Rencana Penggabungan BUMN di Jasa Penerbangan Mulai Mengudara

Senin, 08 April 2019 | 06:55 WIB
Rencana Penggabungan BUMN di Jasa Penerbangan Mulai Mengudara
[]
Reporter: Sinar Putri S.Utami, Vendi Yhulia Susanto | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Jumlah holding untuk badan usaha milik negara (BUMN) bakal bertambah. Setelah membentuk holding BUMN di sektor pertambangan, perkebunan, dan perumahan, pemerintah berniat menggabung BUMN penyedia jasa penerbangan di bawah satu perusahaan induk.

Menteri BUMN Rini Soemarno menerangkan, BUMN penerbangan yang akan bergabung di holding tersebut terdiri dari PT Angkasa Pura I (AP I), PT Angkasa Pura II (AP II) dan PT Garuda Indonesia. "Kami analisa sekarang perusahaan holding membawahi AP I dan II dan juga operasi transportasi yang lain seperti Garuda," jelas Rini akhir pekan lalu.

Menteri BUMN menganggap pembentukan holding ini penting agar perusahaan pelat merah di sektor penerbangan bisa bersinergi. Holding diharapkan bisa menghemat biaya serta mempermudah pengembangan bisnis. Meski begitu, Rini mengaku masih mengkaji siapa yang akan dijadikan sebagai induk dalam grup penerbangan tersebut.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menyebut, pembahasan mengenai rencana pembentukan holding BUMN penerbangan ini sifatnya masih sangat awal. "Sudah ada pembahasan tapi masih awal," katanya kepada KONTAN.

Aloysius memastikan, pembentukan holding akan memungkinkan BUMN yang memiliki bisnis sama terhindar dari menanggung double cost. Seperti terjadi pada holding migas. Untuk memenuhi kebutuhan alat berat sebetulnya masih bisa saling pinjam antar BUMN, jika membutuhkan, sehingga tidak perlu masing-masing harus punya sendiri.

Vice President Corporate Communocation AP II Yado Yarismano juga menyatakan sudah mengetahui rencana pemerintah untuk membentuk holding BUMN ini. Bahkan, sudah ada beberapa kali rapat untuk membahas hal ini. "Sudah ada beberapa kali rapat tapi masih awal," tutur dia kepada KONTAN.

Begitu juga dengan Sekretaris Perusahaan AP I Handy Heryudhitiawan yang menyatakan sudah mengetahui siapa saja saja calon-calon perusahaan BUMN di holding ini. "Dari kami lebih mengikuti proses saja," katanya.

Yang jelas, holding ini bertujuan agar pengembangan di sektor penerbangan itu bisa lebih terstruktur dan fokus. Apalagi, saat ini pemerintah memiliki fasilitas-fasilitas untuk meningkatkan aksesbilitas, terutama di bandara. Fasilitas yang saat ini sudah terintegrasi, mulai dari kereta bandara, skytrain, Airport Operation Command Center (AOCC) dan Sub Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 KV, serta Power Station 2 dan 3.

Anggota Komisi VI Abdul Wachid berpendapat, Kementerian BUMN seharusnya tidak perlu merencanakan holding BUMN penerbangan di tengah keadaan saat ini. "Bu Menteri seharusnya tahu, penerbangan masih menjadi sorotan karena harga tiket mahal dan utang Garuda belum terselesaikan," jelas Abdul.

Karena itu, daripada membentuk holding BUMN, Abdul menyarankan pemerintah fokus mengatasi masalah mereka. Misalnya kenaikan harga tiket penerbangan, hingga polemik bagasi berbayar. Lalu, ada kasus utang Merpati Airline dengan para pegawainya juga saat ini masih belum selesai. "Fokus ke sana dulu saja," tukas Abdul.

Bagikan

Berita Terbaru

Penetapan UMP 2026: Pengusaha Teriak, Buruh Menggugat
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 19:15 WIB

Penetapan UMP 2026: Pengusaha Teriak, Buruh Menggugat

Serikat pekerja akan menggugat kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2026 di DKI Jakarta ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Kewajiban B50 Menjadi Dasar Ekspansi Lahan Baru Kebun Kelapa Sawit
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 19:05 WIB

Kewajiban B50 Menjadi Dasar Ekspansi Lahan Baru Kebun Kelapa Sawit

Sawit Watch mencium aroma ekspansi lahan secara massif, di balik ambisi pemerintah membidik implementasi B50 pada pertengahan 2026.

Kisah Sukes Danang Setyawan Berbisnis Wedangan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 18:41 WIB

Kisah Sukes Danang Setyawan Berbisnis Wedangan

Profil tempat kongkow Jahe Rempah Mbah Tolok, kedai minuman tradisional berbasis jahe asal Kudus, Jawa Tengah.

Peluang serta Tantangan Bisnis Waralaba Tanpa Gerai Fisik
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 18:10 WIB

Peluang serta Tantangan Bisnis Waralaba Tanpa Gerai Fisik

Peluang utama dari waralaba tanpa outlet terletak pada pengelolaan struktur biaya. Tanpa biaya sewa yang mahal, titik impas bergeser lebih cepat.

Pemerintah Cairkan Rapel THR dan Gaji ke-13 Bagi Guru dan ASN di Daerah
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:54 WIB

Pemerintah Cairkan Rapel THR dan Gaji ke-13 Bagi Guru dan ASN di Daerah

Menkeu menetapkan tambahan Dana Alokasi Umum (DAU) demi menuntaskan pembayaran THR dan gaji ke-13 bagi guru ASN daerah.

Lonjakan Investor Dorong Perkembangan Bisnis Kustodian Bank
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:36 WIB

Lonjakan Investor Dorong Perkembangan Bisnis Kustodian Bank

BCA menilai, pertumbuhan asset under custody (AUC) mencerminkan prospek positif bisnis bank kustodian didorong kesadaran masyarakat berinvestasi.

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:10 WIB

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan

MPXL bakal mengoptimalkan strategi diversifikasi bisnis, termasuk dengan pengembangan angkutan komoditas.

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:09 WIB

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap

Kanwil LTO membidik 35 wajib pajak konglomerat dengan tunggakan Rp 7,52 triliun​                    

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan

Setiap pemeluk agama yang ada di negeri ini perlu untuk menyuguhkan kebajikan agar menjadi pesona dunia.

Suri Tauladan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Suri Tauladan

Pemberian pinjaman dari Danantara ke Krakatau Stell harusnya mengekor ke Biofarma dan Indofarma perihal info tenor dan suku bunga pinjaman.

INDEKS BERITA

Terpopuler