fiskal Moneter

Kementerian Keuangan akan turut hadir dalam setiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan yang digelar Bank Indonesia

Setoran Pajak Masih Loyo, Target Berisiko Jebol
| Kamis, 20 November 2025 | 09:27 WIB

Setoran Pajak Masih Loyo, Target Berisiko Jebol

Hingga akhir Oktober 2025, realisasi penerimaan pajak tercatat masih terkontraksi 3,92%                         

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?
| Kamis, 20 November 2025 | 08:15 WIB

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?

Kinerja MBSS diprediksi membaik dengan penambahan kapal. Diversifikasi ke nikel dan utilisasi armada jadi sorotan.

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik
| Kamis, 20 November 2025 | 07:50 WIB

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik

Seiring rencana akuisisi dan pendirian anak usaha, ekspektasi terhadap saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tetap terjaga. 

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham
| Kamis, 20 November 2025 | 07:34 WIB

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham

Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji dampak penerapan redenominasi rupiah terhadap perdagangan saham.

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat
| Kamis, 20 November 2025 | 07:33 WIB

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat

Mulai tahun buku 2024, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA( telah menaikkan dividend payout ratio (DPR) menjadi 60%.

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium
| Kamis, 20 November 2025 | 07:32 WIB

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium

PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) akan mengoperasikan smelter aluminium fase pertama berkapasitas 500.000 ton per tahun

INDEKS BERITA

Terpopuler