Restrukturisasi Utang, SULI Kembali Konversi Obligasi Jadi 327,18 juta Saham

Senin, 25 Maret 2024 | 05:58 WIB
Restrukturisasi Utang, SULI Kembali Konversi Obligasi Jadi 327,18 juta Saham
[ILUSTRASI. Aktivfitas karyawan di pabrik pengolahan kayu PT SLJ Global Tbk (SULI). DOK/SULI]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT SLJ Global Tbk (SULI) kembali melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (.PMTHMETD)  berupa konversi utang menjadi obligasi wajib konversi (OWK). Pada konversi OWK kali ini, SULI akan melakukan konversi untuk 1  kreditur, yakni PT Putra Buana Indonesia Wood Industry.

Jumlah saham yang akan dikonversi kepada PT Putra Buana Indonesia Wood Industry yakni sebesar 327,18 juta saham. Aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu  tersebut akan dilaksanakan pada harga pelaksanaan Rp 150 per saham.

Berdasarkan perjanjian konversi utang menjadi saham No. 05/SLJ/CL/JKT/IX/2023 tanggal 13 Oktober 2023, SULI dan PT Putra Buana Indonesia sepakat melakukan konversi utang menjadi saham sebesar Rp49,077 miliar.  Bagian utang ini diklasifikasikan ke pos utang usaha  pemasok lokal pada laporan keuangan SULI.

Per 30 September 2023, emten produsen olahan kayu ini memiliki total utang usaha US$ 19,62 juta, dengan US$ 16,71 juta diantaranya merupakan utang usaha kepada pemasok lokal dengan denominasi rupiah. Sisanya sebanyak US$ 1,80 juta merupakan utang kepada pemasok asing dengan mata uang dolar AS.

Adapun PMTHMETD ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi keuangan sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 14/2019 Pasal 3 huruf a jo. Pasal 8B huruf c. PMTHMETD dalam rangka memperbaiki posisi keuangan dapat dilakukan sepanjang perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo kepada kreditur yang tidak terafiliasi.

Baca Juga: Masa Transisi Ekonomi & Politik, Risiko Investasi Naik

Sebagai kilas balik, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar 30 November 2023, SULI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,13 miliar saham baru dalam rangka konversi utang. Sebanyak 7 kreditur telah memberikan persetujuan konversi utang.

Pada 21 Februari 2024, SULI telah melaksanakan konversi untuk 5  kreditur. Kelima kreditur tersebut, pertama yakni Mataram Limited Pte, Ltd sebesar 554,04 juta saham. Kedua, atas nama Tuan Hui Pak Kong sebesar 104,73 juta saham. Ketiga, PT Borneo Karya Persada sebesar 286,66 juta saham.

Keempat, kreditur atas nama  PT Sani Mardani Resources sebesar 84,50 juta saham. Kelima,  PT Pelayaran Sentra Arung Makmur sebesar 296,52 juta saham.

Setelah pelaksanaan private placement, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor SULI akan meningkat dari semula 5,4 miliar saham menjadi sebanyak 5,73 miliar saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:04 WIB

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%

Data terbaru Mandiri Spending Index mengindikasikan belanja masyarakat hingga 8 Desember 2024 terkerek momentum Nataru

INDEKS BERITA

Terpopuler