Rencana Penurunan Tarif Batas Atas Penerbangan Berjadwal Menuai Polemik

Sabtu, 11 Mei 2019 | 11:41 WIB
Rencana Penurunan Tarif Batas Atas Penerbangan Berjadwal Menuai Polemik
[]
Reporter: Andy Dwijayanto, Harry Muthahhari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keluhan konsumen terhadap mahalnya tarif tiket pesawat semakin menjadi-jadi. Maklum, lonjakan harga tiket menjelang libur Lebaran membuat masyarakat semakin terbatas memilih moda transportasi saat mudik alias pulang kampung.

Sadar akan keresahan di masyarakat, pekan lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berjanji bakal menurunkan tarif batas atas (TBA) untuk penerbangan berjadwal sebagai upaya memaksa maskapai menurunkan tarif. Rencananya, TBA bakal dipangkas sebesar 15%.

Tapi, rencana itu mendapat perlawanan. Indonesia National Air Carrier Association (Inaca) keberatan dengan langkah pemerintah itu.

Ketua Penerbangan Berjadwal Inaca Bayu Sutanto bilang, semestinya pemerintah tidak menurunkan TBA. Alasannya, harga avtur dan kurs dollar AS masih tinggi. "Artinya, biaya komponen operasional maskapai sedang meningkat saat ini," katanya, Jumat (10/5).

Menurut Bayu, harga tiket juga dipengaruhi oleh supply and demand yang dinamis. Karena itu, pemerintah harus melihat sisi lain dalam mekanisme penetapan TBA pada Peraturan Menteri No..20/2019 dan prinsip keadilan bagi maskapai dan masyarakat.

Maskapai juga bereaksi. Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Saul mengklaim, ada potensi pengurangan pendapatan maskapai hingga 10%–15% jika TBA diturunkan 15%. "Kalau rugi, ya kami akan tutup, tapi kalau untung, jalan terus," ujarnya.

Maskapai AirAsia Indonesia memilih mencermati perkembangan, tapi siap menjalankan kebijakan pemerintah. "Kami tunggu saja keputusannya. Ini, kan, baru wacana. Sabar saja," jelas Dendy Kurniawan, CEO AirAsia Indonesia.

Tapi, anggota Ombudsman Alvin Lie berpendapat lain. Penurunan TBA bakal mendorong maskapai lebih ngirit dalam pengeluaran. "Kemungkinan akan menutup atau mengurangi layanan ke bandara yang penumpangnya sedikit," sebutnya. Karena itu, maskapai bisa fokus dan berkompetisi pada rute penerbangan yang ramai.

Djoko Setijowarno, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, mengingatkan, wacana penurunan TBA boleh saja dilakukan, asal pemerintah bisa menjamin operator penerbangan tetap mengutamakan keselamatan penumpang. "Jangan sampai penurunan tarif mengurangi tingkat keselamatan," tukasnya.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Investor Asing Tertarik Masuk, Harga Saham DADA Naik di Tengah Aksi Jual Pengendali
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 20:28 WIB

Investor Asing Tertarik Masuk, Harga Saham DADA Naik di Tengah Aksi Jual Pengendali

Sejak April hingga pertengahan Agustus 2025, PT Karya Permata Inovasi Indonesia terus-menerus menjual saham DADA.

PIK 2 Bakal Private Placement Rp 300 Miliar, Harga Saham PANI Malah Terkoreksi
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 19:58 WIB

PIK 2 Bakal Private Placement Rp 300 Miliar, Harga Saham PANI Malah Terkoreksi

Marketing sales PANI bakal turun 42% YoY menjadi Rp 3,5 triliun akibat siklus perlambatan di pasar properti.

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 12:24 WIB

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun

Kabar mengenai Patriot Bond Danantara pertama kali terungkap lewat akun instagram pribadi Tantowi Yahya (@tantowiyahyaofficial) tanggal 23 Agustus

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:47 WIB

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)

Penjualan nikel saprolit akan memberikan tambahan pendapatan potensial sekitar US$ 56 juta di paruh kedua 2025.

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:41 WIB

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025

Industri bank kustodian di Indonesia dapat belajar dari negara yang lebih maju seperti India dan Vietnam. 

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:43 WIB

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole

Berdasar rata-rata target harga berdasarkan konsensus analis, potensi kenaikan harga saham TLKM sudah terbatas.

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:12 WIB

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?

Masuknya Grup Djarum membuka peluang bagi RS Hermina (HEAL) untuk menggarap ratusan ribu karyawan yang berada di bawah konglomerasi tersebut.

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:54 WIB

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap

Anggaran tahun depan dipatok Rp 525 triliun, naik signifikan 46,65% dibanding 2025 yang sebesar Rp 358 triliun.

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:42 WIB

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan

Sepanjang Agustus 2025 berjalan, investor asing institusi lebih banyak menjual saham EMTK ketimbang akumulasi.

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan

Meski belanja perpajakan digelontorkan, kinerja industri pengolahan justru semakin menunjukkan tanda-tanda kelesuan. 

INDEKS BERITA

Terpopuler